Minggu, 27 Mei 2018

Makalah identifikasi rhizobium pada tanaman


BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Berbagai cara dapat dilakukan untuk memaksimalkan daya hasil tanaman, seperti dengan menciptakan tanaman melalui pemuliaan tanaman yang mempunyai daya hasil tinggi dan cara lain adalah menciptakan lingkungan yang mendukung bagi tanaman tersebut. Lingkungan yang sesuai bagi tanaman dapat dilihat dari berbagai faktor seperti faktor cahaya, kelembaban, suhu, dan tentu unsur hara yang diperlukan oleh tanaman sebagai makanan.Unsur hara adalah salah satu faktor tumbuh bagi tanaman yang sangat penting, untuk itu perlu untuk sangat diperhatikan mengenai asupan unsur hara pada tanaman.
Udara yang menyelubungi bumi mengandung gas nitrogen sebanyak 80 %, sebahagian  besar  dalam  bentuk N2   yang  tidak  dapat  dimanfaatkan.    Tanaman  dan kebanyakan   mikroba   tidak   mempunyai   cara   untuk   mengikat   nitrogen   menjadi senyawa dalam selnya.  Tanaman dan mikroba umumnya mendapatkan nitrogen dari senyawa seperti ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Untuk memenfaatkan Nitrogen dalam  bentuk  gas,  pakar  bioteknologi  memusatkan  perhatiannya  pada  hubungan antara tanaman dengan jenis mikroba tertentu yang   dapat menambat nitrogen dari udara   dan   menyusun   atom   nitrogen   kedalam   molekul   ammonium,   nitrat,   atau senyawa lain yang dapat digunakan oleh tumbuhan (Prentis, 1984).
Di alam mikroorganisme akan berinteraksi dengan mikroorganisme lain maupun tanaman. Salah satu jenis interaksi yang terjadi antara mikroorgaisme dengan tanaman adalah interaksi mutualisme. Dua jenis mikroorganisme yang menguntungkan dan telah dimanfaatkan oleh para petani yaitu Rhizobium dan mikoroza. Rhizobium adalah bakteri yang dapat membentuk bintil akar pada tanaman leguminose dan memiliki kemampuan untuk memfiksasi N2 dari atmosfer. Mikoriza adalah fungi akar yang memiliki fungsi yaitu dapat memperpanjang jangkauan akar dan dapat memasuki tanah dengan ukuran pori yang sangat kecil.
Interaksi yang memberikan keuntungan bagi tanaman perlu untuk diperhatikan dan perlu untuk ditingkatkan dalam pertanian.Salah satu bentuk keuntungan bisa dilihat pada interaksi antara rhizobium dan akar tanaman legume.Rhizobium termasuk dalam divisi Protophyta, kelas Schizomycetes, ordo Eubacteriales, famili Rhizobiaceae dan Rhizobium.Bakteri Rhizobium bermanfaat bagi tanaman Leguminoceae setelah bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-kacangan dengan membentuk bintil pada akarnya.Fiksasi Nitrogen terjadi di dekat pusat bintil akar tanaman. Dalam interaksi ini, sel Rhizobium akan berubah menjadi bentuk bakteroid, sedangkan di bagian tengah bintil akar yang mengandung bakteroid tersebut akan membentuk pigmen merah yang disebut leghemoglobin. Semakin merah pigmen leghemoglobi, semakin efektif bakteri dalam menambat N. Unsur N merupakan unsur essensial bagi tanaman, oleh karena itu ini merupakan salah satu bentuk interaksi yang menguntungkan.
B.   Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah identifikasi rhizobium pada tanaman?
2.    Bagaimanakah identifikasi mikoriza pada tanaman?
C.   Tujuan
1.    Untuk mengidentifikasikan adanya rhizobium pada tanaman.
2.    Untuk mengidentifikasikan adanya mikoriza pada tanaman.














BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PEMBAHASAN

 




Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Al-baqarah:164)
Kandungan yang terdapat diatas menjelaskan bahwa bahwa semua jenis bakteri yang berasal dari mikrobiologi pertanian itu semua adalah ciptaan Allah Maha Kuasa. Dan juga dari penggalan bukti ayat-ayat Al-quran tersebut telah jelas bahwa kita sebagai orang yang beriman, yang yakin akan adanya sang Khalik harus percaya bahwa seluruh makhluk baik di langit dan di bumi, baik berukuran besar maupun kecil, bahkan sampai mikroorganisme (jasad renik) yang tidak dapat terlihat dengan mata telanjang adalah makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga dengan mengetahui dengan adanya mikrobiologi lingkungan, pertanian maupun peternakan. Secara tidak langsung pengetahuan tentang aqidah kitapun semakin bertambah. Sesungguhnya manusia hanyalah sedikit pengetahuannya, jika dibandingkan dengan ilmu Allah SWT yang maha luas dan tak terbatas.

A.  Rhizobium
Rhizobium adalah kelompok organisme  yang sangat kecil (mikroorganisme)  yang hidup di dalam tanah. Rhizobium adalah bakteria  yang bersel satu/tunggal,  panjangnya sekitar 1.000 mm . Rhizobia  merupakan  bakteri  pemfiksasi  nitrogen  yang  membentuk  nodula  akar dalam tanaman  legum. Genus  Rhizobium   awal  mulanya  berasal  dari bahasa  latin  yang artinya  hidup  di akar dan untuk beberapa  tahun  ini   merupakan  genus untuk  semua Rhizobium.
Rhizobium yang berasosiasi  dengan tanaman legum mampu memfiksasi 100-300 kg N/ha dalam satu musim tanam dan meninggalkan sejumlah N untuk tanaman berikutnya. Permasalahan yang perlu diperhatikan adalah efisiensi inokulan Rhizobium untuk jenis tanaman tertentu.Rhizobium mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi antara 10-25%.Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah (Sutanto 2002).
Mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan. Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer), aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman antara lain, nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara lain: Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan (leguminose). Mikroba penambat N non-simbiotik misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman (Dwijoseputro, 2005).
Tanaman kacang-kacangan atau legum adalah tanaman yang unik, contoh tanaman ini adalah kacang tanah. Pada tanaman ini biasanya terdapat bintil-bintil kecil pada akarnya. Di bintil akar inilah terdapat Rhizobium sp. Rhizoma memiliki kemampuan luar biasa yang tidak banyak dimiliki oleh mikroba lain, yaitu kemampuan untuk menambat N langsung dari udara. Seperti kita tahu bahwa kandungan utama udara adalah gas nitrogen yang lebih dari 70% kandungan udara. Meskipun melimpah tanaman tidak bisa langsung menyerap kandungan N dari udara.
Bakteri ini bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar. Bintil akar berfungsi mengambil nitrogen di atmosfer dan menyalurkannya sebagai unsur hara yang diperlukan tanaman. Pigmen merah leghemoglobin yang berperan dalam mengambil N di atmosfer. Pigmen ini dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah leghemoglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif, semakin banyak jumlah pigmen, semakin besar nitrogen yang diikat.Rhizobium mampu menghasilkan hormon pertumbuhan berupa IAA dan giberellin yang dapat memacu pertumbuhan rambut akar, percabangan akar yang memperluas jangkauan akar.Akhirnya, tanaman berpeluang besar menyerap hara lebih banyak yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Handayanto dan Hairiah, 2007).
Sebagian besar dari N2 dihasilkan oleh simbiosis Rhizoma. Ada hubungan antara bintil-bintil Leguminose dengan senyawa N2. Tanaman kacang-kacangan akan tetap tumbuh walaupun tidak ada Nitrogen kalau paksa akarnya terdapat bintil-bintil ini, bintil-bintil ini timbul karena infeksi rambut akarnya dengan bakteri dari dalam tanah. Infeksi tumbuh-tumbuhan terjadi hanya pada rambut akar muda. Bakteri menerobos masuk pada ujung rambut akar dan tumbuh sebagai benang infeksi sampai ke dasarnya. Benang infeksi ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian menerobos dinding sel muda dari epidermis dan kulit akar.

 





Gambar 1. Sampel akar yang memiliki rhizobium








Gambar 2. Bakteri Rhizobium dalam akar buncis

1.    Proses Masuknya Rhizobium kedalam Akar Tanaman legume
Rhizobium masuk ke dalam akar legum salah satunya melalui rambut akar atau secara langsung ke titik munculnya akar lateral.   Akar yang atau pengontrol tumbuh dan cabang  rambut  akar  adalah  respons  tanaman   pertama   yang  dapat  terlihat  karena terinfeksi rhizobium. Meskipun demikian, nodula tanaman legum umumnya nampaknya mengandung hanya satu strain dari Rhizobium menjadikan akar tanaman dapat membentuk nodula dengan lebih dari satu strain.
 










Gambar 3. Akar yang Terinfeksi Rhizobium

Dilaporkan bahwa strains Rhizobium   mampu menginfeksi legum   dengan melepaskan  polisakarida  spesifik  yang  menyebabkan  lebih  banyak  aktivitas  pektolitik oleh akar. Beberapa berpendapat bahwa robekan mekanik dengan rhizobium masuk ke dinding  rambut  akar  yang  pecah.  Rhizobium  juga  bisa  terperangkap sampai membungkus rambut akar yang telah berubah bentuk.
Bagaimana   sebenarnya   nodula   dibentuk   ?   Infeksi      benang       masuk   dan berpenetrasi ke dalam akar dari sel ke sel. Sel ini   terbagi membentuk jaringan nodula dimana bakteria ini terbagi dan menggandakan diri. Batas pemisah berkembang, lokasi pusat  dimana  bakteria  berada,  jaringannya  dinamakan  zona  bakteria  yang  ditandai dengan  nodula  dari  bakteria  yang  nenyerangnya-  jaringan  bebas  dinamakan  korteks nodula.   Jaringan nodula tumbuh dalam berbagai ukuran,   mendorong dirinya melalui akar dan  kemudian    muncul  sebagai  tambahan  dalam  sistem perakaran.  Ukuran  dan bentuknya bergantung pada spesies dan tanaman legumnya.
 








Gambar 4. (Kanan) Akar dari Pisum sativum dengan nodula yang dibentuk  oleh bakteri fiksisi nitrogen (Rhizobium). (Kiri) Nodula Akar berkembang sebagai hasil dari simbiosis antara bakteri Rhizobium  dengan  rambut akar pada tanaman.  (A) Bakteria  mengenal  rambut akar dan mulai membelah, (B) Masuknya  rhizobia ke akar melalui infeksi sehingga bakteria msuk ke dalam sel akar (C) membelah/membagi  menjadi bentuk nodula,

Ada  dua  tipe    nodula,  yaitu  efektif  dan  inefektif.  Nodula  efektif  dibentuk  oeh strains efektif  dari Rhizobium.  Nodula  ini berkembang  dengan baik, berwarna  merah muda akibat adanya pigmen leghaemoglobin.  Jaringan bakteroid berkembang baik dan terorganisasi  dengan  baik  dengan  banyak  bakteroid. Berbeda  dengan  strain inefekti dari  Rhizobium  bentuk  nodula  inefektif  umumnya  kecil  dan  berisi  sedikit  jaringan bakteroid yang berkembang, menunjukkan akumulasi tepung  dalam sel tanaman inang yang tidak berisi Rhizobium. Bakteroid dalam nodula inefektif berisi glikogen.

2.    Proses pembentukan Nodula pada Tanaman Legum oleh Rhizobium
Tanaman    legum    dalam    kondisi    ternodulasi    oleh    bakteri    pemfiksasi    N bersimbiosis    dengan    bakteria    tanah    dari    genus   Rhizobium,Bradyrhizobium, Azorhizobium,  Mesorhizobium.  Interaksi antara  bakteri  rhizobium dengan tanaman legum dikendalikan oleh tanaman inang tertentu. Misalnya S. meliloti membentuk nodule pada alfafa dan B. japonicum membentuk nodula pada kedelai. Tanaman  inang nya tertentu,   ditentukan  dengan  paling sedikit dua tahap  perubahan sinyal   yang   saling   bergantian   antara   tanaman   adan   mikrosimbiotik   (Gambar  8). Pertama, gen bakteri nodulasi (nod) aktif dalam merespons sinyal molekul    yang dikeluarkan tanaman seperti flavonoids, dihasilkan dari biosintesis dan sekresi lipo- chitooligosaccharides  (LCOs)  oleh      bakteri  rhizobium.  Tahap  kedua,  LCOs mendatangkan  bentuk  nodul pada akar   tanaman  inang  dan   memicu  proses  infeksi. LCOs yang  menyebabkan bentuk akar bernodula pada tanaman inang dinamakan faktor Nod.
 








Gambar 5, Interaksi antara Rhizobium dan tanaman inang

3.    Peran Nitrogenase dalam Proses Fiksasi Nitrogen

Fiksasi  Nitrogen  dilakukan  oleh bakteri.  Bakteri  ini  menyelenggarakan  fiksasi nitrogen yang terjadi baik oleh bakteri yang hidup bebas atau hidup bersimbiosis dalam akar tanaman legum seperti kedelai, clover, dan buncis. Fiksasi Nitrogen ini melibatkan penggunaan ATP dan proses reduksi ekivalen berasal dari metabolisme primer. Semua reaksi yang terjadi dikatalisis oleh nitrogenase.

8H+ + N2 + 8 e + 16 ATP + 16 H2O  2 NH3 + H2 + 16 ADP + 16 Pi + 16 H+

Nitrogenase  adalahdua  protein  kompleks.  Satu  komponen,  dinamakan nitrogenase reduktase (NR) adalah besi (Fe) berisi protein yang menerima elektron dari ferredoxin,   reduktat   kuat,   dan   kemudian    mengirimkannya    kekomponen    lainnya dinamakan nitrogenase atau M0Fe protein (Iron-Molybdenum Protein).










Nitrogenase  pertama  kali menerima  elektron  dari NR dan proton dari larutan. Nitrogenase mengikat molekul dari molekul nitrogen (melepaskan H2  pada waktu yang sama) , dan kemudian  menerima  elektron  dan proton  dari NR, menambahkannya  ke dalam   molekul  N2,  akhirnya   melepaskan   dua  molekul  amoniak   NH3.  Melepaskan molekul hidrogen, H2, rupanya adalah bagian yang hakiki dari fiksasi nitrogen. Cukup banyak sistem fiksasi nitrogen berisi enzim, hydrogenase, yang memanen elektron dari molekul   hidrogen   dan   mentransfernya    kembali   ke   dalam   ferredoxin,   kemudian menyimpan beberapa energi metabolik yang hilang selama reduksi nitrogen,
Bagian utama dari energi fotosintesis  dalam tanaman yang bernodula digunakan untuk fiksasi N2. Paling tidak enam belas molekul ATP dihidrolisis selama reduksi oleh molekul nitrogen tunggal.   Pengeluaran energi dari fotosintesis sama sekali membatasi pertumbuhan  tanaman yang memfiksasi nitrogen. Contohnya, hasil penggunaan energy (protein, karbohidrat,  dan minyak) dari lahan jagung lebh banyak daripada dari lahan kedelai.
Nitrogen    sangat sensitif terhadap oksigen.   Akar bernodula dari tanaman pemfiksasi nitrogen berisi oksigen- mengikat protein, leghemoglobin,  yang melindungi nitrogenase melalui pengikatan molekul oksigen.
Mekanisme serupa dilakukan dalam  nitrat reduktase dan nitrit reduktase. Kedua substansi  ini dihasilkan  dari ammonia  melalui  proses  oksidasi.  Bakteri  tanaman  dan tanah dapat mereduksi senyawa  ini untuk menyediakan  ammonia untuk metabolisme. Pupuk yang umum digunakan seperti  ammonium nitrat, NH4NO3, menyediakan reduksi nitrogen  untuk  pertumbuhan  tanaman  secara  langsung,  dan    menyediakan  substrat untuk reduksi nitrat. NADH atau NADPH adalah donor elektron untuk nitrat reduktase, bergantug pada organismenya,
Langkah pertama adalah reduksi nitrat menjadi nitrit
Langkah kedua melibatkan nitrat reduktase yang mereduksi nitrit menjadi ammonia

NO2- + 7 H+ + 6 e  NH3 + 2H2O

NO-     (nitrit)   dan   NH2OH   (hydroxylamine)       lanjutan   dalam   reaksi   tetapi   tidak berdisosiasi dengan nitrit reduktase

B.   Mikoriza
Istilah mikoriza yang berarti : “Jamur Akar” pertama kali dikenalkan oleh Frank, botaniwan jerman pada tahun 1855, untuk menyebutkan sebagai suatu struktur yang terbentuk sebagai hasil assosiasi jamur tanah tertentu dengan akar tumbuhan tinggi. Jamur akar ini diketemukan Frank pada pepohonan hutan seperti pinus.    
Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara cendawan/jamur (mykes) dan perakaran (rhiza) tanaman. Mikoriza mempunyai kemampuan untuk berasosiasi dengan hampir 90% jenis tanaman pertanian, perkebunan, kehutanan dan pakan ternak. Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jenis jamur tertentu dengan perakaran tanaman
 Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya dengan mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya. Sebagai misalnya, semaian pinus biasanya gagal tumbuh setelah pemindahan apabila tidak terbentuk jaringan mikoriza di sekitar akarnya.
 Istilah cendawan Mikoriza Vesikula-Arbuskula (MVA) pertama kali dilaporkan oleh Peyronel, (1923) dalam Trappe dan Schenk, (1982). Hal ini disebabkan karena dicirikan oleh adanya vesikel dan arbuskel pada akar tanaman yang terinfeksi dan terkolonisasi. Cendawan ini menginfeksi tanaman melalui spora, tumbuh dan berkembang dalam jaringan korteks, dimana morfologi cendawan ini terdiri dari arbuskel, vesikel, miselium internal dan eksternal.
Cendawan mikoriza meprupakan cendawan obligat, dimana kelangsungan hidupnya berasosiasi akar tanaman dengan sporanya. Spora berkecambah dengan membentuk apressoria sebagai alat infeksi, dimana infeksinya biasa terjadi pada zone elongation. Proses ini dipengaruhi oleh anatomi akar dan umur tanaman  yang terinfeksi. Hifa yang terbentuk pada akar yaitu interseluler dan intraseluler dan terbatas pada lapisan korteks, dan tidak sampai pada stele. Hifa yang berkembang diluar jaringan akar, maka berperan terhadap penyerapan unsur hara tertentu dan air.
Mosse, (1981) melaporkan bahwa cendawan mikoriza mempunyai sifat dapat berkolonisasi dan berkembang secara simbiosis mutualisme dengan akar tanaman, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman, serta membantu menekan perkembangan beberapa patogen tanah.
Berdasarkan struktur tubuh dan cara infeksi terhadap tanaman inang mikoriza dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu ektomikoriza dan endomikoriza  Endomikoriza tergolong ke dalam fungi mikoriza arbuskula (FMA) karena mempunyai arbuskula dan pada beberapa genus mempunyai vesikula.Arbuskula yaitu menyerupai struktur pohon kecil dari percabangan hifa berfungsi  sebagai tempat pertukaran metabolit antara jamur dan tanaman. Vesikula berbentuk globose berasal dari menggelembungnya hifa jamur mikoriza fungsinya sebagai organ penyimpan makanan . Untuk lebih jelasnya bentuk dari arbuskula dan vesikula berikut ditampilkan dalam Gambar 6
.












Gambar 6. Penampang membujur akar terinfeksi FMA

1.    Prinsip Kerja Mikoriza
Jamur yang menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, akan memproduksi jalinan hifa secara intensif di luar sel akar, di dalam sel akar atau di luar dan di dalam sel akar sekaligus. Hifa jamur memperpanjang daya jelajah akar dalam mencari unsur hara tanah dan air. Luas rizosfir tanaman bermikoriza 100 kali lebih besar dari tanaman tanpa mikoriza. Akar tanaman yang bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitas dalam penyerapan unsur hara (fosfor, nitrogen) dan air.
 Terjadinya infeksi mikoriza pada akar tanaman melalui beberapa tahap, yakni :
a.    Pra infeksi. Spora dari mikoriza benrkecambah membentuk appressoria
b.     Infeksi. Dengan alat apressoria melakukan penetrasi pada akar tanaman.
c.     Pasca infeksi. Setelah penetrasi pada akar, maka hifa tumbuh secara interselluler, arbuskula terbentuk didalam sel saat setelah penetrasi. Arbuskula percabangannya lebih kuat dari hifa setelah penetrasi pada dinding sel. Arbuskula hidup hanya 4-15 hari, kemudian mengalami degenerasi dan pemendekan pada sel inang. Pada saat pembentukan arbuskula, beberapa cendawan mikoriza membentuk vesikel pada bagian interselluler, dimana vesikel merupakan pembengkakan pada bagian apikal atau interkalar dan hifa.
d.     Perluasan infeksi cendawan mikoriza dalam akar terdapat tiga fase:
1)    .Fase awal dimana saat infeksi primer.
2)    Fase exponential, dimana penyebaran, dan pertumbuhannya dalam akar lebih cepat .
3)    Fase setelah dimana pertumbuhan akar dan mikoriza sama.
e.    Setelah terjadi infeksi primer dan fase awal, pertumbuhan hifa keluar dari akar dan di dalam rhizosfer tanah. Pada bagian ini struktur cendawan disebut hifa eksternal yang berfungsi dalam penyerapan larutan nutrisi dalam tanah, dan sebagai alat transportasi nutrisi ke akar, hifa eksternal tidak bersepta dan membentuk percabangan dikotom.
Cendawan mikoriza menghasilkan senyawa glycoprotein glomalin yang sangat berkorelasi dengan peningkatankemantapan agregat. Faktor-faktor yang terlibatdalam pembentukan struktur adalah organisme, seperti benang-benang jamur yangdapat mengikat satu partikel tanah dan partikel lainnya. Selain akibat dariperpanjangan hifa-hifa eksternal pada jamur mikoriza, sekresi dari senyawasenyawapolysakarida, asam organik dan lendir yang di produksi juga oleh hifahifaeksternal, akan mampu mengikat butir-butir primer agregat mikro tanahmenjadi butir sekunder agregat makro. Agen organik ini sangat penting dalmmenstabilkan agregat mikro dan melalui kekuatan perekat dan pengikatan olehasam-asam dan hifa tadi akan membentuk agregat makro yang mantap.
Prinsip kerja dari mikoriza ini adalah menginfeksi sistem perakaran tanaman inang, memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman yangmengandung mikoriza tersebut akan mampu meningkatkan kapasitas dalampenyerapan unsur hara. Tanaman bermikoriza dapat menyerap P, dalam jumlahbeberapa kali lebih besar dibanding tanaman tanpa mikoriza, khususnya padatanah yang miskin P. Disamping itu tanaman yang terinfeksi mikoriza ternyatadaya tahan tanaman dan laju fotosintesis lebih tinggi dibanding tanaman tanpamikoriza, meskipun konsentrasi P pada daun rendah (kekurangan). Dengan adanya hifa (benang-benang yang bergerak luas penyebarannya), maka tanamanmenjadi lebih tahan kekeringan.Hifa cendawan ini memiliki kemampuanistimewa, disaat akar tanaman sudah kesulitan menyerap air, hifa jamur masihmampu meyerap air dari pori-pori tanah.

BAB III
KESIMPULAN

 Bakteri bintil akar (Rhizobium sp.) bersimbiosis dengan tanaman dan pada umumnya pada tanaman Leguminose bentuk simbiosis antara keduanya yaitu bakteri menyediakan unsur N bagi tanaman dan tanaman menyediakan karbohidrat sebagai nutriennya. Mikoriza merupakan jamur  yang berfungsi sebagai penambat unsur P. Mikoriza tumbuh pada akar tanaman, Mikoriza bersimbiosis dengan tanaman dan simbiosis tersebut merupakan simbiosis mutualisme,dimana mikoriza menyediakan unsur P (fosfor) bagi tanaman dan tanaman menyediakan tempat hidup dan nutrisi yang di butuhkan mikoriza


DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro D., 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan Press. Jakarta.

Handayanto, E. dan Hairiah.K., 2007. Biologi Tanah. Yogyakarta : Pustaka Adipura.

Mosse, B. 1981. Vesicular-arbuscular mycorrhizal research for tropical Agriculture. Res. Bull.82p



Tidak ada komentar:

PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI

BAB I PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI A.       KOMPETENSI Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat-alat di labor...