BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dan
perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan
Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di
dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan
buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis
(pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (Q.S
Al-Baqoroh;265)
Berdasarkan
ayat diatas bahwasanya Allah telah menurunkan hujan dari langit dengan lebat
maupun dengan hujan gerimis. Allah menurunkan hujan dengan kehendaknya, dengan
hujan tersebut airnya bisa dimanfaatkan untuk semua makhluk hidup yang ada di
bumi
Air
merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk
hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air
yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air
bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik,kimia, mikrobiologi
dan radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya ters edia di
alam sehingga diperlukan upaya perbaik an, baik itu secara sederhana maupun modern.
Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih, akibatnya
akan menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
Belakangan
ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air
bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab
susahnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh
limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya
pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata
air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa
aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang
langka"..
Penyediaan
air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam
meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan
dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan
air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup
masyarakat.
Sampai
saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat di Indonesia masih dihadapkan
pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat
diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini
yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari air bersih?
2.
Bagaimanakah
sumber air bersih dapat diperloleh dan diolah?
3.
Apa saja yang
termasuk dalam syarat air bersih?
4.
Bagaimanakah
pengadaan air bersih didaerah desa maupun kota?
5.
Bagaimanakah
proses dalam pengolaan air bersih?
C. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui pengertian dari air bersih.
2.
Untuk mengetahui sumber
air bersih dapat diperloleh dan diolah.
3.
Untuk mengetahui
syarat air bersih.
4.
Untuk mengetahui pengadaan
air bersih didaerah desa maupun kota.
5.
Untuk mengetahui proses
dalam pengolaan air bersih.
BAB II
ISI
A. Penyediaan Air Bersih dan Air Minum
Penyediaan
air bersih dan air minum sangat berperan penting dalam kesehatan manusia.
Karena dengan air yang bersih diharapkan bisa menjadi konsumsi air minum yang
tidak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit bahkan merugikan kesehatan
manusia. Oleh sebab itu, perlu kita mengetahui berbagai hal mengenai penyedian
air bersih dan air minum.
1. Pengertian Air Bersih
Berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu “air yang dipergunakan untuk
keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum
apabila dimasak”.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian mengenai
:
a.
Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya
disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan,
cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai
air baku untuk air minum.
b.
Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui
proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan
dan dapat langsung diminum.
c.
Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah
tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.
d.
Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air
minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang
sehat, bersih, dan produktif.
e.
Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum.
f.
Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan
membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan
yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju
keadaan yang lebih baik.
g.
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan
merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi,
memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan
air minum.
h.
Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah,
koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan
penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.
2. Sumber Air Bersih
Berdasarkan
petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal Pedoman Perencanaan
dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber air baku yang
perlu diolah terlebih dahulu adalah:
a.
Mata air, yaitu sumber air yang berada di atas permukaan
tanah. Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam
jangka beberapa lama.
b.
Sumur dangkal (shallow
wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya
kurang dari 40 meter.
c.
Sumur dalam (deep
wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang
kedalamannya lebih dari 40 meter.
d.
Sungai, yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai
dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara
umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena
kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
e.
Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu
yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber
air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D.
Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):
a.
Air hujan, biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan
mengalami pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
b.
Air permukaan tanah (surface
water) yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui
pengolahan karena mudah tercemar.
c.
Air dalam tanah (ground
water) yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur
dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar.
Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada
sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air
tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan,
dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah
mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang
bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak
sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih
murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan
laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam
ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan
air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar
pantai.
3. Syarat Air Bersih
Air bersih adalah air yang dipergunakan
untuk kebutuhan sehari hari. Kebutuhan manusia akan air perlu diperhatikan
standart kuantitas serta kualitasnya. Mengingat
betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air
tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
a. Syarat fisik,
antara lain:
1)
Air harus bersih dan tidak keruh.
2)
Tidak berwarna
3)
Tidak berasa
4)
Tidak berbau
5)
Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
b. Syarat kimiawi,
antara lain:
1)
Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
2)
Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3)
Cukup yodium.
4)
pH air antara 6,5 – 9,2.
c. Syarat Mikrobiologis,
antara lain:
Air untuk
keperluan rumah tangga atau air minum dikatakan memenuhi syarat mikorbiologis
bila air tersebut bebas dari segala bakteri patogen, kuman-kuman penyakit
seperti disentri, tipus, kolera, dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat
kurang dari 4 bakteri coli maka air tersebut memenuhi syarat mikrobiologis.
Pada umumnya
kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi
penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek
kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air
bersih.
Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977,
penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a.
Aman dan higienis.
b.
Baik dan layak minum.
c.
Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d.
Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian
besar masyarakat.
Mengenai
parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas air
bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar
air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII
tanggal 3 Agustus 1977):
a.
Kelas A.
Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
b.
Kelas B.
Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih dahulu
dimasak.
c.
Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat
4.
Pengadaan Air Bersih
a.
Pengadaan Air Bersih Di Pedesaan
Sumur
merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia untuk
mendapatkan sumber air bersih. Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan maka
harus dilindungi terhadap bahaya pencemaran. Sumur yang baik harus memenuhi
syarat lokasi dan syarat konstruksi.
1)
Sumur Gali
Gambar 1. Sumur Gali
Sumur gali
adalah sarana untuk menampung air tanah dari akuifer (lapisan pembawa air) yang
dipergunakan sebagai sumber air baku untuk rumah tangga dan dibuat dengan cara
menggali tanah dengan diameter 0,8-1,0 meter.
Syarat lokasi :
a)
Penempatan sumur gali untuk umum harus mendapat izin dari
pemilik lahan.
b)
Ditempatkan pada lapisan tanah yang mengandung air
berkesinambungan.
c)
Lokasi sumur gali berjarak horizontal minimum 11 meter
kea rah hulu dari aliran tanah dari sumber pengotoran, seperti resapan dari
tangki septik, kakus, empang, lubang galian untuk sampah, dan lain lain.
d)
Lokasi sumur gali terhadap perumahan bila dilayari secara
komunal maksimum berjarak 50 meter.
e)
Air yang ditampung dalam sumur gali berasal dari akuifer
(lapisan pembawa air).
f)
Sumur tidak boleh kemasukan air banjir.
Syarat konstruksi :
Bagian dari
sumur gali adalah dinding sumur bagian atas dan bawah, lantai sumur, saluran
pembuangan, kerikil atau pecahan batu bata yang masing masing berfungsi sebagai
berikut:
a)
Dinding sumur bagian atas sebagai pelindung keselamatan
bagi pemakai dan mencegah pencemaran, tinggi 80 centimeter dan tebal satu bata.
b)
Dinding sumur bagian bawah mencegah pencemaran dari muka
tanah dan penahan sumur agar tidak terkikis atau longsor. Dibuat minimal 300
centimeter dari permukaan tanah, kedap air dan ketebalan dinding minimal
setengah bata.
c)
Lantai sumur untuk menahan dan mencegah pencemaran air
buangan ke dalam sumur sebagai tempat bekerja dengan permukaan tidak licin,
kemiringan 1-5% kea rah saluran pembuangan.
d)
Saluran pembuangan untuk menyalurkan air buangan ke sarana
pengolahan air buangan dan mencegah tempat berkembangbiak bibit penyakit dan
dibuat kedap air, licin, kemiringan 2% kearah sarana pengolahan air bersih,
e)
Kerikil atau pecahan batu bata untuk menahan endapan
lumpur agar air tidak keruh saat di ambil.
2)
Sumur Pompa
Gambar 2. Sumur Pompa
https://www.jualo.com/dki-jakarta/kota-jakarta-timur/pekerjaan-reparasi/jasa-sumur-bor-bekasi-6897319
Secara umum
syarat lokasi penempatan sama dengan sumur gali, sedangkan syarat konstruksinya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)
Saringan atau pipa pipa yang berlubang berada dalam
lapisan yang mengandung air.
b)
Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa
saringan sekurang-kurangnya 3 meter
c)
Lantai sumur yang kedap air ditingggikan 20 centimeter
dari permukaan tanah, lebarnya ± 1,5 meter sekeliling pompa.
d)
Saluran pembuanagan air limbah harus ditembok kedap air
minimal 10 meter panjangnya.
e)
Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau
pompa listrik.
b.
Pengadaan Air bersih di perkotaan
Pada umumnya
air minum untuk kepentingan umum (ledeng) diperoleh dari air permukaan yang
telah terkontaminasi (contoh:air kali), oleh karena itu pengolahan air minum
untuk kepentingan umum ini dilakukan lebih kompleks. Pada suatu instalasi air
minum, biasanya tersedia beberapa fasilitas, yang terdiri atas :
1)
Pipa yang mengalirkan air instalasi air minum (supplay
lina)
2)
Bak penampung untuk pengendapan pertama (pre
sedimentation tank)
3)
Bak pemberi obat-obat kimia (chemical feeder)
4)
Bak pencampur (mixing device)
5)
Bak pencampur untuk pengendapan kedua (Dortmund tank /
accelerator)
6)
Saringan pasir cepat (rapid sand filter)
7)
Bak pemberi chlor (chlorinator)
8)
Bak penampung air bersih yang siap dialirkan ke konsumen
(clear waste storage kelder)
B. Proses Pengolahan Air
Secara
umum, pengolahan air terdiri dari 3 aspek, yaitu pengolahan secara fisika,
kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara
mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan,
filtrasi, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat
penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini
digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air.
Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme
sebagai media pengolahnya.
Secara
umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)
Bangunan
intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air.
Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar
screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut
tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.
2. Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini
digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan
yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana,
fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir,
dll. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.
3. WTP (Water
Treatment Plant)
Ini adalah
bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa bagian,
yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.
Gambar 3. Koogulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan
desinfeksi
http://www.temukanpengertian.com/2015/05/pengertian-metode-desinfeksi.html
a.
Koagulasi
Disinilah
proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses
destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor
biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung
didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang
terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada
unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut
merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain
rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau
mekanis (menggunakan batang pengaduk).
b.
Flokulasi
Selanjutnya
air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar
flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya
tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk.
Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu
mengikat flok-flok tersebut.
c.
Sedimentasi
Bangunan ini
digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis.
Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada
berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi
telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.
d.
Filtrasi
Sesuai dengan
namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran
ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan
ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.
e.
Desinfeksi
Setelah bersih
dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup, sehingga
ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa
penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke
bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
4. Reservoir
Reservoir
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan
distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya
diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang
menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.
Gambar 4. Proses
pengolaan air
http://amarikhsanudin.blogspot.co.id/2011/09/proses-pengolahan-air-baku-menjadi-air.html
C. Jurnal Penelitian
REKAYASA PERALATAN
ULTRAFILTRASI UNTUK PENYEDIAAN AIR SIAP MINUM BAGI KOMUNITAS PESANTREN IZZATUNA
DAN AL-AMALUL KHAIR DI SUMATERA SELATAN
Tahap
pertama ujicoba dan peragaan cara kerja peralatan yang didisain terlebih dahulu
pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya pada tanggal 6 Juni 2015 di desa Rambutan
Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin yang berjarak sekitar 45 km dari kota
Palembang (Nasir, dkk, 2015b; Saleh, dkk 2015). Mahasiswa yang dilibatkan
berjumlah 10 orang. Pada kegiatan ini telah dilakukan demonstrasi peralatan
yang didisain (Gambar 1) dengan cara mengolah langsung air sumur penduduk yang
mempunyai pH = 5. Hasilnya peralatan mampu mengubah air sumur dengan keasaman
rendah menjadi air yang dapat diminum.
Gambar 3. Rangkaian
Peralatan Ultrafiltrasi
Sumber
: Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 105-110
Peralatan
yang dirancang dalam kegiatan ini terdiri dari modul Ultrafiltrasi yang
dilengkapi dengan membran type HM90UF, tanki Tedmon kapasitas 220 L, Pompa
Stainless Steel, Pompa centrifugal, Cartridge Filter Polyethylene, Perangkat
Sterilisasi Ultraviolet, Tabung adsorben type FRP, Flowmeter 5 GPM, dan sebuah
Pressure Gauge. Rangka (dudukan) peralatan dibuat dari stainless steel. Untuk
membantu operator, peralatan juga dilengkapi dengan Petunjuk Pengoperasian
Alat.
Air
bersih merupakan prioritas di kebanyakan daerah di Propinsi Sumatera Selatan
yang belum terjangkau oleh PDAM. Topografi Propinsi Sumatera Selatan yang
tergolong dataran rendah yang sebagian besar merupakan rawa-rawa dan sungai
memerlukan peralatan/treatment yang sesuai agar sumber air menjadi layak untuk
diolah menjadi air bersih dan air minum. Peralatan ultrafiltrasi yang
diserahkan oleh tim dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan air bersih
itu dapat diperoleh dari beberapa sumber air
bersih seperti : mata air, sungai, sumur, air hujan dan lain sebagainya,
yang melalui pengolahan atau tanpa pengolahan. Air yang biasa kita lihat bersih
belum tentu bersih karena air dikatakan bersih apabila memenuhi syarat fisik,
kimiawi, dan mikrobiologis. Air juga dapat diolah melalui beberapa cara antara
lain : bangunan intake, bak prasedimentasi, WTP, dan reservoir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar