Senin, 28 Mei 2018

PERCOAAN mekanisme kerja etilen


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang
Hormon merupakan salah satu zat pengatur tumbuh pada tanaman. Pada tanaman dikenal dengan beberapa hormon yang berperan dalam siklus hidupnya. Salah satu contohnya yaitu hormon etilen  atau gas etilen yang berperan dalam proses pematangan buah. Menunggu buah matang di pohon sangat memerlukan waktu lama, oleh sebab itu beberapa petani mencari alternatif khusus agar pematangan buah dapat berjalan dengan cepat dan serempak. Seiring berkembangnya zaman, banyak petani yang memanfaatkan gas etilen yang berasal dari “karbit” untuk memeram buah agar matang secara serempak. Hal ini jelas terbukti dan telah umum dimanfaatkan oleh petani buah, namun ada salah satu cara yang mudah untuk mempercepat pematangan buah. Menyimpan buah tomat yang matang bersama buah tomat yang masih mentah atau belum masak akan mempercepat proses pematangannya. Dengan melihat hal ini peneliti merasa tertarik untuk melakukan percobaan dengan menggunakan buah klimaterik dan buah non klimaterik untuk melihat perbedaan proses pematangan buah. Sehingga dalam percobaan ini akan digunakan contoh buah klimaterik yaitu apel yang telah masak atau ranum dan buah non klimaterik contohnya yaitu jeruk. Dari kedua buah ini akan dilihat perbedaan kecepatan pematangan buahnya, buah uji yang akan digunakan yaitu pisang.
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Topik
Aplikasi buah klimaterik dan nonklimaterik dalam proses pematangan buah.
B.  Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini yaitu untuk mengetahui mekanisme kerja etilen pada buah klimaterik dan nonklimaterik.
C.  Waktu Eksperimen
Waktu pelaksanaan :  Sabtu, 21 mei 2016 – Selasa, 24 Mei 2016-05-24
Tempat Pelaksanaan : Liman Benawi, Trimurjo.

D.  Landasan Teori
Setyadjit (2012:28) menyatakan bahwa
Etilen merupakan hormon tanaman yang mempunyai efek merangsang proses kematangan buah, tetapi juga berpengaruh mempercepat terjadinya senesen pada sayur, bunga polong dan tanaman hias lain. Penggunaan gas etilen pada tanaman mempunyai pengaruh yang sama dengan etilen di tanaman. Pengaruh etilen merangsang pematangan pada buah klimaterik, dan membuat terjadinya puncak produksi etilen seperti pada buah non-klimakterik. Daya simpan buah akan menurun dengan adanya pengaruh etien. Pengaruh buruk etilen pada sayur umumnya adalah mempercepat timbulnya gejala kerusakan seperti bercak-bercak coklat pada daun letus. 



Made (2001:4) menyatakan bahwa etilen adalah senyawa organik hidrokarbon paling sederhana (C2H4) berupa gas berpengaruh terhadap proses fisiologis tanaman. Etilen dikategorikan sebagai hormon alami untuk penuaan dan pemasakan dan secara fisiologis sangat aktif dalam konsentrasi sangat rendah .
Abihasbi (2013) menyatakan bahwa
Buah-buahan klimaterik yang sudah mature, selepas dipanen, secara normal memperlihatkan suatu laju penurunan pernafasan sampai tingkat minimal, yang diikuti oleh hentakan laju pernafasan yang cepat sampai ke tingkat maksimal, yang disebut puncak pernafasan klimaterik. Pada buah-buahan non klimaterik terjadi hal yang berbeda artinya tidak memperlihatkan terjadinya hentakan pernafasan klimaterik.

Wilyanvan (2015) menyatakan bahwa
Klimaterik merupakan fase peralihan dari proses pertumbuhan menjadi layu, meningkatkan respirasi tergantung pada jumlah etilen yang dihasilkan serta meningkatnya sintesis protein dan RNA. Dengan kata lain klimaterikditandai dengan peningkatan CO2 secara mendadak.klimaterik juga diartikan sebagai keadaan auto stimulation dalam buah sehingga buah menjadi matang yang disertai dengan adanya peningkatan respirasi.

Kamusq (2014) menyatakan bahwa
buah klimaterik yaitu buah yang setelah dipanen dapat menjadi matang hingga terjadi pembusukan. Contohnya pisang, pepaya, mangga, jambu biji dan apel. Buah non-klimaterik yaitu buah yang setelah dipanen tidak akan mengalami proses pematangan tetapi langsung ke arah pembusukan. Contohnya semangka, nanas, anggur, dan jambu air.


E.  Alat dan Bahan
1.      Alat                               
a.       Kantung plastik           
b.      kamera
2.      Bahan
a.       Apel
b.      Pisang yang belum terlalu masak
c.       Jeruk
d.      Tomat

F.   Cara Kerja
1.      Menyiapkan seluruh alat dan bahan
2.      Memasukkan pisang yang belum terlalu matang dan buah apel kedalam plastik.
3.      Mengikat kentung plastik sedemikian rupa dengan menyisakan sedikit celah udara.
4.      Menyimpan kantung plastik berisi buah apel dan pisang selama beberapa hari.
5.      Melakukan pengamatan pada hari ke-1, ke-2 dan ke-3, mengecek keranuman buahnya dan  kemudian mendokumentasikannya.
6.      Melakukan hal yang sama dengan mengganti buah apel dengan buah jeruk.







G. Data Hasil Pengamatan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat data dalam bentuk tabel seperti berikut ini :
No
Waktu
Gambar
Keterangan
Apel
Jeruk
1
Sabtu
21 mei 2016


Buah pisang masih dalam keadaan setengah matang
2
Minggu
22 Mei 2016
Buah pisang + apel mulai ada perubahan
Buah apel + pisang tidak menunjukkan adanya perubahan
3
Senin
23 Mei 2016
Buah pisang + apel matang dan adanya warna coklat kehitaman
Buah pisang + jeruk keadaanya masih sama seperti sebelumnya
4
Selasa
24 mei 2016
Buah pisang + apel hampir seluruhnya berubah menjadi hitam, buah pisang + jeruk bercak coklat yang timbul hanya sedikit



H.  Pembahasan

Hormon etilen merupakan senyawa hidrokarbon tidak jenuh yang pada suhu kamar berbentuk gas. Etilen dapat dihasilkan oleh jaringan tanaman hidup, pada waktu-waktu tertentu tanaman ini dapat menyebabkan terjadinya perubahan penting dalam proses pertumbuhan dan proses pematangan hasil-hasil pertanian. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa buah pisang yang lebih cepat masak adalah buah pisang yang disimpan dengan buah apel, sedangkan buah pisang yang disimpan bersamaan dengan buah jeruk tidak menunjukkan adanya perubahan. Pematangan pada buah pisang ini dipicu karena adanya gas etilen yang dilepaskan oleh buah apel.
Buah akan cepat masak apabila disimpan dalam kantung plastik, hal ini karenakan gas etilen yang berasal dari buah apel terkumpul didalam plastik dan memicu pematangan buah pisang. Mekanisme pematangan buah ini terjadi karena gas etilen berdifusi kedalam ruang-ruang antar sel didalam buah yang kemudian akan menyebabkan terjadinya perombakan atau pemecahan klorofil, sehingga buah hanya memiliki xantofil dan karoten. Hal inilah yang menyebabkan buah yang awalnya berwarna hijau berubah menjadi jingga kemerahan atau bahkan merah.
Buah pisang yang disimpan bersama buah jeruk proses pematangannya tidak secepat buah pisang yang disimpan bersama buah apel. Hal ini dikarenakan buah jeruk termasuk buah non klimaterik, sedangkan apel adalah buah klimaterik. Buah klimaterik, yaitu buah yang setelah di panen dapat menjadi matang hingga terjadi pembusukan, sedangkan buah non klimaterik, yaitu buah yang setelah di panen tidak akan mengalami proses pematangan tetapi langsung kearah pembusukan.
Pemasakan buah pada pisang yang disimpan bersama buah apel (klimateri) terjadi lebih cepat, hal ini karena kandungan etilen pada buah apel sangat tinggi sedangkan kandungan etilen pada buah jeruk sangat rendah sehingga proses pematangan buahnya terjadi lebih lama.


















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai aplikasi buah klimateri dan non klimateri terhadap pematangan buah dapat disimpulkan bahwa buah yang diperam bersama dengan buah klimateri (apel) proses pematangannya lebih cepat dibanding buah yang disimpan bersama buah non klimateri (jeruk).















DAFTAR PUSTAKA

Abihasbi. 2013 (online). Buah Klimaterik dan Non Klimaterik. http://abihasbi. blogspot.co.id/2013/11/buah-klimaterik-dan-non-klimaterik.html. diakses pada Selasa 24 Mei 2016 pukul 13:00 WIB
Kamusq. 2014 (online). Buah Klimaterik dan Non Klimaterik. http://www.kamusq.com/2014/01/buah-adalah-pengertian-dan-definisi.html. diakses pada Selasa 24 Mei 2016 pukul 13:00WIB
Made, S. Utama. 2004. Penanganan Pascapanen Buah dan Sayuran. Dinas Pertanian dan Pangan provinsi Bali : Universitas Udayana

Setyadjit, dkk. 2012. Aplikasi 1-MCP dapat Memperpanjang Umur Segar Tanaman Holtikultura. Buletin bioteknologi Pascapanen Pertanian vol 8 (1). Balai Besar Penelitian Pascapanen Pertanian.

Willyanvan. 2015 (online). Pemasakan  Klimaterik dan Non Klimaterik. http://willyanvan.blogspot.co.id/2015/10/pemasakan-klimaterik-dan-non-klimaterik.html. diakses pada Selasa 24 mei 2016 pukul 13:00 WIB



Tidak ada komentar:

PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI

BAB I PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI A.       KOMPETENSI Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat-alat di labor...