BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pada lalat buah drosophila sampai
sekarang telah diketahui kira-kira 5000 gen, sedangkan lalat ini hanya memiliki
4 pasang kromosom saja, yang sepasang bahkan kecil sekali menyerupai dua
buah titik. Berhubung dengan itu, maka pada sebuah kromosom tidak terdapat
sebuah gen saja melainkan puluhan bahkan ratusan gen-gen. Peristiwa bahwa
beberapa gen bukan alel terdapat pada suatu kromosom yang sama dinamakan
berangkai (dalam bahasa inggris: "linkage").
Gen-gennya dinamakan
gen-gen terangkai.
Orang ke dua yang sangat berjasa
dalam ilmu Genetika setelah Mendel ialah Thomas Hunt Morgan (1866-1945). Morgan
dan kawan-kawan lama sekali mengadakan penelitian pada lalat Drosophil dan
akhirnya dinyatakan bahwa gen-gen alel-alelnya yang terletak pada sepasang
kromosom homolok berkelompok, yang dinamakan kelompok berangkai (dalam
bahasa inggris: “linkage group”). Dari hasil penyelidikan pada berbagai macam
makhluk lainnya dapat diambil kesimpulan bahwa banyaknya kelompok berangkai
pada suatu individu itu ekuivalen dengan jumlah kromosom haploid dari individu
yang bersangkutan .Misalnya pada jagung (Zea mays, n=10) terdapat
10 kelompok berangkai, pada ercis (Pisum sativun, n=7) terdapat 7
kelompok berangkai, pada lalat Drosophi (n= 4) terdapat 4 kelompok berangkai,
pada manusia (n= 23) terdapat 23 kelompok berangkai.
Kromosom tersusun atas molekul DNA yang membawa keterangan genetik,
oleh karena itu kromosom mempunyai arti penting dalam genetika. Nama kromosom
diberikan oleh Waldeyer pada tahun 1888, sedang Morgan dalam tahun 1933
menemukan fungsi kromosom dalam pemindahan materi-materi genetik. Kromosom
hanya dapat diamati dengan mikroskop pada saat sel sedang membelah secara
mitosis atau meiosis. Kromosom dikatakan sebagai benang pembawa sifat, karena
sifat-sifat makhluk hidup pada dasarnya tersimpan di dalam DNA yang terdapat di
dalam kromosom. Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh
struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus).
Peta kromosom adalah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan
sebagai sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap genyang terletak
pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal,
maka diberi tanda 0 (angka 0). Pada lokus setiap gen dibubuhkanangka yang
menunjukkan jarak antara gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen
dengan gen yang lain.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan peta kromosom?
2.
Bagaimana cara membuat peta kromosom dengan rangkap tiga?
3.
Apa yang dimaksud dengan berbagkai pada kromosom –x?
4.
Bagaimana cara membuat peta kromosom –X?
C.
Tujuan masalah
1.
Untuk mengetaui peta kromosom
2.
Untuk mengetahui cara membuat peta kromosom dengan rangkap tiga
3.
Untuk mengetahuiyang dimaksud dengan berbagkai pada kromosom –x
4.
Bagaimana cara membuat peta kromosom –X
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Peta kromosom
Peta kromosom ialah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan
sebagai sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap gen yang terletak
pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal,
maka diberi tanda 0 (angka 0). Pada lokus setiap gen dibubuhkan angka yang
menunjukkan jarak antara gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen
dengan yang lain (Gambar 1-1). Jarak itu
diberiukuran unit dan 1 unit = 1 % pindah silang.
6,2 10
0 p q
Gambar 1. Contoh Peta Kromosom
Misalnya pada lokus gen p tertuli sangka 6,2. Ini berarti bahwa jarak antar santromer ke
gen p ialah 6,2 unit. Pada lokasi gen q tertulis angka 10, berarti bahwa jarak
anta santromer dengan gen q ialah 10 unit. Dengan sendirinya dapat diketahui jarak antar gen p dan q adalah 10
unit. Dengan sendirinya dapat diketahui jarak antar gen p dan q, ialah 10 – 6,2
= 3,8 unit.
Jarak antara gen p dan q disebut jarak peta. Peta kromosom tanpa
menunjukkan letak sentromer dinamika peta relatif.
13 17,7 26,2
r s t
misalnya :
Gambar diatas memperlihatkan peta relatip. Jarak antara gen r - s =
4,7 unit; s - t = 8,5 unit; r – t =
13,2 unit.
Sekarang sudah dibuat peta kromosom (walau belum lengkap) dari
lalat Drasophilia (Gambar 2, tanaman
tertentu (seperti jagung),hewan ternak dan manusia. Saat dimulainya pembuatan
peta kromosom dilakukan pada tahun 1920 oleh para ahli genetika Drasophilia seperti T.H Morgan,
C.B.Bridges dan A.H. Sturtevant.
1.
Membuat Peta Kromosom dengan Gen
Rangkap Tiga
Di muka telah diketahui bahwa dengan menggunakan dua gen yang
rangkap, adanya pindah silang ganda tidakdapat diketahui dari keturunan hasil
uji silang. Berhubung dengan itu untuk membuat peta kromosom seyogyanya kita
menggunakan gen rangkap tiga diwaktu dilakukan uji silang (dalam bahasa inggris
: “Three-point-cross).
Contohnya sebagai berikut:
Mula-mula kita mengawinkan lalat Drasophilia betina homozigotik untuk gen-gen resesip cu (Sayap
berkeluk), sr (tubuh bergaris) dan e (tubuh hutam) dengan lalat jantan tipe
liar (normal) homozigotik, yaitu Cu (sayap lurus), Sr (tubuh tak bergais) dan E
(tubuh kelabu).
Gen-gen tesebut terdapat pada kromosom no.III. Lalat-lalat betina F1
(yang berbentuk trihibrid) kemudian diuji silang dengan lalat jantan yang sama
sekali resesip, yaitu sayap berkeluk, tubuh begaris, tubuh hitam. Hasilnya
berupa lalat-lalat F2 yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 2. Peta
kromosom dari lalat Drosophila.Tidak semua gen dicantumkan pada peta
itu. Huruf singkatan adalah nama gen. Lokasi gen tertera dengan angka-angka
disebela kiri.
Setelah kita mendapatkan lalat-lalat F2 sebagai hasil
uji selang itu, kita mengambil langkah sebagai berikut:
1)
Tetapkan genotip-genotip parental dengan jalan:
a.
Jika mungkin mengadakan rekonstruksi perkawinan lalat-lalat
parental.
b.
Memperhatikan kelas fenotip yang paling banyak dalam keturunan itu.
Akan tetapi cara ini tidak cermat untuk menetapkan genotip-genotip parental.
Hanya berguna apabila data tentang parentalnya tidak diketahui.
Jawab:
P ♀
cu sr e x ♂ Cu Sr E
Cu sr e Cu
Sr E
Sayap bekeluk sayap
lurus
Tubuh bergaris tubuh
tak bergaris
Tubuh hitam tubuh
kelabu
F1. Cu St
E
Cu sr e
Sayap
lurus, tubuh tak bergaris
tubuh
kelabu
Uji silang ♀ Cu Sr E x ♂ cu
sr e
Cu sr e cu sr e
Sayap
lurus sayap
berkeluk
Tubuh tak bergaris tubuh
bergaris
Tubuh kelabu tubuh
hitam
F2.
1.
Cu
Sr E lurus, tak bergaris, kelabu.....................................786
lalat
cu sr e
2.
cu
sr e berkeluk, bergaris,
hitam.......................................753 lalat
cu sr e
3.
Cu
sr e lurus,bergaris,hitam...............................................107
lalat
cu sr e
4.
cu
Sr E berkeluk,tak
bergaris,kelabu...................................97 lalat
cu sr e
5.
cu
Sr e lurus,tak
bergaris,hitam...........................................86 lalat
cu sr e
6.
cu
sr E berkeluk,bergaris,kelabu..........................................94
lalat
cu sr e
7.
Cu
sr E lurus,bergaris,
kelabu.................................................1 lalat
Cu sr e
8.
Cu
Sr e berkeluk,takbergaris,hitam.........................................2
lalat
Cu sr e
Jumlah: 1926
lalat
Gambar 3. Uji silang pada lalat Drosophila dengan gen
rangkap tiga. Cara dasar untuk pembuatan peta kromosom
2)
Tetapkanlah tipe-tipe rekombinasi yang dihasilkan oleh adanya
pindah silang ganda. Tipe-tipe ini ditandai oleh kelas-kelas fenotip yang
paling sedikit.
Jawab
Selanjutnya kita tetapkan urutan letak gen yang sebenarnya, dengan
membandingkan genotif tipe-tipe parental dengan genotip tipe-tipe rekombinasi
hasil pindah silang ganda. Tentu ada satu gen yang berbeda dan gen inilh yang
sebenernya terletak di tengah. Dari hasil uji pindah silang ganda pada lalat Drosophila
tersebut didapatkan hasil bahaw Cu Sr E dan cu sr e merupakan tipe-tipe
parental. Tipe-tipe rekombinasi hasil pindah silang ganda adalah Cu sr E dan cu
Sr e.letak gen sr pada tipe rekombinasi berbeda dengan pada tipe parental. Dimana
gen sr ini letaknya di tengah, yaitu antara gen cu dan e. Urutsn gen yang benar
adalah cu sr e atau e sr cu.
3)
Setelah urutan letak gen yang sebenarnya diketahui, maka dicari
jarak peta antara gen-gen tersebut.
Jawab:
Pindah silang (Ps) antara gen cu dan sr menghasilkankelas fenotip
nomor 3, 4, 7 dan 8. Jumlah tipe rekombinai dari kela-kelas ini adalah:
Ps: 107+97+1+2=207.
Karena itu Ps antara cu dan sr= 207/1926=10,75%
Ps anata gen sr dan e menghasilkan kelas fenotip 5.6.7.dan 8.
Jumlahh tipe rekombinasi dari kelas-kelas ini adalah: Ps : 86+94+1+2+ 183.
Karena itu Ps antara sr dan e + 183/1926 = 9,50%. Jadi, jarak antara gen cu - e
= 10.7 unit dan jarak anta gen sr-e = 9,50 unit.
4)
Gambarlah peta kromosom relatip adalah sebagai berikut:
cu 10,75 st 9,50 e
kita tidak
meletakkan gen-gen itu sesungguhnya, karena tidak disebutkantentang letak titik
0(sentromer), sehingga jarak salah satu gen itu dari sentromer pun tidak
diketahui. Untuk mendapatkan letak titik 0 diperlukan percobaan dengan ribuan
macam perkawinan.
Penggunaaan gen
rangkap ini hsnys sksn bermanfaat apabila letak gen satu dengan yang lainnya
yang terangkai tidakterlalu dekat, sehingga masih di mungkinkan berlangsungnya
pindah silang ganda. Para ahli genetika Drosophila
telah menetapkan bahwa batas minimum itu adalah 10 unit. Jadi apakah jarak
antara suatu gen denga lainnya kurang dari 10 unit,maka tidak akan terjadi
pindah silang ganda.
2.
Koinsidens dan interferensi
Terjadinya pindah silang antar segmen-segmen dari kromosom tertentu
kebanyakan merupakan fenomena secara kebetulan saja, tetapi distribusinya tidak
acak-acakan. Berdasaarkan hukum kemungkinan, maka terjadinya dua pindah silang
secara simultan sama dengan hasil berlangsung secara terpisah di dua tempat
itu. H.J.Muller dalam tahun kurang frekuensinya dibandingkan dengan yang
diharapkan berdasarkan perhitungan distribusi acak-acakan. Muller menegaskan
bahwa suatu pindah silang yang terjadi pada suatu tempat tertentu menghambat
terjadinya pindah silang lainnya yang berdekatan. Inilah yang dinamakan interferensi. Untuk mencari besarnya
interferensi, terlebih dahulu harus dicari koefisien
koinsidens (disingkat KK), yaitu perbandingan antara banyaknya pindah
silang ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya pindah silang ganda yang
diharapkan.
Singkatnya:
KK
=
a) Koefisien interferensi (disingkat
KI) = 1-KK
Jadi
apabila terdapat interferensi lengkap, tidak akan menghasilkan pindah silang
ganda, dan koinsidens dengan nol. Sebaliknya, apabila tidak terjadi
iterferensi, maka KK = 1
Pada
contoh di muka (Gambar X-12) maka:
-
Pindah silang ganda yang sesungguhnya = = 0,0016
-
Pindah silang ganda yang diharapkan = 0,1075 X
0,095 = 0,0102
KK = = 0,16
KI = 1- 0,16 = 0,84
Ini berarti bahwa pindah silang ganda yang
terjadi itu hanya 16% saja dari pindah silang ganda yang diharapkan.
Interferensi akan kecil apabila gen-gen yang bersangkutan letaknya saling
berjauhan. Apabila KK melebihi 1, maka interferensi menjadi negatip.
Contoh lain :
Pada tanaman jagung (Zea mays) dikenal gen-gen yang terangkai, misalnya:
+ (atau Bm) = gen yang menyebabkan tulang daun
berwarna hijau (normal)
bm= gen yang menyebabkan tulang daun coklat
(mengandung zat antosian)
+ (atau Pr) = gen yang menyebabkan biji
berwarna kuning (normal)
pr = gen yang menyebabkan biji berwarna merah
+ (atau V) = gen yang menyebabkan daun berwarna
hijau (normal)
v= gen yang menyebabkan daun berwarna hijau
pucat
uji silang dari
tanaman trihibrid ( ♀ x ♂ )
Menghasilkan keturunan sebagai berikut:
+ pr v
.......... 57 tanaman bm
+ v .......... 2 tanaman
bm pr v .......... 434 tanaman + + v
.......... 1 tanaman
bm + +
......... 60 tanaman +
pr + .......... 3 tanaman
+ + +
......... 441 tanaman bm
pr + ......... 2 tanaman
Catatan: cara penulisan genotip disini telah
disederhanakan, yaitu dengan menghilangkan gen-gen yang terdapat dibawah garis.
Jadi apa yang tercantum sebagai + pr v itu seharusnya ditulis . Demikianlah dengan lain-lainnya.
Pertanyaannya:
1.
Gambarkan peta kromosom relatip dimana gen-gen
itu terangkai
2.
Tulislah genotip dari tanaman parental
3.
Berapakah interferensinya?
Jawabannya:
1.
Oleh karena parentalnya tidak diketahui, maka
dua individu yang jumlahnya paling banyak, merupakan tipe parental, yaitu (bm
pr v) dan (+ + +). Tipe-tipe rekombinasi hasil adanya pindah silang ganda
(disingkat:PSG) adalah individu yang jumlahnya paling sedikit, yaitu (+ + v)
dan (bm pr +). Salah jika yang diambil (bm + v), sebab gen v menempati tempat
yang sama dengan gen v dari (+ + v), jadi singkatnya:
Tipe parental Tipe
rekombinasi PSG
bm pr v +
+ +
+ + + bm
pr v
Apabila tipe-tipe rekombinasi dibandingkan
dengan tipe-tipe parental, maka nampak bahwa ada perbedaan mengenai letak gen
v. Berhubungan dengan hal itu gen v seharusnya terletak di tengah, sehingga
urutan letak gen yang benar ialah bm v
pr atau pr v bm. Jadi tipe
parental dengan memperlihatkan urutan letak gen yang benar ialah:
bm v pr pr v bm
atau
+
+ + + + +
Andaikata kita menggunakan susunan tipe
parental yang pertama, maka:
-
PS
antara bm -v =
-
PS
antara v - pr =
= = 0,008
= 0,8%
Jadi: ─ jarak gen bm ─ v = 12 unit
─ jarak gen v ─
pr = 0,8 unit
Gambar peta kromosom relatip ialah sebagai
berikut:
bm
v pr
12
0,8
2.
Genotip tanaman trihibridnya ialah . Karena itu genotip dari tanaman parental
ialah dan .
3.
PSG yang sesungguhnya = = 0,003
PSG
yang diharapkan = 0,12 x 0,008 = 0,00096
KK = = 3,125
B.
Berangkai Pada Kromosom-X
Marilah
kita tinjau gen-gen yang terdapat pada kromosom-X pada lalar Drosophila, misalnya:
+ (atau Y)= gen yang menyebabkan tubuh berwarna kelabu (normal)
y= gen yang menyebabkan tubuh berwarna kuning
+ (atau W)= gen yang menyebabkan mata berwarna merah (normal)
w= gen yang menyebabkan mata berwarna putih
Mula-mula kita kawinkan lalat betina normal homozigotik(baik warna
tubuh maupun warna matanya) dengan lalat jantan tubuh kuning, mata putih. Semua
lalat F1 baik yang jantan maupun yang betina akan normal. Apabila
lalat-lalat F1 ini dibiarkan kawin sesamanya, didapatkan lalat-lalat
F2 sebagai berikut: (Gambar X-13)
a.
Semua lalat betina akan normal, meskipun ada 4 macam genotif
b.
Lalat-lalat jantan terbagi atas 4 kelas, yaitu:
v Lalat jantan,
baik warna tubuh maupun warna matanya
v Lalat jantan
dengan warna tubuh normal, warna matanya putih
v Lalat jantan
dengan warna tubuh kuning, matanya merah
v Lalat jantan
dengan warna tubuh kuning, warna matanya putih
Hasil ini merupakan petunjuk penting dalam usaha pembuatan peta
kromosom-X, yaitu bahwa lalat-lalat F2 yang betina tidak berguna,
karena semuanya normal. Lalat betina dapat dibuang dan kita cukup perhatikan
lalat-lalat jantannya saja, karena fenotipnya memperlihatkan 4 macam variasi.
1. Pembuatan peta kromosom-X
Disinipun
sebaiknya kita menggunakan individu, trihibrid agar supaya akibat adanya pindah
silang ganda dapat Nampak dalam keturunan. Berdasarkan pengetahuan diatas, maka
disini trihibrid tidak diuji silang seperti halnya dengan pembuatan peta
autosom, melainkan dikawinkan dengan individu jantan normal. Kecuali itu kita
hanya
P1
♀ X ♂
F1 ♀♀ normal
=♂♂ normal
F2
♂
♀
|
++
|
|
++
|
♀ normal
|
♂ normal
|
+w
|
♀ normal
|
♂ tubuh kelabu
Mata putih
|
y+
|
♀ normal
|
♂ tubuh kuning
Mata merah
|
Yw
|
♀ normal
|
♂ tubuh kuning
Mata putih
|
Gambar 4. Diagram perkawinan pada
lalat Drosophila dimana gen-gennya
terangkai pada kromosom-X. semua lalat betina dalam F2 adalah
normal, tetapi lalat jantannya terbagi atas 4 kelas fenotif. Tanda ♀♀ dan ♂♂
berati banyak lalat.
Memperhatikan keturunan yang jantan
saja, sedangkan keturunan yang betina tidaj perlu diikut sertakan dalam
penghitungan. Contohnya:
Pada lalat Drosophila dikenal gen-gen yang terangkai seperti:
+= gen yang menentukan mata berwarna merah (normal)
w= gen yang menentukan mata berwarna putih
+= gen yang menentukan tubuh berwarna kelabu (normal)
y= gen yang menenentukan tubuh berwarna kuning
+= gen yang menentukan bulu tak bercabang (normal)
f= gen yang menentukan bulu bercabang
Pada waktu lalat trihibrid ini
dikawinkan dengan lalat jantan normal dihasilkan keturunan misalnya sebagai
berikut:
♀♀ 310 mata merah,
tubuh kelabu, bulu tak bercabang (normal)
♂♂ 2 mata putih,
tubuh kelabu, bulu tak bercabang
9 mata merah, tubuh kelabu, bulu bercabang
87 mata putih, tubuh kuning, bulu bercabang
50 mata putih, tubuh kelabu, bulu bercabang
46 mata merah, tubuh kuning, bulu tak bercabang
4 mata putih, tubuh kuning, bulu tak bercabang
98 mata merah, tubuh kelabu, bulu tak bercabang
4 mata merah, tubuh kuning, bulu bercabang
Pertanyaannya:
1.
Pada kromosom apakah gen-gen itu terangkai? Berikan alasannya?
2.
Gambarkan peta kromosom relatip.
3.
Hitunglah koefisien interferensinya.
4.
Coba buatlah diagram perkawinannya dimulai dari lalat parentalnya.
Jawabanya:
1.
Oleh karena keturunannya dibedakan kelaminnya, maka dapat
dipastikan bahwa gen-gen tersebut terangkai pada kromosom-X.
2.
Terlebih dahulu kita tulis turunan dari hasil dari perkawinan itu
dengan mengemukakan gen-gen nya, yaitu sebagai berikut:
♀♀: 310 +++
♂♂: 2 w++
9 ++f
87 wyf
50 w+f
46 +y+
4 wy+
98 +++
4 +yf
Tipe
parental tiperekombinasi PSG
wyf w++
+++ +yf
Apabila tipe-tipe parental
dibandingkan dengan tipe-tipe rekombinasi, maka Nampak bahwa ada perbedaan
mengenai letak gen w. Berhubung dengan itu gen w seharusnya terletak di tengah,
sehingga urutan letak gen yang benar ialah y w f atau f w y. Jadi tipe parental
dengan memperlihatkan urutan letak gen yang benar ialah:
y w f f w y
+ + + atau + + +
+ + + atau + + +
Andaikata kita menggunakan susunan
tipe parental yang pertama, maka:
PS
antara y – w = (y + + )
+ (+ w
f) + (y
+ f) +
(+ w +)
jumlah keturunan lalat jantan
jumlah keturunan lalat jantan
= 46
+
50 + 4
+ 2 = 103 =0,34 = 34%
300 300
300 300
PS
antara w---f= (y w +)
+ (+ +
f) + (y
+ f) +
(+ w +)
jumlah keturunan lalat jantan
= 4 + 9 + 4 + 2 = 0,0633 = 6,33%
300
jumlah keturunan lalat jantan
= 4 + 9 + 4 + 2 = 0,0633 = 6,33%
300
Jadi: - jarak
gen y - w = 34 unit
- jarak gen
w -
f = 6,33 unit
Gambar peta kromosom relatif ialah sebagai berikut:
y 34 w 6,33
f kromosom X
3.
PSG
yang sesungguhnya = 4 + 2 =
0,02
300
PSG yang
diharapkan = 0,34 x
0,0633 = 0,02
KK = 0,02 = 1, sehingga KI = 1-1 = 0. Berarti tanpa
interferensi
0,02
0,02
4.
Genotip
lalat trihibridnya ialah +++ . melihat genotipnya, maka lalat
y w f
ini
tentunya berasal dari lalat-lalat parental ♀+++
dan ♂y w f
.
+++
Dengan demikian bentuk diagram
perkawinan yang dimula dari lalat-lalat parental sebagai berikut.
P ♀ +++ X ♂ ywf
+++
Normal kuning,putih
bercaban
2.
Berangkai, pindah silang dan peta
kromosom pada manusia
Mudah mengerti kiranya bahwa mempelajari
berangkai dan pindah silang serta pembuatan peta kromosom pada manusia jauh
lebih sukar daripada dengan menggunakan bahan lalat Drosophila dan tumbuh-tumbuhan. Ini disebabkan karena beberapa hal,
antara lain:
a) Pada manusia
tidak dapat dilakukan percobaandengan cara mengawinkan manusia seperti kehendak
kita.
b) Gen-gen yang telah diketahui menimbulkan kelainan/penyakit pada manusia jarang
dijumpai dan biasanya pengaruh dari gen yang merugikan itu baru akan nampak
setelah beberapa generasi.
c) Jumlah kromosom yang
terdapat didalam inti sel tubuh manusia terlalu besar yaitu 46 kromosom,
sehingga kemungkinan adanya gen-gen yang terangkai sangat kecil.
Meskipun demikian pada manusiadikenal suatu penyakit semacam buta malam
tetapi dapat berakibat buta,
yaitu penyakit retinitis pigmentosa.
Penyakit ini disebabkan oleg gen dominan R yang terangkai Tak sempurna pada
kromosom-X.
Seseorang perempuan yang menderita penyakit itu dan menikah dengan
laki-laki normal akan mempunyai anak yang semuanya menderita penyakit tersebut (Gambar 5).
P ♀ PR
X ♂ r –
retinitas normal
pigmentosa
FI Rr = ♀ menderita retinitas pigmentosa
R- = ♂ menderita ratinitas pigmentosa
Gambar 5. Diagram perkawinan yang memperlihatkan
Menurunya
gen penyebab retinitas pigmentosa
Sebaliknya seorang perempuan
normal yang kawin dengan laki-laki penderita penyakit itu, menurut perhitungan
maka semua anak perempuan akan menderita penyakit itu, sedangkan semua anak
laki-laki akan normal (Gambar 5).
P ♀ rr
X ♂ R –
normal retinitas
pigmentosa
FI Rr = ♀ retinitas pigmentosa
r- = ♂
menderita ratinitas pigmentosa
Gambar 6. Diagram perkawinan
antara seseorang perempuan
normal dengan laki-laki retinitas pigmentosa
Ini terkenal sebagai cara mewaris bersilang (“crisscross inheritance”).
Akan tetapi penyelidikan membuktikan bahwa pada perkawinan demikian ini pernah
dijumpai anak perempuan normal dan anak laki-laki penderita retinitas
pigmentosa (Gambar 6).
P ♀
rr x ♂ R-
Normal retinitis pigmentosa
F1 Rr
= ♀ retinitis pigmentosa
r- = ♂ normal
Jelas bahwa individu dan pada diagram silsilah itu menyimpang
dari yang diharapkan, karena seharusnya semua anak perempuan menderita penyakit
itu, sedangkan semua anak laki-laki seharusnya normal.
Kejadian ini disebabkan karena kromosom-X dari ayah membawa gen dominan R,
sedangkan pada segmen dari kromosom-Y yang homolog dengan kromosom-X itu
terdapat alelnya resesip r . kemudian terjadi peristiwa pindah silang selama
spermatogenese, sehingga didapatkan anak dengan fenotip yang berbeda dari
semestinya (Gambar 7).
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peta kromosom adalah gambar skema sebuah kromosom yang dinyatakan
sebagai sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap genyang terletak
pada kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal,
maka diberi tanda 0 (angka 0). Pada lokus setiap gen dibubuhkan angka yang
menunjukkan jarak antara gen itu dengan sentromer atau jarak antara satu gen
dengan gen yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar