Minggu, 27 Mei 2018

Makalah Air bersiah


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat. (Q.S Al-Baqoroh;265)
Berdasarkan ayat diatas bahwasanya Allah telah menurunkan hujan dari langit dengan lebat maupun dengan hujan gerimis. Allah menurunkan hujan dengan kehendaknya, dengan hujan tersebut airnya bisa dimanfaatkan untuk semua makhluk hidup yang ada di bumi         
Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang digunakan untuk konsumsi sehari -hari harus memenuhi standar kualitas air bersih. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik,kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya ters edia di alam sehingga diperlukan upaya perbaik an, baik itu secara sederhana maupun modern. Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih, akibatnya akan menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
Belakangan ini timbul masalah yang sangat krusial yaitu sulit untuk mendapatkan air bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak sebagus dulu lagi. Penyebab susahnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri.Selain itu, adanya pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi "barang langka"..
Penyediaan air bersih untuk masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan atau masyarakat, yakni mempunyai peranan dalam menurunkan angka penderita penyakit, khususnya yang berhubungan dengan air, dan berperan dalam meningkatkan standar atau taraf/kualitas hidup masyarakat.
Sampai saat ini, penyediaan air bersih untuk masyarakat di Indonesia masih dihadapkan pada beberpa permasalahan yang cukup kompleks dan sampai saat ini belum dapat diatasi sepenuhnya. Salah satu masalah yang masih dihadapi sampai saat ini yakni masih rendahnya tingkat pelayanan air bersih untuk masyarakat.


B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian dari air bersih?
2.    Bagaimanakah sumber air bersih dapat diperloleh dan diolah?
3.    Apa saja yang termasuk dalam syarat air bersih?
4.    Bagaimanakah pengadaan air bersih didaerah desa maupun kota?
5.    Bagaimanakah proses dalam pengolaan air bersih?

C.   TUJUAN
1.    Untuk mengetahui pengertian dari air bersih.
2.    Untuk mengetahui sumber air bersih dapat diperloleh dan diolah.
3.    Untuk mengetahui syarat air bersih.
4.    Untuk mengetahui pengadaan air bersih didaerah desa maupun kota.
5.    Untuk mengetahui proses dalam pengolaan air bersih.












BAB II
ISI

A.   Penyediaan Air Bersih dan Air Minum
Penyediaan air bersih dan air minum sangat berperan penting dalam kesehatan manusia. Karena dengan air yang bersih diharapkan bisa menjadi konsumsi air minum yang tidak mengandung mikroorganisme penyebab penyakit bahkan merugikan kesehatan manusia. Oleh sebab itu, perlu kita mengetahui berbagai hal mengenai penyedian air bersih dan air minum.
1.    Pengertian Air Bersih
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu “air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak”.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa pengertian mengenai :
a.    Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
b.    Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
c.    Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman.
d.    Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
e.    Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air minum.
f.     Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.
g.    Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum.
h.    Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.
2.    Sumber Air Bersih
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air Bersih, disebutkan bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
a.    Mata air, yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah. Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam jangka beberapa lama.
b.    Sumur dangkal (shallow wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
c.    Sumur dalam (deep wells), yaitu sumber air hasil penggalian ataupun pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.
d.    Sungai, yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu, karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
e.    Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), yaitu unit penampung air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal, 1999):
a.    Air hujan, biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung diminum.
b.    Air permukaan tanah (surface water) yaitu rawa, sungai, danau yang tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah tercemar.
c.    Air dalam tanah (ground water) yang terdiri dari air sumur dangkal dan air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi syarat untuk diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi, batuan, dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang bertopografi rendah.
Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah sekitar pantai.

3.    Syarat Air Bersih
     Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari hari. Kebutuhan manusia akan air perlu diperhatikan standart kuantitas serta kualitasnya. Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
a.    Syarat fisik, antara lain:
1)    Air harus bersih dan tidak keruh.
2)    Tidak berwarna
3)    Tidak berasa
4)    Tidak berbau
5)    Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
b.    Syarat kimiawi, antara lain:
1)    Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
2)    Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3)    Cukup yodium.
4)    pH air antara 6,5 – 9,2.
c.    Syarat Mikrobiologis, antara lain:
Air untuk keperluan rumah tangga atau air minum dikatakan memenuhi syarat mikorbiologis bila air tersebut bebas dari segala bakteri patogen, kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang dari 4 bakteri coli maka air tersebut memenuhi syarat mikrobiologis.
Pada umumnya kualitas air baku akan menentukan besar kecilnya investasi instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:

a.    Aman dan higienis.
b.    Baik dan layak minum.
c.    Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d.    Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No. 173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977):
a.    Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
b.    Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang terlebih dahulu dimasak.
c.    Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat

4.    Pengadaan Air Bersih
a.    Pengadaan Air Bersih Di Pedesaan
Sumur merupakan cara yang paling banyak digunakan oleh penduduk Indonesia untuk mendapatkan sumber air bersih. Agar air sumur memenuhi syarat kesehatan maka harus dilindungi terhadap bahaya pencemaran. Sumur yang baik harus memenuhi syarat lokasi dan syarat konstruksi.





1)    Sumur Gali
Hasil gambar untuk sumur gali
Gambar 1. Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana untuk menampung air tanah dari akuifer (lapisan pembawa air) yang dipergunakan sebagai sumber air baku untuk rumah tangga dan dibuat dengan cara menggali tanah dengan diameter 0,8-1,0 meter.
Syarat lokasi :
a)    Penempatan sumur gali untuk umum harus mendapat izin dari pemilik lahan.
b)    Ditempatkan pada lapisan tanah yang mengandung air berkesinambungan.
c)    Lokasi sumur gali berjarak horizontal minimum 11 meter kea rah hulu dari aliran tanah dari sumber pengotoran, seperti resapan dari tangki septik, kakus, empang, lubang galian untuk sampah, dan lain lain.
d)    Lokasi sumur gali terhadap perumahan bila dilayari secara komunal maksimum berjarak 50 meter.
e)    Air yang ditampung dalam sumur gali berasal dari akuifer (lapisan pembawa air).
f)     Sumur tidak boleh kemasukan air banjir.
Syarat konstruksi :
Bagian dari sumur gali adalah dinding sumur bagian atas dan bawah, lantai sumur, saluran pembuangan, kerikil atau pecahan batu bata yang masing masing berfungsi sebagai berikut:
a)    Dinding sumur bagian atas sebagai pelindung keselamatan bagi pemakai dan mencegah pencemaran, tinggi 80 centimeter dan tebal satu bata.
b)    Dinding sumur bagian bawah mencegah pencemaran dari muka tanah dan penahan sumur agar tidak terkikis atau longsor. Dibuat minimal 300 centimeter dari permukaan tanah, kedap air dan ketebalan dinding minimal setengah bata.
c)    Lantai sumur untuk menahan dan mencegah pencemaran air buangan ke dalam sumur sebagai tempat bekerja dengan permukaan tidak licin, kemiringan 1-5% kea rah saluran pembuangan.
d)    Saluran pembuangan untuk menyalurkan air buangan ke sarana pengolahan air buangan dan mencegah tempat berkembangbiak bibit penyakit dan dibuat kedap air, licin, kemiringan 2% kearah sarana pengolahan air bersih,
e)    Kerikil atau pecahan batu bata untuk menahan endapan lumpur agar air tidak keruh saat di ambil.




2)    Sumur Pompa
Hasil gambar untuk sumur pompa
Gambar 2. Sumur Pompa
https://www.jualo.com/dki-jakarta/kota-jakarta-timur/pekerjaan-reparasi/jasa-sumur-bor-bekasi-6897319

Secara umum syarat lokasi penempatan sama dengan sumur gali, sedangkan syarat konstruksinya dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)    Saringan atau pipa pipa yang berlubang berada dalam lapisan yang mengandung air.
b)    Lapisan yang kedap air antara permukaan tanah dan pipa saringan sekurang-kurangnya 3 meter
c)    Lantai sumur yang kedap air ditingggikan 20 centimeter dari permukaan tanah, lebarnya ± 1,5 meter sekeliling pompa.
d)    Saluran pembuanagan air limbah harus ditembok kedap air minimal 10 meter panjangnya.
e)    Untuk mengambil air dapat dipergunakan pompa tangan atau pompa listrik.

b.    Pengadaan Air bersih di perkotaan
Pada umumnya air minum untuk kepentingan umum (ledeng) diperoleh dari air permukaan yang telah terkontaminasi (contoh:air kali), oleh karena itu pengolahan air minum untuk kepentingan umum ini dilakukan lebih kompleks. Pada suatu instalasi air minum, biasanya tersedia beberapa fasilitas, yang terdiri atas :
1)    Pipa yang mengalirkan air instalasi air minum (supplay lina)
2)    Bak penampung untuk pengendapan pertama (pre sedimentation tank)
3)    Bak pemberi obat-obat kimia (chemical feeder)
4)    Bak pencampur (mixing device)
5)    Bak pencampur untuk pengendapan kedua (Dortmund tank / accelerator)
6)    Saringan pasir cepat (rapid sand filter)
7)    Bak pemberi chlor (chlorinator)
8)    Bak penampung air bersih yang siap dialirkan ke konsumen (clear waste storage kelder)

B.   Proses Pengolahan Air
Secara umum, pengolahan air terdiri dari 3 aspek, yaitu pengolahan secara fisika, kimia, dan biologi. Pada pengolahan secara fisika, biasanya dilakukan secara mekanis, tanpa adanya penambahan bahan kimia. Contohnya adalah pengendapan, filtrasi, adsorpsi, dan lain-lain. Pada pengolahan secara kimiawi, terdapat penambahan bahan kimia, seperti klor, tawas, dan lain-lain, biasanya bahan ini digunakan untuk menyisihkan logam-logam berat yang terkandung dalam air. Sedangkan pada pengolahan secara biologis, biasanya memanfaatkan mikroorganisme sebagai media pengolahnya.
Secara umum, skema pengolahan air bersih di daerah-daerah di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.    Bangunan Intake (Bangunan Pengumpul Air)
Bangunan intake berfungsi sebagai bangunan pertama untuk masuknya air dari sumber air. Sumber air utamanya diambil dari air sungai. Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring benda-benda yang ikut tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.

2.    Bak Prasedimentasi (optional)
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk pengendapan partikel-partikel diskrit dan berat seperti pasir, dll. Selanjutnya air dipompa ke bangunan utama pengolahan air bersih yakni WTP.

3.    WTP (Water Treatment Plant)
Ini adalah bangunan pokok dari sistem pengolahan air bersih. Bangunan ini beberapa bagian, yakni koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi.

Gambar 3. Koogulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi
http://www.temukanpengertian.com/2015/05/pengertian-metode-desinfeksi.html
a.    Koagulasi
Disinilah proses kimiawi terjadi, pada proses koagulasi ini dilakukan proses destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi, selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis (menggunakan batang pengaduk).
b.    Flokulasi
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok (pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk. Untuk meningkatkan efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia yang mampu mengikat flok-flok tersebut.
c.    Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar daripada berat jenis air. Pada masa kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit aselator.
d.    Filtrasi
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media butiran ini biasanya terdiri dari antrasit, pasir silica dan kerikil silica dengan ketebalan berbeda. Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.
e.    Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup, sehingga ditambahkanlah senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa penambahan chlor, ozonisasi, UV, pemabasan, dan lain-lain sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.

4.    Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum didistribusikan melalui pipa-pipa secara gravitasi. Karena kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi, bisa diatas bukit atau gunung.
Gambar 4.  Proses pengolaan air
http://amarikhsanudin.blogspot.co.id/2011/09/proses-pengolahan-air-baku-menjadi-air.html











C.   Jurnal Penelitian
REKAYASA PERALATAN ULTRAFILTRASI UNTUK PENYEDIAAN AIR SIAP MINUM BAGI KOMUNITAS PESANTREN IZZATUNA DAN AL-AMALUL KHAIR DI SUMATERA SELATAN
Tahap pertama ujicoba dan peragaan cara kerja peralatan yang didisain terlebih dahulu pada kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya pada tanggal 6 Juni 2015 di desa Rambutan Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin yang berjarak sekitar 45 km dari kota Palembang (Nasir, dkk, 2015b; Saleh, dkk 2015). Mahasiswa yang dilibatkan berjumlah 10 orang. Pada kegiatan ini telah dilakukan demonstrasi peralatan yang didisain (Gambar 1) dengan cara mengolah langsung air sumur penduduk yang mempunyai pH = 5. Hasilnya peralatan mampu mengubah air sumur dengan keasaman rendah menjadi air yang dapat diminum.
Gambar 3. Rangkaian Peralatan Ultrafiltrasi
Sumber : Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 105-110
Peralatan yang dirancang dalam kegiatan ini terdiri dari modul Ultrafiltrasi yang dilengkapi dengan membran type HM90UF, tanki Tedmon kapasitas 220 L, Pompa Stainless Steel, Pompa centrifugal, Cartridge Filter Polyethylene, Perangkat Sterilisasi Ultraviolet, Tabung adsorben type FRP, Flowmeter 5 GPM, dan sebuah Pressure Gauge. Rangka (dudukan) peralatan dibuat dari stainless steel. Untuk membantu operator, peralatan juga dilengkapi dengan Petunjuk Pengoperasian Alat.
Air bersih merupakan prioritas di kebanyakan daerah di Propinsi Sumatera Selatan yang belum terjangkau oleh PDAM. Topografi Propinsi Sumatera Selatan yang tergolong dataran rendah yang sebagian besar merupakan rawa-rawa dan sungai memerlukan peralatan/treatment yang sesuai agar sumber air menjadi layak untuk diolah menjadi air bersih dan air minum. Peralatan ultrafiltrasi yang diserahkan oleh tim dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air













BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan air bersih itu dapat diperoleh dari beberapa sumber air  bersih seperti : mata air, sungai, sumur, air hujan dan lain sebagainya, yang melalui pengolahan atau tanpa pengolahan. Air yang biasa kita lihat bersih belum tentu bersih karena air dikatakan bersih apabila memenuhi syarat fisik, kimiawi, dan mikrobiologis. Air juga dapat diolah melalui beberapa cara antara lain : bangunan intake, bak prasedimentasi, WTP, dan reservoir.

Tidak ada komentar:

PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI

BAB I PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI A.       KOMPETENSI Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat-alat di labor...