Minggu, 27 Mei 2018

makalah Evolusi



BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Perdebatan mengenai evolusi tidak ada habisnya untuk dibahas. Dari dulu para ilmuan selalu memperdebatkan masalah kebenaran teori evolusi. Dalam kamus besar bahasa indonesia di sebutkan bahwa evolusi adalah perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur atau perlahan-lahan (sedikit demi sedikit). Dengan kata lain berevolusi berarti berubah secara berangsur-angsur dari satu bentuk ke bentuk yang lain.
Evolusi adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang perubahan struktur gen dalam jangka waktu yang lama. Evolusi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu proses spesiasi (pembentukkan spesies). Evolusi juga dapat dikatakan sebagai suatu cabang ilmu yang menjelaskan bagaimana keanekaragaman hayati terjadi.
Charles Darwin (1809-1882) seorang penggawa teori evolusi ini mengatakan bahwa spesies hidup sekarang berasal dari spesies lain yang hidup dimasa lampau. Dan bila diurut lebih lanjut, semua spesies makhluk hidup termasuk manusia diturunkan dari nenek moyang yang sama. Darwin menjelaskan bahwa manusia berasal dari kera. Penjelasan Darwin semacam ini menuai perdebatan dari banyak pihak, salah satunya dari kalangan agama, sebagai contoh Islam.
Dalam ajaran yang dianut oleh Islam Adam adalah nenek moyang dari manusia yang secara notabene adalah manusia pertama di muka bumi.
Oleh karena itu kami menyusun makalah yang berjudul Evolusi dan islam mengajak kita semua ikut mempelajari mengenai evolusi karena merupakan bagian dari ilmu pegetahuan yang kebenarannya masih bersifat empiris. Jika ada bukti ilmiah yang meruntuhkan teorinya, kebenaranya dapat berubah menjadi salah. Jadi bagi yang tidak percaya bahwa proses evolusi itu ada harus menunjukkan bukti ilmiah yang dapat meruntuhkan teorinya, bukan atas dasar emosi, asumsi atau prediksi.




B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian evolusi?
2.    Bagaimana kontroversi teori evolusi?
3.    Bagimana teori asal mula manusia menurut charles darwin?
4.    Bagaimana asal mula manusia berdasarkan al-qur'an (nabi adam a.s)?
5.    Bagaimana pembantahan teori evolusi?
6.    Bagaimana sikap ilmiah dalam menyikapi teori evolusi?
7.    Bagaimana runtuhnya teori evolusi dalam 20 pertanyaan?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui apakah pengertian evolusi?
2.    Untuk mengetahui bagaimana kontroversi teori evolusi?
3.    Untuk mengetahui bagimana teori asal mula manusia menurut charles darwin?
4.    Untuk mengetahui bagaimana asal mula manusia berdasarkan al-qur'an (nabi adam a.s)?
5.    Untuk mengetahui bagaimana pembantahan teori evolusi?
6.    Untuk mengetahui bagaimana sikap ilmiah dalam menyikapi teori evolusi?
7.    Untuk mengetahui bagaimana runtuhnya teori evolusi dalam 20 pertanyaan?













BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Evolusi
Evolusi didefinisikan sebagai perubahan secara berkala (changes overtime). Jadi menurut teori evolusi, alam semesta beserta isinya terbentuk dari bahan yang sangat primitif melalui rangkaian perubahan yang terjadi secara perlahan selama jutaan tahun. Umumnya, evolusi alam semesta tidak menjadi masalah dengan ajaran Islam karena teori mengenai proses pembentukan alam semesta (Teori Big Bang) mendukung proses penciptaan alam yang diuraikan di dalam AlQur'an (51:47;21:30) (Sofyan, 2011).
Q.S. Adz-Dzaariyat (51:47)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivbRmD591Bzl06G4_H9QSUNvzBKYGNBftWeuBNEbxsRrt2YkZiLqBz5LnCjIN1sBbr3w6oWOR-_LQkRQ4nUdjyNdOE8VtU_9A_SAUiY-HES_RmugJ0a_UJwFRVJtlk2Wt0qvPvNy28Rc-a/s1600/1.PNG
Q.S. Al-Anbiyaa’ (21:30)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-Xu5gfcFAlSFLgOeDyFWEuM7M4NJBhAG3bEZDseAPRhlE0fyH5Z24MNahdqr7ZNWFlaKuKNCJNHaXncFuKye3K4_VJ2JTaKWZsk263DzY83asPZXjSGjb2dF0OHLvF4KPlfc-qkpuCQPw/s1600/2.PNG

Menurut Sofyan (2011), yang menjadi kontroversi atau paling tidak berpeluang untuk menjadi kontroversi adalah mengenai evolusi makhluk hidup yang diperkenalkan olah Charles Darwin, seorang naturalis dari Inggris, pada tahun 1859 dengan bukunya: "The Origin of Species". Pada awalnya teori Darwin tersebut hanya berisi hal-hal sebagai berikut:
1.    Makhluk hidup tidak diciptakan secara terpisah, tetapi muncul (evolve) dari nenek moyang yang sama (common ancestor).
2.    Seleksi alam (natural selection) adalah penyebab utama, namun bukan satu-satunya, proses modifikasi pada makhluk hidup.
3.    Contoh-contoh atau alasan-alasan yang dikemukakan Darwin untuk mendukung teorinya antara lain:
a.    Variasi dalam domestikasi (artifical selection).
b.    Makhluk hidup selalu dihadapkan pada kesulitan untuk bertahan hidup (struggle of existence).
c.    Kepunahan (extinction) atau kesuksesan makhluk hidup (survival of the fittest).
d.    Hibridisasi (kawin silang).
e.    Catatan geologi (fosil).
f.     Embryologi perbandingan.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, kalangan evolutionist memasukkan hal-hal baru sebagai pendukung teori evolusi seperti:
1.    Awal kehidupan (The origin of life).
2.    Mutasi sebagai salah satu penyebab modifikasi.

B.   Kontroversi Teori Evolusi
Di zaman ini, sejumlah kalangan berpandangan bahwa teori evolusi yang dirumuskan oleh Charles Darwin tidaklah bertentangan dengan agama. Ada juga yang sebenarnya tidak meyakini teori evolusi tersebut akan tetapi masih juga ikut andil dalam mengajarkan dan menyebarluaskannya. Hal ini tidak akan terjadi seandainya mereka benar-benar memahami teori tersebut. Ini adalah akibat ketidakmampuan dalam memahami dogma utama Darwinisme, termasuk pandangan paling berbahaya dari teori tersebut yang diindoktrinasikan kepada masyarakat. Oleh karenanya, bagi mereka yang beriman akan adanya Allah sebagai satu-satunya Pencipta makhluk hidup, namun pada saat yang sama berpandangan bahwa "Allah menciptakan beragam makhluk hidup melalui proses evolusi," hendaklah mempelajari kembali dogma dasar teori tersebut (Anonim, 2008).


Dogma dasar Darwinisme menyatakan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara spontan sebagai akibat peristiwa kebetulan. Pandangan ini sama sekali bertentangan dengan keyakinan terhadap adanya penciptaan alam oleh Allah (Anonim, 2008).
Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Oleh karenanya, mereka mengatakan: "Bukankah tidak ada salahnya jika Allah menciptakan semua makhluk hidup melalui proses evolusi dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain; apa salahnya menolak hal ini?" Akan tetapi, sebenarnya terdapat hal yang sangat mendasar yang telah diabaikan: perbedaan mendasar antara para pendukung evolusi (=evolusionis) dan pendukung penciptaan (=kreasionis) bukanlah terletak pada pertanyaan apakah "makhluk hidup muncul masing-masing secara terpisah atau melalui proses evolusi dari bentuk satu ke bentuk yang lain. Pertanyaan yang pokok adalah "apakah makhluk hidup muncul menjadi ada dengan sendirinya secara kebetulan akibat rentetan peristiwa alam, atau apakah makhluk hidup tersebut diciptakan secara sengaja?" (Anonim, 2008).
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir, terlintas, atau terbersit pertama kali di benak ataupun pikiran adalah pertentangan teori evolusi Charles Darwin bahwa manusia pertama adalah kera dengan Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun, hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti untuk memastikan asal mula manusia (Anonim, 2012). Dalam tulisan mengenai pembantahan agama terhadap evolusi ini mungkin akan lebih ditekankan kepada asal usul adanya manusia di bumi.

C.   Teori Asal Mula Manusia menurut Charles Darwin
Menurut Anonim (2012), pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut: 
1.    Australophithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus)
2.    Homo habilis
3.    Homo erectus
4.    Homo sapiens

            Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti "kera dari selatan." Australophitecus,yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat ("tegap"), sementara yang lain lebih kecil dan rapuh ("lemah").  Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai "Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens," evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya (Anonim, 2012).

D.   Asal Mula Manusia berdasarkan Al-Qur'an (Nabi Adam a.s)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfN_CDvcAJKi8vHwf5pX-8M2d-e9cSYOyoJ-toSeiojUKRam999kQC8wPZvwBthGx7noBrHiO9ZVRMqxXasRIHiMOrVw9doYdkMyI0ZGUX0CCMV6WlLCVIf5PHw7C3J6gW6YmN_TVGm14b/s1600/3.PNGSaat Allah Swt. merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai membuat “cerita” tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,




 ".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, 'Sesungguhnya, Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29). 

Adam adalah ciptaan Allah yang memiliki akal sehingga memiliki kecerdasan, bisa menerima ilmu pengetahuan dan bisa mengatur kehidupan sendiri. Inilah keunikan manusia yang Allah ciptakan untuk menjadi penguasa didunia, untuk menghuni dan memelihara bumi yang Allah ciptakan. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi. Hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT yang berbunyi:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtbLfSZ2ulH41Wh5P9erjugq36njo0an3XTOPsiRlYegOQzycjC6NpZW38lxlJ9r3dAAq-BUETcJ449d-8qU7dtuq659bOVIpdNNLqxR4AYXgXNeh5p2izygxP5DO58qcRqMD5XcxxGgXK/s1600/4.PNG
 





"Dan sesungguhnya Kami muliakan anak-anak Adam; Kami angkut mereka didaratan dan di lautan; Kami berikan mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyak makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. al-Isra' [17]: 70)
Di dalam sebuah Hadits Rasulullah saw bersabda :
"Sesungguhnya manusia itu berasal dari Adam dan Adam itu (diciptakan) dari tanah". (HR. Bukhari)

E.    Pembantahan Teori Evolusi
Menurut syariat islam, manusia tidak diciptakan di bumi, tapi di turunkan di muka bumi sebagai manusia dan diangkat/ditunjuk Allah sebagai khalifah (pengganti/penerus) di muka bumi. Manusia sebagai pengganti di muka bumi tentunya ada mahkluk lain yang di ganti.
Ada 2 kemungkinan tentang makluk lain yang posisinya digantikan oleh manusia:
1.    Yang pertama adalah golongan jin
Menurut para ahli mufassirin, salah satu diantaranya adalah Ibnu Jazir, dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: "yang dimaksud dengan mahluk sebelum Adam diciptakan adalah Al-Jan (golongan jin) yang suka berbuat kerusuhan" menurut seorang perawi hadits yang bernama Thawus Al-Yamani: "Salah satu penghuni sekaligus penguasa dimuka bumi adalah golongan jin (sebelum manusia diciptakan).
Namun ada juga yang mengatakan bahwa telah ada 3 ummat yang utama sebelum adam, dua diantaranya adalah bangsa jin, sedangkan yang ketiga dari golongan yang berbeda dengan jin, mereka ini mahkluk berdarah dan berdaging.

Dalam surat Al-Hijr 27 dijelaskan: "Dan kami telah menciptakan jin sebelum (adam) dari api yang sangat panas"

2.    Yang kedua adalah manusia purba
Dalam literatur arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada mahkluk lain yang nyaris seperti manusia,tetapi memiliki karakteristik yang sangat primitif dan tidak berbudaya.
Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, sehingga kemampuan mereka terbatas. Kelompok makhluk ini kemudian dinamakan Neanderthal oleh para arkeologi. Sebagai contoh Pithecantropus erectus volume otaknya 900cc dan Homo sapiens di atas 1000cc.
Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu telah ada sosok makhuk yang memiliki akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan adam namun bukan dari golongan manusia.
Hal ini di tegaskan lagi dalam surat Al-Israa' (17:70) :
"Dan sesungguhnya telah kami muliakan (anak anak adam), kami angkat mereka di daratan dan lautan, kami beri mereka rezeki dari yang baik baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahkluk yang telah kami ciptakan" dan juga At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
"Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya (di banding golongan sebelumnya)"

Beberapa orang yang beranggapan bahwa makhluk hidup ada karena adanya evolusi merupakan pembuktian bahwa segala sesuatu yang terjadi haruslah melalui suatu proses, layaknya proses evolusi. Namun, bagi Allah Sang Maha Pencipta, tidak ada yang tidak mungkin. Dalam menciptakan sesuatu Allah SWT tidak harus melaluinya dg “proses” sebagaimana yang dipahami manusia. Selain itu jikapun pernyataan bahwa dalam menciptakan sesuatu itu perlu proses, teori evolusi Darwin bukan penjelasan yang benar tentang bagaimana Allah SWT melakukan “proses” penciptaan makhluk hidup.

Allah SWT memiliki kehendak atas segala sesuatu. Sebagaimana terciptanya Nabi Isa AS. Dalam Q.S. Ali Imran:47 dan 59 disebutkan,
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLc9wixSXlaJxUWJEPGov3kO3hV_5M-01CIbUilcTe55USybfKl0X31g2f8C2jRCv-q6Fb-WG1D3MZXknWGHHvoukDnQc2DbGQ5KKat6BIQbTuCvu7y-P5q-pZn5zHKI_97MTO8vRoDyhv/s1600/5.PNG
 







https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiocmzqJPOJYFkhq8ioqZxN_x6HPy_azxksbQZCf62im7zQLf5KhHRRtIL-9F1I28FHzIBrYATd4oSFkH4KLOOW4y2k87zGFG-quizjrW7BPYVC7B_mF7djwnNVV3nDfSHM-RYNKtF98Zu6/s1600/6.PNG
 








F.    Sikap Ilmiah dalam Menyikapi Teori Evolusi
Walaupun terkesan sangat masuk akal, teori Darwin tetap hanya merupakan wacana (teori) yang dapat dibuktikan benar atau salahnya secara keilmuwan pula. Pembuktian secara supranatural (misalnya intelligent design dan keajaiban) bukan merupakan cara yang terbaik karena supranatural bersifat selalu benar (nonfalsiable) namun sulit dibuktikan secara nyata (untestable) (Sofyan, 2011).
Darwin dan ilmuan lain memberikan hipotesis bahwa seleksi alam dan mutasi gen menyebabkan perubahan bentuk yang menghasilkan makhluk baru disebabkan oleh sifat ingin tahu mereka terhadap proses penciptaan makhluk hidup. Hal tersebut bukan merupakan masalah, karena sifat ilmu memang seperti itu, yaitu dimulai dengan keingintahuan (curiosity) kemudian dilanjutkan dengan pembuktian (Sofyan, 2011).
Namun, teori Darwin sampai saat ini masih hanya sebatas teori. Hal ini dikarenakan terlalu banyak keragu-raguan yang ada di dalamnya. Dalam Q.S. Qaaf:15 disebutkan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp1vV_gBKdKQLFlBSuvzs7POQefq63pHOmwG5eMrEWs-_65ppV8heRgWB0Hl5IR9D2vVRLGb2Tz7VwrI1xTunt2LUUe-LeiQ9k-5SlboIGFCFAcj6XwPFJk7k89F1igSOc4aW1OW3maMy9/s1600/7.PNG
 




Dengan demikian, penyikapan yang Islami dalam masalah evolusi Darwin adalah dengan mempelajari lebih jauh proses-proses penciptaan makhluk secara ilmiah dan mencari dalilnya di dalam AlQur'an. Apabila dalam proses pembelajaran tersebut dibuktikan bahwa teori Darwin benar, maka sesungguhnya kebenaran tersebut memang ditunjukkan oleh Allah SWT. Sebaliknya apabila dibuktikan bahwa teori Darwin salah, maka teori baru yang menafikan teori Darwin tersebut harus diungkapkan dan disebar luaskan sehingga orang lain dapat membuktikan kebenaran teori baru tersebut secara empiris (Sofyan, 2011).
Adapun pembantahan teori evolusi berdasarkan Al-Quran merupakan hal yang bersifat mutlak dan tidak terbantahkan. Namun, hal yang bersifat supranatural seperti itu adalah hal tidak dapat dilihat secara nyata. Hal seperti itu adalah hal yang haruslah kita imani dan yakini. Adapun sikap yang bijaksana mengenai hal ini ialah terus belajar dan mengkaji ilmu pengetahuan tanpa henti. Sebagaimana hadits Nabi SAW yang berbunyi: Tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat.


G.   Runtuhnya Teori Evolusi Dalam 20 Pertanyaan
1.    Biografi Harun Yahya
Hasil gambar untuk harun yahya adalah
Gambar 1. Harun Yahya
(Sumber : https://twitter.com/harun_yahya)
Nama Harun Yahya adalah nama pena dari Adnan Oktar yang lahir di Ankara pada tahun 1956. Sebagai seorang da'i dan ilmuwan terkemuka asal Turki, beliau sangat menjunjung tinggi nilai akhlaq dan mengabdikan hidupnya untuk mendakwahkan ajaran agama kepada masyarakat. ia dibesarkan di kota ini hingga lulus SMU. Komitment beliau terhadap Islam tumbuh semakin kuat ketika beliau duduk di bangku SMU. Pada periode ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam beliau dapatkan dari membaca berbagai buku-buku agama. Di samping itu, beliau juga memperoleh pemahaman tentang fakta-fakta penting lain yang kemudian beliau beritahukan kepada orang-orang di sekitarnya.
Pada tahun 1979, Adnan Oktar pindah ke Istanbul untuk menuntut ilmu di Universitas Mimar Sinan. Di masa inilah beliau mulai melaksanakan misi dakwah, menyeru manusia kepada akhlaq yang baik dan memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang munkar.


2.    Berikut ini ada 2 pertanyaan yang diungkapkan oleh Harun Yahya
a.    Mengapa Teori Evolusi Tidak Absah Secara Ilmiah?
Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk hidup di muka bumi tercipta sebagai akibat dari peristiwa kebetulan dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Teori ini bukanlah hukum ilmiah maupun fakta yang sudah terbukti. Di balik topeng ilmiahnya, teori ini adalah pandangan hidup materialis yang dijejalkan ke dalam masyarakat oleh kaum Darwinis. Dasar-dasar teori ini – yang telah digugurkan oleh bukti-bukti ilmiah di segala bidang – adalah cara-cara mempengaruhi dan propaganda, yang terdiri atas tipuan, kepalsuan, kontradiksi, kecurangan, dan ilusi permainan sulap.
Teori evolusi diajukan sebagai hipotesa rekaan di tengah konteks pemahaman ilmiah abad kesembilan belas yang masih terbelakang, yang hingga hari ini belum pernah didukung oleh percobaan atau penemuan ilmiah apa pun. Sebaliknya, semua metode yang bertujuan membuktikan keabsahan teori ini justru berakhir dengan pembuktian ketidakabsahannya.
Namun, bahkan sekarang, masih banyak orang beranggapan bahwa evolusi adalah fakta yang sudah terbukti kebenarannya – layaknya gaya tarik bumi atau hukum benda terapung. Sebab, seperti telah dinyatakan di muka, teori evolusi sesungguhnya sangatlah berbeda dari yang diterima masyarakat selama ini. Oleh sebab itu, pada umumnya orang tidak tahu betapa buruknya landasan berpijak teori ini; betapa teori ini sudah digagalkan oleh bukti ilmiah pada setiap langkahnya; dan betapa para evolusionis terus berupaya menghidupkan teori evolusi, walaupun teori ini sudah “menghadapi ajalnya”. Para evolusionis hanya mengandalkan hipotesa yang tak terbukti, pengamatan yang penuh prasangka dan tak sesuai kenyataan, gambar-gambar khayal, cara-cara yang mampu mempengaruhi kejiwaan, dusta yang tak terhitung jumlahnya, serta teknik-teknik sulap.
Kini, berbagai cabang ilmu pengetahuan seperti paleontologi (cabang geologi yang mengkaji kehidupan pra-sejarah melalui fosil – penerj.), genetika, biokimia dan biologi molekuler telah membuktikan bahwa tak mungkin makhluk hidup tercipta akibat kebetulan atau muncul dengan sendirinya dari kondisi alamiah. Sel hidup, demikian dunia ilmiah sepakat, adalah struktur paling kompleks yang pernah ditemukan manusia. Ilmu pengetahuan modern mengungkapkan bahwa satu sel hidup saja memiliki struktur dan berbagai sistem rumit dan saling terkait, yang jauh lebih kompleks daripada sebuah kota besar. Struktur kompleks seperti ini hanya dapat berfungsi apabila masing-masing bagian penyusunnya muncul secara bersamaan dan dalam keadaan sudah berfungsi sepenuhnya. Jika tidak, struktur tersebut tidak akan berguna, dan semakin lama akan rusak dan musnah. Tak mungkin semua bagian penyusun sel itu berkembang secara kebetulan dalam jutaan tahun, seperti pernyataan teori evolusi. Oleh sebab itulah, rancangan yang begitu kompleks dari sebuah sel saja, sudah jelas-jelas menunjukkan bahwa Tuhan-lah yang menciptakan makhluk hidup. (Keterangan lebih rinci dapat dibaca dalam buku Harun Yahya, Miracle in the Cell).
Akan tetapi, para pembela filsafat materialis tidak bersedia menerima fakta penciptaan karena beragam alasan ideologis. Hal ini disebabkan kemunculan dan perkembangan masyarakat yang hidup dengan berpedomankan akhlak mulia yang diajarkan agama yang sejati kepada ummat manusia melalui perintah dan larangan Tuhan bukanlah menjadi harapan kaum materialis ini. Masyarakat yang tumbuh tanpa nilai moral dan spiritual lebih disukai kalangan ini, sebab mereka dapat memanipulasi masyarakat yang demikian demi keuntungan duniawi mereka sendiri. Itulah sebabnya, kaum materialis mencoba terus memaksakan teori evolusi – yang berisi dusta bahwa manusia tidak diciptakan, tetapi muncul atas faktor kebetulan dan berevolusi dari jenis binatang – serta, dengan segala cara, berupaya mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup. Kaum materialis meninggalkan akal sehat dan nalar, serta mempertahankan omong-kosong ini di setiap kesempatan, walaupun bukti ilmiah dengan jelas telah menghancurkan teori evolusi dan menegaskan fakta penciptaan.
Sebenarnya telah dibuktikan bahwa adalah mustahil apabila sel hidup yang pertama – atau bahkan satu saja dari berjuta-juta molekul protein dalam sel itu – dapat muncul atas faktor kebetulan. Ini bukan saja ditunjukkan melalui berbagai percobaan dan pengamatan, melainkan juga melalui perhitungan probabilitas secara matematis. Dengan kata lain, evolusi gugur di langkah pertama: yaitu dalam menjelaskan kemunculan sel hidup yang pertama.
Sel, satuan terkecil makhluk hidup, tidak mungkin muncul secara kebetulan dalam kondisi primitif tanpa kendali di saat Bumi masih muda – seperti yang dipaksakan kaum evolusionis kepada kita agar percaya. Jangankan dalam kondisi demikian, dalam laboratorium tercanggih di abad ini sekali pun, hal itu mustahil terjadi. Asam-asam amino, yaitu satuan pembentuk berbagai protein penyusun sel hidup, tak mampu dengan sendirinya membentuk organel-organel di dalam sel seperti mitokondria, ribosom, membran sel, ataupun retikulum endoplasma – apalagi membentuk sebuah sel yang utuh. Oleh sebab itu, pernyataan bahwa sel pertama terbentuk secara kebetulan melalui proses evolusi, hanyalah hasil rekaan yang sepenuhnya didasarkan pada daya khayal.
Sel hidup, yang sampai kini masih mengandung banyak rahasia, adalah satu di antara sekian banyak kesulitan utama yang dihadapi teori evolusi.
Dilema mengkhawatirkan lainnya (dari sudut pandang evolusionis) adalah molekul DNA yang terdapat di dalam inti sel hidup, sebuah sistem kode yang terdiri dari 3,5 miliar satuan berisi semua rincian makhluk hidup. DNA pertama kali ditemukan melalui kristalografi sinar-X pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, dan merupakan sebuah molekul raksasa dengan rancangan yang luar biasa. Selama bertahun-tahun, Francis Crick, pemenang hadiah Nobel, meyakini teori evolusi molekuler. Namun pada akhirnya, ia sendiri pun harus mengakui bahwa molekul yang begitu rumit tak mungkin muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba karena kebetulan, sebagai hasil dari sebuah proses evolusi:
Seseorang yang jujur, dengan pemahaman keilmuan yang ada sekarang, saat ini hanya dapat menyatakan bahwa asal mula kehidupan nampak bagaikan sebuah keajaiban. Evolusionis berkebangsaan Turki, Profesor Ali Demirsoy, terpaksa memberikan pengakuan sebagai berikut:
Sebenarnya, kemungkinan terbentuknya sebuah protein dan asam nukleat (DNA-RNA) adalah di luar batas perhitungan. Lebih jauh lagi, peluang munculnya suatu rantai protein adalah sedemikian kecilnya sehingga bisa disebut astronomis (tidak mungkin).
Homer Jacobson, Profesor Emeritus di bidang Ilmu Kimia, menyatakan pengakuan tentang kemustahilan munculnya kehidupan akibat faktor kebetulan, sebagai berikut:
Petunjuk untuk reproduksi rencana, untuk energi dan untuk pengambilan bagian-bagian dari lingkungan sekitar, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk mekanisme efektor yang menerjemahkan instruksi menjadi pertumbuhan – semua itu harus ada secara serentak pada saat tersebut [saat awal munculnya kehidupan]. Kemungkinan kombinasi semua peristiwa itu secara kebetulan tampaknya sungguh luar biasa kecil.
Catatan fosil pun menyajikan fakta lain, yang menjadi kekalahan telak bagi teori evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan selama ini, tidak ada satu pun bentuk antara (bentuk peralihan) yang ditemukan, yang seharusnya ada jika makhluk hidup berevolusi tahap demi tahap dari spesies yang sederhana menjadi spesies yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi. Jika makhluk seperti itu ada, seharusnya jumlahnya banyak sekali, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar. Lebih dari itu, sisa dan kerangka makhluk semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Kalau bentuk-bentuk antara ini benar-benar ada, jumlahnya akan melebihi jumlah spesies binatang yang kita kenal di masa kini. Seluruh dunia akan penuh dengan fosil makhluk tersebut. Para evolusionis mencari bentuk-bentuk antara ini di semua penelitian fosil yang menggebu-gebu, yang telah dilangsungkan sejak abad kesembilan belas. Akan tetapi, sama sekali tidak ditemukan jejak-jejak makhluk perantara ini, meskipun pencarian telah dilakukan dengan penuh semangat selama 150 tahun.
Singkat kata, catatan fosil menunjukkan bahwa makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dan dalam wujud sempurna, bukan melalui sebuah proses dari bentuk primitif menuju tahap yang lebih maju, seperti yang dinyatakan teori evolusi.
Kaum evolusionis telah berusaha keras untuk membuktikan kebenaran teori mereka. Namun nyatanya, dengan tangannya sendiri, mereka justru telah membuktikan bahwa proses evolusi adalah mustahil. Kesimpulannya, ilmu pengetahuan modern mengungkapkan fakta yang tak mungkin disangkal berikut ini: Kemunculan makhluk hidup bukanlah akibat faktor kebetulan yang buta, melainkan hasil ciptaan Tuhan.
b.    Bagaimana Keruntuhan Teori Evolusi Membuktikan Kebenaran Penciptaan?
Apabila kita bertanya bagaimana makhluk hidup muncul di muka Bumi, maka terdapat dua jawaban yang berbeda:
Pertama, makhluk hidup muncul melalui proses evolusi. Menurut pernyataan teori evolusi, kehidupan dimulai dengan sel yang pertama. Sel pertama ini muncul karena faktor kebetulan, atau karena faktor “pembentukan mandiri”, yang secara hipotetis disebut-sebut sebagai suatu hukum alam. Berdasarkan faktor kebetulan dan hukum alam ini pula, sel hidup ini lalu berkembang dan berevolusi, dan dengan mengambil bentuk-bentuk yang berbeda, menghasilkan berjuta-juta spesies makhluk hidup di Bumi.

Jawaban kedua adalah “Penciptaan”. Semua makhluk hidup ada karena diciptakan oleh Pencipta yang cerdas. Ketika kehidupan beserta berjuta-juta bentuknya – yang tak mungkin muncul secara kebetulan itu – pertama kali diciptakan, makhluk hidup telah memiliki rancangan yang lengkap, sempurna dan unggul, sama seperti yang dimilikinya sekarang. Ini dibuktikan secara jelas dan nyata, yang mana makhluk hidup paling sederhana sekali pun telah memiliki struktur dan sistem kompleks, yang mustahil tercipta sebagai akibat dari faktor kebetulan dan kondisi alam.
Di luar kedua alternatif ini, tidak ada pernyataan atau hipotesa lainnya tentang asal muasal makhluk hidup. Menurut peraturan logika, jika satu jawaban untuk sebuah pertanyaan – yang hanya memiliki dua alternatif jawaban – terbukti salah, jawaban yang kedua pasti benar. Ini merupakan salah satu kaidah paling mendasar dalam logika, disebut sebagai inferensi disjunktif (modus tollendo ponens).
Dengan kata lain, jika terbukti bahwa makhluk hidup di Bumi tidak berevolusi melalui kebetulan, seperti pernyataan para evolusionis, jelaslah bahwa makhluk hidup adalah karya sang Pencipta. Para ilmuwan pendukung teori evolusi sepakat akan tidak adanya alternatif ketiga. Salah satunya, Douglas Futuyma, menyatakan:
Organisme hanya mungkin muncul di muka bumi dalam wujud telah terbentuk sempurna, atau tidak. Jika tidak, berarti organisme telah terbentuk dari spesies pendahulunya melalui suatu proses perubahan. Jika organisme muncul dalam wujud telah terbentuk sempurna, pastilah organisme itu diciptakan oleh suatu kecerdasan mahakuasa.
Catatan fosil memberikan jawaban kepada Futuyma yang evolusionis itu. Paleontologi menunjukkan bahwa semua jenis makhluk hidup muncul di Bumi pada saat berlainan, sekaligus dalam sekejap dan dalam wujud yang telah sempurna terbentuk.

Semua hasil penggalian dan penelitian selama seratus tahun atau lebih, menunjukkan bahwa –bertentangan dengan pendapat kaum evolusionis– makhluk hidup muncul secara tiba-tiba dalam wujud sempurna tanpa cacat, atau dengan kata lain makhluk hidup telah “diciptakan”. Bakteri, protozoa, cacing, moluska, dan makhluk laut tak bertulang belakang lainnya, artropoda, ikan, amfibi, reptil, unggas, dan mamalia, semua muncul seketika, lengkap dengan sistem dan organ yang kompleks. Tidak ada fosil yang dapat disebut sebagai makhluk transisi atau tahap perantara. Paleontologi menampilkan pesan yang sama dengan cabang ilmu lainnya: Makhluk hidup tidak berevolusi, tetapi diciptakan. Sebagai hasilnya, pada saat kaum evolusionis mencoba membuktikan teori mereka yang tidak berdasarkan fakta itu, mereka justru membuktikan kebenaran penciptaan dengan tangan mereka sendiri.
Robert Carroll, seorang ahli paleontologi vertebrata dan seorang evolusionis yang gigih, mengakui bahwa keinginan kaum Darwinis tidak dipenuhi oleh penemuan di bidang fosil:
Meskipun, selama lebih dari seratus tahun sejak meninggalnya Darwin telah dilangsungkan upaya pengumpulan yang intensif, catatan fosil belum juga menghasilkan gambaran mata rantai transisi yang tak terhingga jumlahnya, seperti yang ia harapkan.







BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Evolusi didefinisikan sebagai perubahan secara berkala (changes overtime). Jadi menurut teori evolusi, alam semesta beserta isinya terbentuk dari bahan yang sangat primitif melalui rangkaian perubahan yang terjadi secara perlahan selama jutaan tahun. Kesalahan terbesar dari mereka yang meyakini bahwa teori evolusi tidak bertentangan dengan fakta penciptaan adalah anggapan bahwa teori evolusi adalah sekedar pernyataan bahwa makhluk hidup muncul menjadi ada melalui proses evolusi dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dari Adam inilah cikal bakal manusia diseluruh permukaan bumi. Melalui pernikahannya dengan Hawa, Adam melahirkan keturunan yang menyebar ke berbagai benua diseluruh penjuru bumi; menempati lembah, gunung, gurun pasir dan wilayah lainnya diseluruh penjuru bumi.

B.   Saran
Mengenai masalah perdebatan dikalangan ahli, seyogyanya disikapi dengan pikiran terbuka, bukan dengan emosi maupun persuasif. Dan perlu diingat bawa seorang ahli sekalipun membuat teori jangan hanya dianggap suatu yang pasti benar, harus kita telusuri apa yang ada dibalik alasan beliau mempertahankan teorinya, mungkin karena alasan ideologi maupn kepentigan politik lainnya.










DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim
Anonim1. 2008. Hakikat Teori Evolusi Darwin: Perang terhadap Agama. http://anjarlinux.staff.uns.ac.id/2008/12/04/hakikat-teori-evolusi-darwin-perang-terhadap-agama/. Diakses pada tanggal 5 Juni 2012
Anonim2. 2012. Asal Mula Manusia, Teori Evolusi Darwin vs Nabi Adam a.s. http://mungkinblog.blogspot.com/2012/05/asal-mula-manusia-teori-evolus. Diakses pada tanggal 6 Juni 2012
Anonim3. 2011. Nabi Adam AS. Pembantahan Teori Evolusi & Pembantahan "Pengusiran" Adam dan Hawa dari Surga. http://dewabrata-ceritadunia.blogspot.com/2011/04/nabi-adam-as-pembantahan-teori-evolusi.html. Diakses pada tanggal 6 Juni 2012
http://femocutes.blogspot.co.id/2012/12/runtuhnya-teori-evolusi-dalam-20.html
https://interceptor58.wordpress.com/ufo-hunter/evolusi-menurut-islam/


Tidak ada komentar:

PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI

BAB I PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI A.       KOMPETENSI Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat-alat di labor...