BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdebatan
mengenai evolusi tidak ada habisnya untuk dibahas. Dari dulu para ilmuan selalu
memperdebatkan masalah kebenaran teori evolusi. Dalam kamus besar bahasa
indonesia di sebutkan bahwa evolusi adalah perubahan (pertumbuhan,
perkembangan) secara berangsur-angsur atau perlahan-lahan (sedikit demi
sedikit). Dengan kata lain berevolusi berarti berubah secara berangsur-angsur
dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Evolusi adalah
cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang perubahan struktur gen dalam
jangka waktu yang lama. Evolusi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu
proses spesiasi (pembentukkan spesies). Evolusi juga dapat dikatakan sebagai
suatu cabang ilmu yang menjelaskan bagaimana keanekaragaman hayati terjadi.
Charles Darwin
(1809-1882) seorang penggawa teori evolusi ini mengatakan bahwa spesies hidup
sekarang berasal dari spesies lain yang hidup dimasa lampau. Dan bila diurut
lebih lanjut, semua spesies makhluk hidup termasuk manusia diturunkan dari nenek
moyang yang sama. Darwin menjelaskan bahwa manusia berasal dari kera.
Penjelasan Darwin semacam ini menuai perdebatan dari banyak pihak, salah
satunya dari kalangan agama, sebagai contoh Islam.
Dalam ajaran
yang dianut oleh Islam Adam adalah nenek moyang dari manusia yang secara
notabene adalah manusia pertama di muka bumi.
Oleh karena itu
kami menyusun makalah yang berjudul Evolusi
dan islam mengajak kita semua ikut mempelajari mengenai evolusi
karena merupakan bagian dari ilmu pegetahuan yang kebenarannya masih bersifat
empiris. Jika ada bukti
ilmiah yang meruntuhkan teorinya, kebenaranya dapat berubah menjadi salah. Jadi
bagi yang tidak percaya bahwa proses evolusi itu ada harus menunjukkan bukti
ilmiah yang dapat meruntuhkan teorinya, bukan atas dasar emosi, asumsi atau
prediksi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian evolusi?
2.
Bagaimana kontroversi teori evolusi?
3. Bagimana teori asal mula manusia menurut
charles darwin?
4. Bagaimana asal mula manusia berdasarkan al-qur'an (nabi adam a.s)?
5. Bagaimana pembantahan
teori evolusi?
6. Bagaimana sikap
ilmiah dalam menyikapi teori evolusi?
7. Bagaimana runtuhnya
teori evolusi dalam 20 pertanyaan?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apakah pengertian evolusi?
2.
Untuk mengetahui bagaimana kontroversi
teori evolusi?
3. Untuk mengetahui bagimana teori asal
mula manusia menurut charles darwin?
4. Untuk
mengetahui bagaimana asal mula
manusia berdasarkan al-qur'an (nabi adam a.s)?
5. Untuk
mengetahui bagaimana pembantahan teori evolusi?
6. Untuk
mengetahui bagaimana sikap ilmiah dalam menyikapi teori
evolusi?
7. Untuk mengetahui bagaimana runtuhnya teori evolusi dalam 20 pertanyaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Evolusi
Evolusi didefinisikan sebagai perubahan secara berkala (changes overtime). Jadi menurut teori
evolusi, alam semesta beserta isinya terbentuk dari bahan yang sangat primitif
melalui rangkaian perubahan yang terjadi secara perlahan selama jutaan tahun.
Umumnya, evolusi alam semesta tidak menjadi masalah dengan ajaran Islam karena teori mengenai proses
pembentukan alam semesta (Teori Big Bang) mendukung proses penciptaan alam yang
diuraikan di dalam AlQur'an (51:47;21:30) (Sofyan, 2011).
Q.S. Adz-Dzaariyat (51:47)
Q.S. Al-Anbiyaa’ (21:30)
Menurut Sofyan (2011), yang menjadi
kontroversi atau paling tidak berpeluang untuk menjadi kontroversi adalah
mengenai evolusi makhluk hidup yang diperkenalkan olah Charles Darwin, seorang
naturalis dari Inggris, pada tahun 1859 dengan bukunya: "The Origin of Species". Pada
awalnya teori Darwin tersebut hanya berisi hal-hal sebagai berikut:
1.
Makhluk hidup
tidak diciptakan secara terpisah, tetapi muncul (evolve) dari nenek moyang yang sama (common ancestor).
2.
Seleksi alam (natural selection) adalah penyebab
utama, namun bukan satu-satunya, proses modifikasi pada makhluk hidup.
3.
Contoh-contoh
atau alasan-alasan yang dikemukakan Darwin untuk mendukung teorinya antara
lain:
a.
Variasi dalam
domestikasi (artifical selection).
b.
Makhluk hidup
selalu dihadapkan pada kesulitan untuk bertahan hidup (struggle of existence).
c.
Kepunahan (extinction) atau kesuksesan makhluk
hidup (survival of the fittest).
d.
Hibridisasi
(kawin silang).
e.
Catatan geologi
(fosil).
f.
Embryologi
perbandingan.
Dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan, kalangan evolutionist memasukkan
hal-hal baru sebagai pendukung teori evolusi seperti:
1. Awal kehidupan (The
origin of life).
2. Mutasi sebagai salah satu penyebab modifikasi.
B. Kontroversi
Teori Evolusi
Di zaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori
evolusi yang dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama.
Ada juga yang sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi
masih juga ikut andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak
akan terjadi seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah
akibat ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan
paling berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat.
Oleh karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya
Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa
"Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi,"
hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut (Anonim, 2008).
Dogma dasar Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup muncul
menjadi ada dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa
kebetulan. Pandangan ini sama sekali bertentangan dengan keyakinan terhadap
adanya penciptaan alam oleh Allah (Anonim, 2008).
Kesalahan
terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan
dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar
pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari
satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan:
"Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua makhluk hidup
melalui proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain; apa salahnya
menolak hal ini?" Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang sangat
mendasar yang telah diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung evolusi
(=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah terletak pada
pertanyaan apakah "makhluk hidup muncul masing-masing secara terpisah atau
melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan yang pokok
adalah "apakah makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara
kebetulan akibat rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk hidup tersebut
diciptakan secara sengaja?" (Anonim, 2008).
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang
terpikir, terlintas, atau terbersit pertama kali di benak ataupun pikiran
adalah pertentangan teori evolusi Charles Darwin bahwa manusia pertama adalah
kera dengan Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam
a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk
memastikan asal mula manusia (Anonim, 2012). Dalam tulisan mengenai pembantahan agama terhadap evolusi
ini mungkin akan lebih ditekankan kepada asal usul adanya manusia di bumi.
C. Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Menurut Anonim (2012),
pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis
makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga
telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat
beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut
skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar
sebagai berikut:
1.
Australophithecines
(berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus)
2.
Homo habilis
3.
Homo erectus
4.
Homo sapiens
Genus yang
dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis
digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera
dari selatan." Australophitecus,yang tidak lain adalah jenis
kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari
mereka lebih besar dan kuat ("tegap"), sementara yang lain lebih
kecil dan rapuh ("lemah"). Dengan menjabarkan hubungan dalam
rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo
Habilis > Homo erectus > Homo sapiens,"
evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah
nenek moyang jenis selanjutnya (Anonim, 2012).
D. Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi
Adam a.s)
Saat Allah Swt. merencanakan
penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul
manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat
kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,
".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka,
apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya
ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS.
Al Hijr: 28-29).
Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga
memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan
sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa
didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam
inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya
dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua
diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah
lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang
berbunyi:
"Dan
sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di
lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami
ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah
saw bersabda :
"Sesungguhnya
manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah".
(HR. Bukhari)
E. Pembantahan
Teori Evolusi
Menurut syariat islam, manusia tidak diciptakan di bumi,
tapi di turunkan di muka bumi sebagai manusia dan diangkat/ditunjuk Allah
sebagai khalifah (pengganti/penerus) di muka bumi. Manusia sebagai pengganti di
muka bumi tentunya ada mahkluk lain yang di ganti.
Ada
2 kemungkinan tentang makluk lain yang posisinya digantikan oleh manusia:
1.
Yang
pertama adalah golongan jin
Menurut para ahli mufassirin, salah satu diantaranya adalah
Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "yang dimaksud
dengan mahluk sebelum Adam diciptakan adalah Al-Jan (golongan jin) yang suka
berbuat kerusuhan" menurut
seorang perawi hadits yang bernama Thawus Al-Yamani: "Salah satu penghuni
sekaligus penguasa dimuka bumi adalah golongan jin (sebelum manusia
diciptakan).
Namun ada juga
yang mengatakan bahwa telah ada 3 ummat yang utama sebelum adam, dua
diantaranya adalah bangsa jin, sedangkan yang ketiga dari golongan yang berbeda
dengan jin, mereka ini mahkluk berdarah dan berdaging.
Dalam surat Al-Hijr 27 dijelaskan: "Dan kami
telah menciptakan jin sebelum (adam) dari api yang sangat panas"
2.
Yang
kedua adalah manusia purba
Dalam literatur arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan,
memang ada mahkluk lain yang nyaris seperti manusia,tetapi memiliki
karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, sehingga
kemampuan mereka terbatas. Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan Neanderthal
oleh para arkeologi. Sebagai contoh Pithecantropus
erectus volume otaknya 900cc dan Homo
sapiens di atas 1000cc.
Maka dari itu
bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu telah ada sosok
makhuk yang memiliki akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman
sebelum kedatangan adam namun bukan dari golongan manusia.
Hal ini di
tegaskan lagi dalam surat Al-Israa' (17:70) :
"Dan sesungguhnya telah kami muliakan (anak anak adam), kami angkat mereka di daratan dan lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahkluk yang telah kami ciptakan" dan juga At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
"Dan sesungguhnya telah kami muliakan (anak anak adam), kami angkat mereka di daratan dan lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahkluk yang telah kami ciptakan" dan juga At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
"Sesungguhnya
kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya (di banding golongan
sebelumnya)"
Beberapa orang yang beranggapan bahwa makhluk hidup ada
karena adanya evolusi merupakan pembuktian bahwa segala sesuatu yang terjadi
haruslah melalui suatu proses, layaknya proses evolusi. Namun, bagi Allah Sang Maha
Pencipta, tidak ada yang tidak mungkin. Dalam menciptakan sesuatu Allah SWT
tidak harus melaluinya dg “proses” sebagaimana yang
dipahami manusia. Selain itu jikapun pernyataan bahwa dalam menciptakan sesuatu
itu perlu proses, teori evolusi Darwin bukan penjelasan yang benar tentang
bagaimana Allah SWT melakukan “proses” penciptaan makhluk hidup.
Allah SWT memiliki kehendak atas segala sesuatu. Sebagaimana
terciptanya Nabi Isa AS. Dalam Q.S. Ali Imran:47 dan 59 disebutkan,
F. Sikap Ilmiah
dalam Menyikapi Teori Evolusi
Walaupun terkesan sangat masuk akal, teori Darwin tetap
hanya merupakan wacana (teori) yang dapat dibuktikan benar atau salahnya secara
keilmuwan pula. Pembuktian secara supranatural (misalnya intelligent design dan
keajaiban) bukan merupakan cara yang terbaik karena supranatural bersifat
selalu benar (nonfalsiable) namun sulit dibuktikan secara nyata
(untestable) (Sofyan, 2011).
Darwin dan ilmuan lain memberikan hipotesis bahwa seleksi
alam dan mutasi gen menyebabkan perubahan bentuk yang menghasilkan makhluk baru
disebabkan oleh sifat ingin tahu mereka terhadap proses penciptaan makhluk
hidup. Hal tersebut bukan merupakan masalah, karena sifat ilmu memang seperti
itu, yaitu dimulai dengan keingintahuan (curiosity) kemudian dilanjutkan dengan
pembuktian (Sofyan, 2011).
Namun, teori Darwin sampai saat ini masih hanya sebatas
teori. Hal ini dikarenakan terlalu banyak keragu-raguan yang ada di dalamnya.
Dalam Q.S. Qaaf:15 disebutkan.
Dengan demikian, penyikapan yang Islami dalam masalah
evolusi Darwin adalah dengan mempelajari lebih jauh proses-proses penciptaan
makhluk secara ilmiah dan mencari dalilnya di dalam AlQur'an. Apabila dalam
proses pembelajaran tersebut dibuktikan bahwa teori Darwin benar, maka
sesungguhnya kebenaran tersebut memang ditunjukkan oleh Allah SWT. Sebaliknya
apabila dibuktikan bahwa teori Darwin salah, maka teori baru yang menafikan
teori Darwin tersebut harus diungkapkan dan disebar luaskan sehingga orang lain
dapat membuktikan kebenaran teori baru tersebut secara empiris (Sofyan, 2011).
Adapun pembantahan teori evolusi berdasarkan Al-Quran
merupakan hal yang bersifat mutlak dan tidak terbantahkan. Namun, hal yang
bersifat supranatural seperti itu adalah hal tidak dapat dilihat secara nyata.
Hal seperti itu adalah hal yang haruslah kita imani dan yakini. Adapun sikap
yang bijaksana mengenai hal ini ialah terus belajar dan mengkaji ilmu
pengetahuan tanpa henti. Sebagaimana hadits Nabi SAW yang berbunyi: Tuntutlah
ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.
G. Runtuhnya Teori Evolusi Dalam
20 Pertanyaan
1.
Biografi Harun
Yahya
Gambar 1. Harun
Yahya
(Sumber : https://twitter.com/harun_yahya)
Nama Harun
Yahya adalah nama pena dari Adnan Oktar yang lahir di Ankara pada tahun 1956.
Sebagai seorang da'i dan ilmuwan terkemuka asal Turki, beliau sangat menjunjung
tinggi nilai akhlaq dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan ajaran agama
kepada masyarakat. ia dibesarkan di kota ini hingga lulus SMU. Komitment beliau
terhadap Islam tumbuh semakin kuat ketika beliau duduk di bangku SMU. Pada
periode ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam beliau dapatkan dari
membaca berbagai buku-buku agama. Di samping itu, beliau juga memperoleh
pemahaman tentang fakta-fakta penting lain yang kemudian beliau beritahukan kepada
orang-orang di sekitarnya.
Pada
tahun 1979, Adnan Oktar pindah ke Istanbul untuk menuntut ilmu di Universitas
Mimar Sinan. Di masa inilah beliau mulai melaksanakan misi dakwah, menyeru
manusia kepada akhlaq yang baik dan memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang
munkar.
2.
Berikut ini ada 2
pertanyaan yang diungkapkan oleh Harun Yahya
a.
Mengapa Teori Evolusi Tidak Absah Secara Ilmiah?
Teori
evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat
dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah.
Teori ini bukanlah hukum ilmiah maupun fakta yang sudah terbukti. Di balik
topeng ilmiahnya, teori ini adalah pandangan hidup materialis yang dijejalkan
ke dalam masyarakat oleh kaum Darwinis. Dasar-dasar teori ini – yang telah
digugurkan oleh bukti-bukti ilmiah di segala bidang – adalah cara-cara
mempengaruhi dan propaganda, yang terdiri atas tipuan, kepalsuan, kontradiksi,
kecurangan, dan ilusi permainan sulap.
Teori
evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah
abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah
didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apa pun. Sebaliknya, semua metode
yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian
ketidakabsahannya.
Namun,
bahkan sekarang, masih banyak orang beranggapan bahwa evolusi adalah fakta yang
sudah terbukti kebenarannya – layaknya gaya tarik bumi atau hukum benda
terapung. Sebab, seperti telah dinyatakan di muka, teori evolusi sesungguhnya
sangatlah berbeda dari yang diterima masyarakat selama ini. Oleh sebab itu,
pada umumnya orang tidak tahu betapa buruknya landasan berpijak teori ini;
betapa teori ini sudah digagalkan oleh bukti ilmiah pada setiap langkahnya; dan
betapa para evolusionis terus berupaya menghidupkan teori evolusi, walaupun
teori ini sudah “menghadapi ajalnya”. Para evolusionis hanya mengandalkan
hipotesa yang tak terbukti, pengamatan yang penuh prasangka dan tak sesuai
kenyataan, gambar-gambar khayal, cara-cara yang mampu mempengaruhi kejiwaan,
dusta yang tak terhitung jumlahnya, serta teknik-teknik sulap.
Kini,
berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti paleontologi (cabang geologi yang
mengkaji kehidupan pra-sejarah melalui fosil – penerj.), genetika, biokimia dan
biologi molekuler telah membuktikan bahwa tak mungkin makhluk hidup tercipta
akibat kebetulan atau muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Sel hidup,
demikian dunia ilmiah sepakat, adalah struktur paling kompleks yang pernah
ditemukan manusia. Ilmu pengetahuan modern mengungkapkan bahwa satu sel hidup
saja memiliki struktur dan berbagai sistem rumit dan saling terkait, yang jauh
lebih kompleks daripada sebuah kota besar. Struktur kompleks seperti ini hanya
dapat berfungsi apabila masing-masing bagian penyusunnya muncul secara
bersamaan dan dalam keadaan sudah berfungsi sepenuhnya. Jika tidak, struktur
tersebut tidak akan berguna, dan semakin lama akan rusak dan musnah. Tak
mungkin semua bagian penyusun sel itu berkembang secara kebetulan dalam jutaan tahun,
seperti pernyataan teori evolusi. Oleh sebab itulah, rancangan yang begitu
kompleks dari sebuah sel saja, sudah jelas-jelas menunjukkan bahwa Tuhan-lah
yang menciptakan makhluk hidup. (Keterangan lebih rinci dapat dibaca dalam buku
Harun Yahya, Miracle in the Cell).
Akan
tetapi, para pembela filsafat materialis tidak bersedia menerima fakta
penciptaan karena beragam alasan ideologis. Hal ini disebabkan kemunculan dan
perkembangan masyarakat yang hidup dengan berpedomankan akhlak mulia yang
diajarkan agama yang sejati kepada ummat manusia melalui perintah dan larangan
Tuhan bukanlah menjadi harapan kaum materialis ini. Masyarakat yang tumbuh
tanpa nilai moral dan spiritual lebih disukai kalangan ini, sebab mereka dapat
memanipulasi masyarakat yang demikian demi keuntungan duniawi mereka sendiri.
Itulah sebabnya, kaum materialis mencoba terus memaksakan teori evolusi – yang
berisi dusta bahwa manusia tidak diciptakan, tetapi muncul atas faktor
kebetulan dan berevolusi dari jenis binatang – serta, dengan segala cara,
berupaya mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup. Kaum materialis
meninggalkan akal sehat dan nalar, serta mempertahankan omong-kosong ini di
setiap kesempatan, walaupun bukti ilmiah dengan jelas telah menghancurkan teori
evolusi dan menegaskan fakta penciptaan.
Sebenarnya
telah dibuktikan bahwa adalah mustahil apabila sel hidup yang pertama – atau
bahkan satu saja dari berjuta-juta molekul protein dalam sel itu – dapat muncul
atas faktor kebetulan. Ini bukan saja ditunjukkan melalui berbagai percobaan
dan pengamatan, melainkan juga melalui perhitungan probabilitas secara
matematis. Dengan kata lain, evolusi gugur di langkah pertama: yaitu dalam
menjelaskan kemunculan sel hidup yang pertama.
Sel,
satuan terkecil makhluk hidup, tidak mungkin muncul secara kebetulan dalam
kondisi primitif tanpa kendali di saat Bumi masih muda – seperti yang
dipaksakan kaum evolusionis kepada kita agar percaya. Jangankan dalam kondisi
demikian, dalam laboratorium tercanggih di abad ini sekali pun, hal itu mustahil
terjadi. Asam-asam amino, yaitu satuan pembentuk berbagai protein penyusun sel
hidup, tak mampu dengan sendirinya membentuk organel-organel di dalam sel
seperti mitokondria, ribosom, membran sel, ataupun retikulum endoplasma –
apalagi membentuk sebuah sel yang utuh. Oleh sebab itu, pernyataan bahwa sel
pertama terbentuk secara kebetulan melalui proses evolusi, hanyalah hasil
rekaan yang sepenuhnya didasarkan pada daya khayal.
Sel
hidup, yang sampai kini masih mengandung banyak rahasia, adalah satu di antara
sekian banyak kesulitan utama yang dihadapi teori evolusi.
Dilema
mengkhawatirkan lainnya (dari sudut pandang evolusionis) adalah molekul DNA
yang terdapat di dalam inti sel hidup, sebuah sistem kode yang terdiri dari 3,5
miliar satuan berisi semua rincian makhluk hidup. DNA pertama kali ditemukan
melalui kristalografi sinar-X pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, dan
merupakan sebuah molekul raksasa dengan rancangan yang luar biasa. Selama
bertahun-tahun, Francis Crick, pemenang hadiah Nobel, meyakini teori evolusi
molekuler. Namun pada akhirnya, ia sendiri pun harus mengakui bahwa molekul
yang begitu rumit tak mungkin muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba karena
kebetulan, sebagai hasil dari sebuah proses evolusi:
Seseorang yang jujur, dengan pemahaman keilmuan yang ada
sekarang, saat ini hanya dapat menyatakan bahwa asal mula kehidupan nampak
bagaikan sebuah keajaiban. Evolusionis
berkebangsaan Turki, Profesor Ali Demirsoy, terpaksa memberikan pengakuan
sebagai berikut:
Sebenarnya,
kemungkinan terbentuknya sebuah protein dan asam nukleat (DNA-RNA) adalah di
luar batas perhitungan. Lebih jauh lagi, peluang munculnya suatu rantai protein
adalah sedemikian kecilnya sehingga bisa disebut astronomis (tidak mungkin).
Homer
Jacobson, Profesor Emeritus di bidang Ilmu Kimia, menyatakan pengakuan tentang
kemustahilan munculnya kehidupan akibat faktor kebetulan, sebagai berikut:
Petunjuk
untuk reproduksi rencana, untuk energi dan untuk pengambilan bagian-bagian dari
lingkungan sekitar, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk mekanisme efektor yang
menerjemahkan instruksi menjadi pertumbuhan – semua itu harus ada secara
serentak pada saat tersebut [saat awal munculnya kehidupan]. Kemungkinan
kombinasi semua peristiwa itu secara kebetulan tampaknya sungguh luar biasa
kecil.
Catatan
fosil pun menyajikan fakta lain, yang menjadi kekalahan telak bagi teori
evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan selama ini, tidak ada satu pun
bentuk antara (bentuk peralihan) yang ditemukan, yang seharusnya ada jika makhluk
hidup berevolusi tahap demi tahap dari spesies yang sederhana menjadi spesies
yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi. Jika makhluk
seperti itu ada, seharusnya jumlahnya banyak sekali, berjuta-juta, bahkan
bermiliar-miliar. Lebih dari itu, sisa dan kerangka makhluk semacam itu
haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau bentuk-bentuk antara ini benar-benar
ada, jumlahnya akan melebihi jumlah spesies binatang yang kita kenal di masa
kini. Seluruh dunia akan penuh dengan fosil makhluk tersebut. Para evolusionis
mencari bentuk-bentuk antara ini di semua penelitian fosil yang menggebu-gebu,
yang telah dilangsungkan sejak abad kesembilan belas. Akan tetapi, sama sekali
tidak ditemukan jejak-jejak makhluk perantara ini, meskipun pencarian telah
dilakukan dengan penuh semangat selama 150 tahun.
Singkat
kata, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dan
dalam wujud sempurna, bukan melalui sebuah proses dari bentuk primitif menuju
tahap yang lebih maju, seperti yang dinyatakan teori evolusi.
Kaum
evolusionis telah berusaha keras untuk membuktikan kebenaran teori mereka.
Namun nyatanya, dengan tangannya sendiri, mereka justru telah membuktikan bahwa
proses evolusi adalah mustahil. Kesimpulannya, ilmu pengetahuan modern
mengungkapkan fakta yang tak mungkin disangkal berikut ini: Kemunculan makhluk
hidup bukanlah akibat faktor kebetulan yang buta, melainkan hasil ciptaan
Tuhan.
b.
Bagaimana Keruntuhan Teori Evolusi Membuktikan Kebenaran
Penciptaan?
Apabila
kita bertanya bagaimana makhluk hidup muncul di muka Bumi, maka terdapat dua
jawaban yang berbeda:
Pertama,
makhluk hidup muncul melalui proses evolusi. Menurut pernyataan teori evolusi,
kehidupan dimulai dengan sel yang pertama. Sel pertama ini muncul karena faktor
kebetulan, atau karena faktor “pembentukan mandiri”, yang secara hipotetis
disebut-sebut sebagai suatu hukum alam. Berdasarkan faktor kebetulan dan hukum
alam ini pula, sel hidup ini lalu berkembang dan berevolusi, dan dengan
mengambil bentuk-bentuk yang berbeda, menghasilkan berjuta-juta spesies makhluk
hidup di Bumi.
Jawaban
kedua adalah “Penciptaan”. Semua makhluk hidup ada karena diciptakan oleh
Pencipta yang cerdas. Ketika kehidupan beserta berjuta-juta bentuknya – yang
tak mungkin muncul secara kebetulan itu – pertama kali diciptakan, makhluk
hidup telah memiliki rancangan yang lengkap, sempurna dan unggul, sama seperti
yang dimilikinya sekarang. Ini dibuktikan secara jelas dan nyata, yang mana
makhluk hidup paling sederhana sekali pun telah memiliki struktur dan sistem
kompleks, yang mustahil tercipta sebagai akibat dari faktor kebetulan dan
kondisi alam.
Di luar
kedua alternatif ini, tidak ada pernyataan atau hipotesa lainnya tentang asal
muasal makhluk hidup. Menurut peraturan logika, jika satu jawaban untuk sebuah
pertanyaan – yang hanya memiliki dua alternatif jawaban – terbukti salah,
jawaban yang kedua pasti benar. Ini merupakan salah satu kaidah paling mendasar
dalam logika, disebut sebagai inferensi disjunktif (modus tollendo ponens).
Dengan
kata lain, jika terbukti bahwa makhluk hidup di Bumi tidak berevolusi melalui
kebetulan, seperti pernyataan para evolusionis, jelaslah bahwa makhluk hidup
adalah karya sang Pencipta. Para ilmuwan pendukung teori evolusi sepakat akan
tidak adanya alternatif ketiga. Salah satunya, Douglas Futuyma, menyatakan:
Organisme
hanya mungkin muncul di muka bumi dalam wujud telah terbentuk sempurna, atau
tidak. Jika tidak, berarti organisme telah terbentuk dari spesies pendahulunya
melalui suatu proses perubahan. Jika organisme muncul dalam wujud telah
terbentuk sempurna, pastilah organisme itu diciptakan oleh suatu kecerdasan
mahakuasa.
Catatan
fosil memberikan jawaban kepada Futuyma yang evolusionis itu. Paleontologi
menunjukkan bahwa semua jenis makhluk hidup muncul di Bumi pada saat berlainan,
sekaligus dalam sekejap dan dalam wujud yang telah sempurna terbentuk.
Semua
hasil penggalian dan penelitian selama seratus tahun atau lebih, menunjukkan
bahwa –bertentangan dengan pendapat kaum evolusionis– makhluk hidup muncul
secara tiba-tiba dalam wujud sempurna tanpa cacat, atau dengan kata lain
makhluk hidup telah “diciptakan”. Bakteri, protozoa, cacing, moluska, dan
makhluk laut tak bertulang belakang lainnya, artropoda, ikan, amfibi, reptil,
unggas, dan mamalia, semua muncul seketika, lengkap dengan sistem dan organ
yang kompleks. Tidak ada fosil yang dapat disebut sebagai makhluk transisi atau
tahap perantara. Paleontologi menampilkan pesan yang sama dengan cabang ilmu
lainnya: Makhluk hidup tidak berevolusi, tetapi diciptakan. Sebagai hasilnya,
pada saat kaum evolusionis mencoba membuktikan teori mereka yang tidak
berdasarkan fakta itu, mereka justru membuktikan kebenaran penciptaan dengan
tangan mereka sendiri.
Robert
Carroll, seorang ahli paleontologi vertebrata dan seorang evolusionis yang
gigih, mengakui bahwa keinginan kaum Darwinis tidak dipenuhi oleh penemuan di
bidang fosil:
Meskipun, selama lebih dari seratus tahun sejak meninggalnya
Darwin telah dilangsungkan upaya pengumpulan yang intensif, catatan fosil belum
juga menghasilkan gambaran mata rantai transisi yang tak terhingga jumlahnya,
seperti yang ia harapkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Evolusi
didefinisikan sebagai perubahan secara berkala (changes overtime). Jadi menurut teori evolusi, alam semesta beserta
isinya terbentuk dari bahan yang sangat primitif melalui rangkaian perubahan
yang terjadi secara perlahan selama jutaan tahun. Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa
teori evolusi tidak bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa
teori evolusi adalah sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada
melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dari Adam inilah cikal
bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam
melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi;
menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru
bumi.
B. Saran
Mengenai masalah perdebatan dikalangan ahli, seyogyanya
disikapi dengan pikiran terbuka, bukan dengan emosi maupun persuasif. Dan perlu
diingat bawa seorang ahli sekalipun membuat teori jangan hanya dianggap suatu
yang pasti benar, harus kita telusuri apa yang ada dibalik alasan beliau
mempertahankan teorinya, mungkin karena alasan ideologi maupn kepentigan
politik lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim
Anonim1. 2008. Hakikat Teori Evolusi Darwin:
Perang terhadap Agama. http://anjarlinux.staff.uns.ac.id/2008/12/04/hakikat-teori-evolusi-darwin-perang-terhadap-agama/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2012
Anonim2. 2012. Asal Mula Manusia, Teori
Evolusi Darwin vs Nabi Adam a.s. http://mungkinblog.blogspot.com/2012/05/asal-mula-manusia-teori-evolus. Diakses pada tanggal 6 Juni 2012
Anonim3. 2011. Nabi Adam AS. Pembantahan Teori Evolusi
& Pembantahan "Pengusiran" Adam dan Hawa dari Surga. http://dewabrata-ceritadunia.blogspot.com/2011/04/nabi-adam-as-pembantahan-teori-evolusi.html. Diakses pada tanggal 6 Juni 2012
http://femocutes.blogspot.co.id/2012/12/runtuhnya-teori-evolusi-dalam-20.html
https://interceptor58.wordpress.com/ufo-hunter/evolusi-menurut-islam/
Sofyan, Agus. 2011. Evolusi dalam Islam. http://flp-usacanada.org/index.php?option=com_content&view=article&id=101:evolusi-dalam-islam&catid=49:tulisan-non-fiksi. Diakses pada tanggal 5 Juni 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar