BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semua sifat
keturunan atau kejadian yang diterangkan terdahulu ditentukan oleh gen yang
terdapat pada autosom. Memahami penurunan warna bunga pada tanaman atau sifat
albino pada manusia, keturunan F1 maupun F2 tidak pernah disebut-sebut jenis
kelaminnya, selain itu gen-gen semacam itu dikenal pula gen-gen yang terdapat
pada kromosom kelamin. Gen-gen demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin.
Peristiwanya disebut dengan rangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya “sex
linkage”. Pemberian nama ini karena strukturnya pada individu jantan dan
individu betina memperlihatkan perbedaan sehingga dapat digunakan untuk
membedakan jenis kelamin individu. Ternyata banyak sekali spesies organisme
lainnya, terutama hewan dan juga manusia, mempunyai kromosom kelamin.
Adapun kromosom
yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat
digunakan untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini dinamakan
autosom. Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin
tidak mengalami segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet
yang terbentuk. Akibatnya, individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi
gamet tersebut memperlihatkan nisbah fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari
hukum Mendel. Selain itu, jika pada percobaan Mendel perkawinan resiprok
(genotipe tetua jantan dan betina dipertukarkan) menghasilkan keturunan yang
sama, tidak demikian halnya untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai
kelamin.
Gen rangkai kelamin
dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom kelamin tempatnya
berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan menjadi
kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X
(X-linked genes) dan gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula
beberapa gen yang terletak pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada
kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan gen rangkai kelamin tak sempurna
(incompletely sex-linked genes).
Berikut adalah ayat
Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi:
Artinya:
“Hai sekalian manusia,
bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan
dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari pada keduanya Allah
memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu” (QS:
AN-NISAA’:176)
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
rangkai kelamin kromosom X pada hewan?
2.
Bagaimanakah
rangkai kelamin kromosom X pada manusia?
3.
Bagaimanakah
rangkai kelamin kromosom Y?
4.
Bagaimanakah
rangkai kelamin sempurna dan tak sempurna?
5.
Bagaimanakah
gen yang pengaruhnya terbatas pada jenis kelamin?
6.
Bagaimanakah
gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin?
C. Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut maka diperoleh tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui bagaimana rangkai kelamin kromosom X pada hewan?
2.
Untuk
mengetahui bagaimana rangkai kelamin kromosom X pada manusia?
3.
Untuk
mengetahui bagaimana rangkai kelamin kromosom Y?
4.
Untuk
mengetahui bagaimana rangkai kelamin sempurna dan tak sempurna?
5.
Untuk
mengetahui bagaimana gen yang pengaruhnya terbatas pada jenis kelamin?
6.
Untuk
mengetahui bagaimana gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin?
BAB
II
RANGKAI
KELAMIN
Selain gen-gen
yang terdapat pada autosom dikenal pula gen-gen yang terdapat pada kromosom
kelamin. Gen-gen demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwanya
dinamakan rangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya “sex linkage”.
A. Rangkai Kelamin Kromosom-X Pada Hewan
1. Rangkai kelamin pada Drosophilla
Adanya
rangkai kelamin mula-mula diketemukan oleh T.H Morgan dalam
percobaan-percobaannya dengan lalat buah Drosophilla
melanogaster. Ia mendapatkan lalat bermata putih. Lalat ini merupakan mutan
(mengalami perubahan gen), karena lalat normal bermata merah. Pada waktu lalat
jantan bermata putih dikawinkan dengan lalat betina normal (bermata merah),
maka semua lalat F1 baik jantan maupun betina bermata merah. Jika lalat-lalat
F1 ini dikawinkan, maka lalat-lalat F2 memperlihatkan perbandingan 3 bermata
merah : 1 bermata putih. Perbandingan ini memberi petunjuk bahwa merah dominan
terhadap putih. Kecuali itu, semua lalat F2 yang betina bermata merah,
sedangkan separoh dari jumlah lalat jantan bermata merah dan separoh lainnya
bermata putih. Diambil kesimpulan bahwa gen resesip rupa-rupanya hanya
memperlihatkan pengaruhnya pada lalat jantan saja. Karena itu Morgan
berpendapat bahwa gen yang menentukan warna mata itu terdapat pada kromosom-X.
Andaikan gen dominan W menentukan
warna merah, sedangkan alelnya resesip w untuk mata putih, maka percobaan
Morgan tadi dapat diikuti pada gambar
dibawah ini :
P ♀ WW x ♂ w-
XX XY
Mata Mata
merah
putih
Ovum : W
Sperma :
w -
X X Y
F1 Ww = ♀ Mata merah
XX
W- = ♂ Mata merah
XY
F2
♂
♀
|
W
|
-
|
W
|
WW
XX
Mata merah
♀
|
W-
XY
Mata
merah
♂
|
W
|
Ww
XX
Mata
merah
♀
|
w-
XY
Mata
putih
♂
|
Oleh
karena lalat jantan hanya memiliki sebuah kromosom-X, sedangkan kromosom-Y
tidak mengandung gen tersebut, maka lalat jantan dikatakan bersifat
hemizigotik.
Apakah
ada lalat betina bermata putih? Oleh karena gen yang menentukan warna mata
terdapat pada kromosom-X, tentunya dapat terjadi lalat betina bermata putih
dengan genotip ww. Lalat ini di dapat apabila lalat jantan bermata putih
dikawinkan dengan lalat betina bermata merah dengan genotip Ww. Dari perkawinan
ini, separoh dari jumlah anak lalat betina maupun dari separoh dari jumlah anak
lalat jantan mempunyai mata putih. Hasil penyelidikan selanjutnya menyatakan,
bahwa ada kira-kira 20 gen yang terdapat pada kromosom-X dari lalat Drosophilla.
2. Rangkai Kelamin Pada Binatang Menyusui
Telah
di ketahui bahwa penentuan jenis kelamin pada binatang menyusui mengikuti tipe
XY. Binatang betina adalah XX, sedangkan binatang jantan XY.
Contoh yang indah dapat di ikuti pada warna kucing.
B = gen untuk warna hitam.
b
= gen untuk warna kucing.
Bb=
genotip untuk kucing belang.
Tiga (hitam-kuning-putih), di sebut
juga kucing Calico. Perkawinan antara kucing jantan berwarna hitam dengan kucing
betina berwarna kuning akan menghasilkan anak kucing betina belang tiga
(hitam-kuning-putih) yang di sebut juga kucing Calico, dan kucing jantan
berwarna kuning (Gb.IX-11)
P ♀ bb x ♂
B-
Kuning hitam
Gamet ♀ : b Gamet ♂ :
F1 Bb = ♀ kucing belang 3tiga (hitam-kuning-putih),
disebut kucing
calico
b- = 0 kucing kuning
Oleh
karena kucing Calico itu heterozigotik (Bp), maka pada umumnya dia
mempunyai kelamin betina. Kucing jnatan
tidak mungkin heterozigotik, karena hanya memiliki sebuah kromosom-X saja.
Walaupun
sangat jarang, tetapi pernah di jumpai kucing belang tiga berkelamin jantan.
Kucing demikian itu tentunya memiliki dua buah kromosom-X dan sebuah
kromosom-Y, jadi mempunyai susunan kromosom kelamin XXY. Kucing ini steril. Terjadinya
karena ada nondisjunction selama misalnya induknya jantan membentuk
gamet-gamet.
P ♀
bb x ♂ B-
Ovum b B- spermatozoa
F1 Bb-
BO
XXY XO
♂
Calico ♀ Kuning
3.
Rangkai Kelamin
Pada Ayam
Penetuan jenis kelamin pada ayam
mengikuti tipe ZO. Ayam jantan adalah homogametic (ZZ), sedang yang betina
heterogametik (ZO). Kromosom kelamin Z identik dengan kromosom-X. Pada ayam pun
di kenal gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin, misalnya:
P1 ♀ BO x ♂ bb
ZO ZZ
Bulu bulu
Bergaris-garis polos
F1 Bb = ♂ bulu bergaris garis
BO = ♀ bulu polos
F2 Bb= ♂ bulu bergaris garis
bb=
♂ bulu polos
BO=
♀ bulu bergaris garis
bO= ♀ bulu polos
B = gen untuk bulu
bergaris-garis (“blorok”)
b = gen untuk bulu
polos.
Perkawinan
antara ayam jantan berbulu polos dengan ayam betina berbulu garis-garis
menghasilkan anak ayam jantan berbulu garis-garis dan anak ayam betina berbulu
polos.
Di
sini pun nampak adanya cara mewariskan bersilang. Jika di teruskan ke F2,
maka separuh dari jumlah anak ayam jantan akan berbulu bergaris-garis, sedang
separuh lainnya berbulu polos. Demikian pula halnya dengan anak-anak ayam
betina (Gb. IX-14).
Selain
itu, pada ayam masih di kenal sifat lain yang juga ditentukan oleh gen-gen yang
terdapat pada kromosom kelamin. Misalnya:
K = gen yang menyebabkan bulu pada anak ayam tumbuh cepat
k = gen yang
menyebabkan bulu pada anak ayam tumbuh lambat.
Biasanya sulit sekali untuk membedakan
jenis kelamin pada anak ayam umur sehari, sedangkan para peternak tentunya
menghendaki anak-anak ayam betina, agar supaya bertelur. Dengaan memperhatikan
sifat rangkai kelamin itu, para produsen anak ayam umur sehari (“Day Old
Chicken” = DOC ) dapat lebih mudah melayani permintaan peternak ayam.
B.
Rangkai Kelamin
Pada Manusia
Dapat dibedakan:
a. Disebabkan oleh gen resesip
1) Buta warna merah-hijau (selanjutnya
disebut buta warna)
Penderita tidak dapat membedakan warna
merah dan hijau. Penyakit ini herediter dan disebabkan oleh gen resesip c
(berasal dari perkataan Inggris “colorblind”) yang terdapat pada kromosom-X.
Alelnya dominan C menentukan orang tidak butawarna (normal). Jika orang
perempuan normal (homozigotik) kawin dengan seorang laki-laki butawarna, maka
semua anaknya akan normal. Ini disebabkan karena ginospermium yang membawa gen
dominan C, sehingga zigot mempunyai genotip Cc. Berhubung C dominan terhadap c,
maka individu Cc adalah normal. Keturunan yang menerima kromosom-Y menjadi anak
laki-laki.
P ♀ CC x ♂ c-
XX XY
Normal butawarna
Ovum: C c - Spermatozoa
X X Y
F1 Cc
= ♀ normal
XX
C- = ♂ normal
XY
Bagaimanakah
jika sekarang keadaannya terbalik, artinya seorang perempuan buta warna kawin
dengan seorang laki-laki normal? Jika demikian keadaannya, maka semua anak
perempuan normal, sedang semua anak laki-laki akan butawarna. Ini disebabkan
karena kromosom-X dari anak laki-laki ini berasal dari ibunya, yang membawa gen
resesip c.
P ♀ cc x ♂ C-
Butawarna normal
Ovum
c C -
Spermatozoa
F1 Cc = ♀
normal
c- = ♂ butawarna
Di sini nampak bahwa sifat dari ayah
(yaitu normal) diwariskan kepada semua anak perempuan, sedangkan sifat dari ibu
(yaitu butawarna) diwariskan kepada semua anak laki-laki. Cara mewariskan sifat
keturunan demikian itu dinamakan cara mewariskan bersilang (cross inheritance)
dan ini merupakan ciri khas bagi pewarisan gen-gen yang terdapat pada
kromosom-X.
Jika diagram perkawinan tersebut
diperhatikan, maka semua anak perempuan normal, namun heterozigotik Cc.
Andaikan gadis ini di kemudian hari mendapatkan suami normal, maka semua anak
perempuan normal, tetapi separoh dari jumlah anak lak-laki kemungkinan
butawarna. Anak laki-laki ini butawarna, disebabkan karena ia menerima
kromosom-X yang membawa c berasal dari ibunya. Jadi ibunya merupakan “carrier”
(pembawa) gen untuk butawarna.
P2 ♀ Cc x ♂ C-
Normal normal
Gamet
♀ : C ♂
: C
c -
F2 CC = ♀ normal
Cc = ♀ normal
C- = ♂ normal
c- = ♂ buta warna
Akan
tetapi andaikata gadis tersebut menikah dengan laki-laki buta warna, maka
separoh dari jumlah anak perempuan akan normal, dan separoh lainnya buta warna.
Demikian pula keadaannya pada anak laki-laki.
P2 ♀ Cc x ♂ c-
Normal normal
Gamet
♀ : C ♂
: c
c -
F2 CC = ♀ normal
cc = ♀ butawarna
C- = ♂ normal
c- = ♂ butawarna
Dari
berbagai contoh di muka dapat diketahui bahwa penyakit butawarna lebih sering
dijumpai pada orang laki-laki daripada orang perempuan. Terjadinya perempuan
butawarna, baru apabila ia mempunyai ibu heterozigotik dan ayah butawarna. Ini
sulit dijumpai, karena penyakit butawarna sangat jarang diketemukan. Di Amerika
Serikat kira-kira 8% dari penduduknya laki-laki menderita butawarna, sedang
orang perempuan yang butawarna hanya sekitar 0,5%. Pada orang Cina di RRC
sekitar 6% dari penduduk nya laki-laki butawarna, sedang pada orang Indonesia
kira-kira 3,5% dari penduduk laki-laki menderita butawarna. Pada orang
perempuan belum diselidiki frekuensinya.
2) Anodontia
Gambar
1: Diagram silsilah dari suatu keluarga penderita
Anodontia
sampai keturunan ke 4. Kemungkinan genotip
untuk
tiap individu tercantum dibawahnya
3) Hemofilia
Hemofilia
ialah suatu penyakit herediter pada manusia pula yang mengakibatkan darah sukar
membeku diwaktu terjadi luka. Darah orang nomal bila keluar dari luka akan
membeku dalam waktu 5-7 menit. Akan tetapi pada orang yang mempunyai keturunan
hemofilia, darah akan membeku antara 50 menit sampai 2 jam dan ini menyebabkan
orang meninggal dunia karena kehilangan banyak darah.
Penyakit
ini mula-mula dikenal di negara-negara arab ketika beberapa anak dalam suatu
keluarga atau keluarga atau keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
keluarga yang dekat, meninggal dunia akibat perdarahan pada waktu sedang
dikhitankan. Karena waktu itu orang belum mengetahui sebab-sebabnya, maka
kejadian tersebut dianggap sebagai takdir Tuhan YME. Rahasianya baru terbuka
karena meninggalnya putera mahkota Pangeran Alfonso dari Spanyol.
Alfonso
meninggal akibat suatu luka oleh pecahan kaca mobil pada waktu mobil yang
dikendarainya bertabrakan di dekat kota Miami, Florida, USA. Lukanya sebenarnya
tak seberapa, tetapi ia kehabisan darah dan meninggal dunia. Semenjak itulah
dilakukan penyelidikan mendalam mengenai penyakit perdarahan ini.
Dari
sejarah dunia diketahui, bahwa di zaman dulu sering terjadi perkawinan antara
anggota keluarga dari suatu kerajaan di Eropa dengan anggota keluarga dari
kerajaan lainnya. Hasil penyelidikan menunjukan bahwa tersebar luasnya penyakit
hemofilia di kalangan keluarga kerajaan di Eropa itu mula-mula berasal dari
Ratu Victoria dari Inggris. Ada kemungkinan bahwa penyakit itu berasal dari
orang tua Ratu atau bahkan sebelumnya. Akan tetapi karena datanya tidak
diperoleh, maka dianggap bahwa Ratu Victoria (1837-1901) merupakan pembawa
(carrier) hemofilia dan mewariskan gennya kepada beberapa anaknya.
Oleh
karena keluarga Ratu Inggris saat ini (yaitu Ratu Elizabeth II) adalah
keturunan dari salah seorang anak laki-laki normal (yaitu Raja Edward VII),
maka dapat diharapkan bahwa keluarga kerajaan Inggris untuk seterusnya akan
terhindar dari penyakit hemofilia yang begitu menggelisahkan. Berikut adalah
diagram silsilah keturunan hemofilaia di keluarga Victoria :
Gambar:
Diagram silsilah (disingkat) dari Ratu Victoria dan keturunannya
yang
memperlihatkan penyebaran penyakit hemofilia
di
kalangan keluarga raja-raja di Eropa
Dikenal
2 jenis Penyakit Hemofilia:
a)
Hemofilia yang lazim dikenal, disebut
juga Hemofilia A. Penderita tidak memiliki faktor pembekuan darah yang
dinamakan FAH (Faktor Anti Hemofilia).
b)
Penyakit Cristmas. Penyakit ini
ditentukan oleh gen resesif (h) yang terdapat pada kromosom X. Alelnya dominan
H menentukan seorang memiliki faktor anti hemofilia, sehingga darah dapat
membeku secara normal ketika adanya luka
Perkawinan antara orang perempuan
normal homozigot (HH) dengan laki-laki hemofilia (h-) akan menghasilkan anak
normal, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi walaupun anak perempuan itu
normal, ia heterozigot (Hh).
P ♀ HH x ♂ h-
Normal Hemofilia
Gamet ♀: H ♂:
h-
F1 HH= ♀ Normal
H-
= ♂ Normal
Jadi, Perkawinan perempuan normal homozigot dengan
laki-laki hemofilia, semua anak akan normal tetapi yang perempuan merupakan
pembawa. Apabila ia kelak kebetulan kawin dengan laki-laki hemofilia maka
separuh dari jumlah anak laki-laki akan normal sedangkan separoh lainnya
mungkin menderita hemofilia. Anak perempuan semuanya normal. Anak perempuan
hemofilia boleh dikata tidak pernah dijumpai karena genotif hh biasanya letal.
P2 ♀ Hh
x ♂
h-
Normal Hemofilia
Gamet ♀ : H ♂ : h-
F2 Hh = ♀ normal
hh
= letal
H-
= ♂ normal
h-
= ♂ hemofilia
b. Disebabkan oleh gen dominan
Contohnya: gigi coklat dan mudah rusak, karena kurang
email. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B yang terdapat pada kromosom
X. Alelnya resesif b menentukan gigi normal. Jika seorang bergigi coklat
menikah dengan seoang perempuan bergigi normal, maka semua anaknya perempuan
akan bergigi coklat, sedangkan semua anak laki-laki bergigi normal.
P2 ♀ bb x ♂
B-
Gigi
normal gigi coklat
Gamet ♀ : b ♂ : B-
F2 Bb =
♀Gigi coklat
b- = ♂ Gigi normal
C. Rangkai Kelamin Pada Kromosom-Y
Kromosom-Y jauh lebih sedikit
mengandung gen-gen, karena lebih pendek ukurannya jika di bandingkan dengan kromosom-X. Oleh
karena kromosom-Y di miliki orang laki-laki saja, tentunya mudah di mengerti
bahwa sifat keturunan yang di tentukan oleh gen pada kromosom-Y hanya akan di
wariskan kepada keturunan laki-laki saja
Contoh yang terkenal pada manusia
ialah hypertrichosis, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian tertentu di tepi daun
telinga. Kelianan ini di sebabkan oleh gen resesip h yang terdapat pada
kromosom-Y. perkawinan antara laki-laki hypertrichosis dengan perempuan normal
akan mempunyai anak laki-laki yang semuanya hypertrichosis, tetapi tiada
seorang anak perempuan pun yang menerima sifat keturunan itu. Hypertrichosis
sering di jumpai pada bangsa Pakistan dan india.
P ♀ XX x ♂ Xh
Normal Hypertrichosis
F1 XX = ♀ normal
Xh = ♂ Hypertrichisis
Perkawinan antara orang laki-laki hypertrichosis dengan
perempuan normal. Semua anak laki-laki menerima sifat keturunan dari ayahnya,
tetapi anak perempuan tidak.
D. Rangkai Kelamin Sempurna Dan Tak
Sempurna
Apabila kedua kromosom kelamin, yaitu
kromosom-X dan kromosom-Y dijajarkan, maka akan dapat di lihat bahwa ada bagian
yang homolog (sama bentuk dan panjangnya) dan bagian tak homolog.
Kromosom kelamin pada manusia
di bedakan atas 3 bagian :
a.
Bagian dari kromosom-X yang homolog
dengan bagian dari kromosom-Y. Bagian ini tidak panjang dan di sini terletak
gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin tak sempurna.
b.
Bagian dari kromosom-X yang tidak homolog
dengan salah satu bagian dari kromosom-Y. Bagian ini panjang sekali dan di sini
terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin sempurna, yaitu gen-gen
yang lazim menunjukkan sifat rangkai kelamin, seperti buta warna, hemofilia.
Gen-gen ini biasa di namakan gen-gen rangkai-X.
c.
Bagian dari kromosom-Y yang tidak homolog dengan salah satu bagian
dari kromosom-X. bagian ini pendek sekali dan disina terletak gen-gen yang
biasa di namakan gen-gen rangkai-Y, seperti yang menyebabkan hypertrichosis.
Sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen rangkai-Y inidi sebut
holandrik, sedang gennya di sebut gen holandrik (berasal dari kata yunani holo
= sama : andro = lakil-laki), karena hanya di wariskan kepada laki-laki saja.
Gambar:
Kromosom kelainan manusia yang dibedakan atas 3 bagian dimana tercantum
kira-kira dari gen-gen yang dianggap penting.
Keterangan:
h = hemofilia
c = butawarna
md=
muscular dystrophy
tc = butawarna penuh
xp = xeroderma pigmentosum
o = oghuci
sp = spastic paraplegia
eb = epidermolysis bullosa
rp = retinitis pigmentosa
hd = hemorrhagic diathesis
wt = jari-jari berselaput
hg = hystrix glavior
h = hypertrichosis
Kromosom-X
lebih panjang dari kromosom-Y. sampai sekarang telah di ketahui 63 gen
rangkai-X, sedangkan gen rangkai-Y sedikit sekali jumlahnya. Gen rangkai-Y
(artinya gen holandrik) memeng tidak dapat di harapkan banyak jumlahnya dengan
alasan:
a.
Kromosom-Y adalah kromosom yang paling
kecil.
b.
Kita mengetahuibahwa individu yang memiliki 2
kromosom-Y (XYY= sindrom pria XYY) tidak menderita abnor malitat yang parah,
bahkan dalam banyak hal sukar dibedakan dari individu normal. Ini member petunjuk
bahwa duplikasi kromosom-Y relative sedikit pengaruhnya.
c.
Oaring perempuan( XX) adalah individu
yang normal, wallupun ia tidak memiliki kromosom-Y sama sekali. Sampai sekarang
baru dikenal 3 gen rangkai –Y pada manusia yaitu :
1)
Gen resesif wt yang menyenankan
pertumbuhan dijari (terutama jari kaki) tdak normal, sehingga diantara
jari-jari tumbuh selaput ki=ulit, mirip dengan jari-jari katak atau burung air.
Alelnya dominan Wt menentukan keadaan normal.
2)
Gen resesip h yang menyebabkan pertumbuhan
rambut yang panjang, kaku dan kasar diseluruh permukaan tubuh orang, sehingga
orang mirip dengan landak yang tubuhya berduri itu. Orang demikian pernah ditemui sekali di
sebuah keluarga di inggris pada abad ke 18 yang di sebut “Porcupine man”.
Akan tetapi penrose dan stern (1958)
tidak begitu yakin bahwa keadaan ini disebabkan oleh gen rangkai-Y.
3)
Gen resefif h yang menyebabkan Hypertrichosis.
Selama meiose, bagian homolog dari
kromosom-X dan kromosom –Y dapat mengalami pindah silang, (artinya mengalami
pernukaran segmen), sehingga gen yang terdapat pada kromosom-X dapat pindah
tempat ke kromosom-Y.
Berhubung dengan itu sifat keturunan
yang disebabkan oleh gen-gen pda bagian homolog dapat diturunkan pada kedua
jenis kelamin. Karena itu sifat keturunan tersebut tidak dapat lagi dikatakan
sebagai sifat rangkai kelamin.berhububg dengan itu geg gen yang terdapat pada
bagian homolog memperlihatkan rangkai kelamin tak sempurna.
E.
Gen yang
Pengaruhnya Terbatas pada Jenis Kelamin Tertentu
Pada orang laki-laki dikenal tanda
kelamin sekunder, seperti kumis, janggut dan suara besar. Pada perempuan tanda
itu berupa tumbuhnya payudara , tanda kelamin sekunder ini dipengaruhi oleh
kelamin. Kegiatan hormon ini dipengaruhi oleh gen-gen yang ekspresinya terbatas
pada salah satu jenis kelamin saja (sex limited genes). Dan ada beberapa sifat
keturunan yang dipengaruhi oleh gen semacam ini, misalnya kupu-kupu semanggi.
Kupu jantan selalu berwarna kuning sedangkan kupu betina dapat kuning dan
putih. Jika P merupakan gen untuk warna putih (pada kupu-kupu betina saja)
sedangkan p untuk warna kuning, maka kegiatan gen itu sebagai berikut:
Genotif
|
Kupu Jantan
|
Kupu Betina
|
PP
|
Kuning
|
Putih
|
PP
|
Kuning
|
Putih
|
PP
|
Kuning
|
Kuning
|
F. Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin
Biasanya gen dominan memperlihatkan
pengaruhnya pada individu laki-laki/jantan
maupun perempuan atau betina. Disini akan diterangkan gen-gen yang
dominasinya bergantung pada jenis kelamin individu, misalnya:
1. Kepala Botak
Kepala botak disebabkan oleh gen yang
dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex Influenced Gene). Jika B merupakan gen yang
menentukan kepal botak dan alelnya b menentukan rambut normal, maka kegiatan
gen itu sebagai berikut:
Genotif
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
BB
|
Botak
|
Botak
|
Bb
|
Botak
|
Tidak Botak
|
bb
|
Tidak Botak
|
Tidak Botak
|
Andaikata
seorang laki-laki berkepala botak kawin dengan seorang perempuan tidak botak
(keduanya homozigotik, maka semua anak laki-lakinya botak sedangkan anak perempuannya tidak botak.
P ♀ bb x ♂
BB
Tidak botak Botak
F: Bb (♂ = botak, ♀=tidak
botak)
2. Panjang Jari Telunjuk
Jari
telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada orang laki-laki, tetapi
resesif pada perempuan, kegiatan gen itu sebagai berikut:
Genotif
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
TT
|
Telunjuk Pendek
|
Telunjuk Pendek
|
Tt
|
Telunjuk Pendek
|
Telunjuk Panjang
|
tt
|
Telunjuk Panjang
|
Telunjuk Panjang
|
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Peristiwa rangkai
kelamin atau dalam bahasa inggrisnya “sex linkage”. Adanya rangkai kelamin
mula-mula diketemukan oleh T.H Morgan dalam percobaan-percobaannya dengan lalat
buah Drosophilla
melanogaster. Dan adanya beberapa peristiwa tersebut disebabkan oleh
gen-gen yang terdapat pada kromosom X dan Kromosom Y, serta adanya pengaruh gen
pada jenis kelamin. Contoh kelainan yang disebabkan oleh adanya gen yang
terdapat pada kromosom X yaitu Hemofilia, Adontia, buta warna. Sedangkan untuk
gen yang dipengaruhi kromosom Y dapat menimbulkan kelainan seperti
hypertrichosis. Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin, biasanya gen dominan
memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki/jantan maupun perempuan atau betina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar