Jumat, 16 Maret 2018

RANGKAIAN KELAMIN X DAN Y GENETIKA


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
                Semua sifat keturunan atau kejadian yang diterangkan terdahulu ditentukan oleh gen yang terdapat pada autosom. Memahami penurunan warna bunga pada tanaman atau sifat albino pada manusia, keturunan F1 maupun F2 tidak pernah disebut-sebut jenis kelaminnya, selain itu gen-gen semacam itu dikenal pula gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin. Gen-gen demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwanya disebut dengan rangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya “sex linkage”. Pemberian nama ini karena strukturnya pada individu jantan dan individu betina memperlihatkan perbedaan sehingga dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin individu. Ternyata banyak sekali spesies organisme lainnya, terutama hewan dan juga manusia, mempunyai kromosom kelamin.
                Adapun kromosom yang pada individu jantan dan betina sama strukturnya sehingga tidak dapat digunakan untuk membedakan jenis kelamin. Kromosom semacam ini dinamakan autosom. Seperti halnya gen berangkai (autosomal), gen-gen rangkai kelamin tidak mengalami segregasi dan penggabungan secara acak di dalam gamet-gamet yang terbentuk. Akibatnya, individu-individu yang dihasilkan melalui kombinasi gamet tersebut memperlihatkan nisbah fenotipe dan genotipe yang menyimpang dari hukum Mendel. Selain itu, jika pada percobaan Mendel perkawinan resiprok (genotipe tetua jantan dan betina dipertukarkan) menghasilkan keturunan yang sama, tidak demikian halnya untuk sifat-sifat yang diatur oleh gen rangkai kelamin.
                Gen rangkai kelamin dapat dikelompok-kelompokkan berdasarkan atas macam kromosom kelamin tempatnya berada. Oleh karena kromosom kelamin pada umumnya dapat dibedakan menjadi kromosom X dan Y, maka gen rangkai kelamin dapat menjadi gen rangkai X (X-linked genes) dan gen rangkai Y (Y-linked genes). Di samping itu, ada pula beberapa gen yang terletak pada kromosom X tetapi memiliki pasangan pada kromosom Y. Gen semacam ini dinamakan gen rangkai kelamin tak sempurna (incompletely sex-linked genes).


Berikut adalah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan materi:
Artinya:
“Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu” (QS: AN-NISAA’:176)
B.      Rumusan  Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1.       Bagaimanakah rangkai kelamin kromosom X pada hewan?
2.       Bagaimanakah rangkai kelamin kromosom X pada manusia?
3.       Bagaimanakah rangkai kelamin kromosom Y?
4.       Bagaimanakah rangkai kelamin sempurna dan tak sempurna?
5.       Bagaimanakah gen yang pengaruhnya terbatas pada jenis kelamin?
6.       Bagaimanakah gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin?

C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka diperoleh tujuan sebagai berikut:
1.       Untuk mengetahui bagaimana rangkai kelamin kromosom X pada hewan?
2.       Untuk mengetahui bagaimana rangkai kelamin kromosom X pada manusia?
3.       Untuk mengetahui bagaimana rangkai kelamin kromosom Y?
4.       Untuk mengetahui bagaimana rangkai kelamin sempurna dan tak sempurna?
5.       Untuk mengetahui bagaimana gen yang pengaruhnya terbatas pada jenis kelamin?
6.       Untuk mengetahui bagaimana gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin?

BAB II
RANGKAI KELAMIN

Selain gen-gen yang terdapat pada autosom dikenal pula gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin. Gen-gen demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwanya dinamakan rangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya “sex linkage”.
A.   Rangkai Kelamin Kromosom-X Pada Hewan
1.    Rangkai kelamin pada Drosophilla
Adanya rangkai kelamin mula-mula diketemukan oleh T.H Morgan dalam percobaan-percobaannya dengan lalat buah Drosophilla melanogaster. Ia mendapatkan lalat bermata putih. Lalat ini merupakan mutan (mengalami perubahan gen), karena lalat normal bermata merah. Pada waktu lalat jantan bermata putih dikawinkan dengan lalat betina normal (bermata merah), maka semua lalat F1 baik jantan maupun betina bermata merah. Jika lalat-lalat F1 ini dikawinkan, maka lalat-lalat F2 memperlihatkan perbandingan 3 bermata merah : 1 bermata putih. Perbandingan ini memberi petunjuk bahwa merah dominan terhadap putih. Kecuali itu, semua lalat F2 yang betina bermata merah, sedangkan separoh dari jumlah lalat jantan bermata merah dan separoh lainnya bermata putih. Diambil kesimpulan bahwa gen resesip rupa-rupanya hanya memperlihatkan pengaruhnya pada lalat jantan saja. Karena itu Morgan berpendapat bahwa gen yang menentukan warna mata itu terdapat pada kromosom-X.
Andaikan gen dominan W menentukan warna merah, sedangkan alelnya resesip w untuk mata putih, maka percobaan Morgan tadi dapat diikuti  pada gambar dibawah ini :

P     ♀         WW     x          ♂         w-
XX                                XY
Mata                                        Mata
       merah                                      putih

Ovum :    W                 Sperma :   w -
                 X                                    X Y          

             F1       Ww = ♀ Mata merah
                        XX
                        W-  = ♂ Mata merah
                        XY
F2
 
♀    
W
-
W
WW
XX
Mata merah
W-
XY
Mata
merah
W
Ww
XX
Mata
merah
w-
XY
Mata
putih

Oleh karena lalat jantan hanya memiliki sebuah kromosom-X, sedangkan kromosom-Y tidak mengandung gen tersebut, maka lalat jantan dikatakan bersifat hemizigotik.
Apakah ada lalat betina bermata putih? Oleh karena gen yang menentukan warna mata terdapat pada kromosom-X, tentunya dapat terjadi lalat betina bermata putih dengan genotip ww. Lalat ini di dapat apabila lalat jantan bermata putih dikawinkan dengan lalat betina bermata merah dengan genotip Ww. Dari perkawinan ini, separoh dari jumlah anak lalat betina maupun dari separoh dari jumlah anak lalat jantan mempunyai mata putih. Hasil penyelidikan selanjutnya menyatakan, bahwa ada kira-kira 20 gen yang terdapat pada kromosom-X dari lalat Drosophilla.

2.    Rangkai Kelamin Pada Binatang Menyusui
          Telah di ketahui bahwa penentuan jenis kelamin pada binatang menyusui mengikuti tipe XY. Binatang betina adalah XX, sedangkan binatang jantan XY.
Contoh yang indah dapat di ikuti pada warna kucing.
B = gen untuk warna hitam.
b = gen untuk warna kucing.
Bb= genotip untuk kucing belang.
          Tiga (hitam-kuning-putih), di sebut juga kucing Calico. Perkawinan antara kucing jantan berwarna hitam dengan kucing betina berwarna kuning akan menghasilkan anak kucing betina belang tiga (hitam-kuning-putih) yang di sebut juga kucing Calico, dan kucing jantan berwarna kuning (Gb.IX-11)
P       ♀         bb        x          ♂         B-
                        Kuning             hitam
            Gamet ♀ : b                Gamet ♂ :
F1        Bb =    ♀ kucing belang 3tiga (hitam-kuning-putih), disebut kucing
calico 
                        b- = 0 kucing kuning
Oleh karena kucing Calico itu heterozigotik (Bp), maka pada umumnya dia mempunyai  kelamin betina. Kucing jnatan tidak mungkin heterozigotik, karena hanya memiliki sebuah kromosom-X saja.
Walaupun sangat jarang, tetapi pernah di jumpai kucing belang tiga berkelamin jantan. Kucing demikian itu tentunya memiliki dua buah kromosom-X dan sebuah kromosom-Y, jadi mempunyai susunan kromosom kelamin XXY. Kucing ini steril. Terjadinya karena ada nondisjunction selama misalnya induknya jantan membentuk gamet-gamet.



P          ♀         bb            x      ♂         B-
                        Kuning                        hitam
                                                 ND
                       
                   Ovum b                          B- spermatozoa

F1                    Bb-                           BO
                        XXY                        XO
                        ♂ Calico                  ♀ Kuning

3.    Rangkai Kelamin Pada Ayam
            Penetuan jenis kelamin pada ayam mengikuti tipe ZO. Ayam jantan adalah homogametic (ZZ), sedang yang betina heterogametik (ZO). Kromosom kelamin Z identik dengan kromosom-X. Pada ayam pun di kenal gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin, misalnya:

P1        ♀         BO       x          ♂         bb
                        ZO                               ZZ
                        Bulu                             bulu
            Bergaris-garis                          polos
F1  Bb = ♂ bulu bergaris garis
       BO = ♀ bulu polos
F2  Bb= ♂ bulu bergaris garis
      bb=   ♂  bulu polos
      BO=   ♀ bulu bergaris garis
      bO= ♀ bulu polos
B = gen untuk bulu bergaris-garis (“blorok”)
b = gen untuk bulu polos.
Perkawinan antara ayam jantan berbulu polos dengan ayam betina berbulu garis-garis menghasilkan anak ayam jantan berbulu garis-garis dan anak ayam betina berbulu polos.
Di sini pun nampak adanya cara mewariskan bersilang. Jika di teruskan ke F2, maka separuh dari jumlah anak ayam jantan akan berbulu bergaris-garis, sedang separuh lainnya berbulu polos. Demikian pula halnya dengan anak-anak ayam betina (Gb. IX-14).
Selain itu, pada ayam masih di kenal sifat lain yang juga ditentukan oleh gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin. Misalnya:
K = gen yang  menyebabkan bulu pada anak ayam tumbuh cepat
k = gen yang menyebabkan bulu pada anak ayam tumbuh lambat.
Biasanya sulit sekali untuk membedakan jenis kelamin pada anak ayam umur sehari, sedangkan para peternak tentunya menghendaki anak-anak ayam betina, agar supaya bertelur. Dengaan memperhatikan sifat rangkai kelamin itu, para produsen anak ayam umur sehari (“Day Old Chicken” = DOC ) dapat lebih mudah melayani permintaan peternak ayam.

B.   Rangkai Kelamin Pada Manusia
Dapat dibedakan:
a.    Disebabkan oleh gen resesip
1)    Buta warna merah-hijau (selanjutnya disebut buta warna)
Penderita tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Penyakit ini herediter dan disebabkan oleh gen resesip c (berasal dari perkataan Inggris “colorblind”) yang terdapat pada kromosom-X. Alelnya dominan C menentukan orang tidak butawarna (normal). Jika orang perempuan normal (homozigotik) kawin dengan seorang laki-laki butawarna, maka semua anaknya akan normal. Ini disebabkan karena ginospermium yang membawa gen dominan C, sehingga zigot mempunyai genotip Cc. Berhubung C dominan terhadap c, maka individu Cc adalah normal. Keturunan yang menerima kromosom-Y menjadi anak laki-laki.



P  ♀         CC                   x          ♂         c-
                             XX                               XY
                             Normal                                    butawarna
Ovum:      C                                 c   -      Spermatozoa
            X                                  X  Y
F1             Cc =    ♀ normal
                                    XX
                                    C- =     ♂ normal
                                    XY
Bagaimanakah jika sekarang keadaannya terbalik, artinya seorang perempuan buta warna kawin dengan seorang laki-laki normal? Jika demikian keadaannya, maka semua anak perempuan normal, sedang semua anak laki-laki akan butawarna. Ini disebabkan karena kromosom-X dari anak laki-laki ini berasal dari ibunya, yang membawa gen resesip c.
P   ♀         cc                    x          ♂         C-
                 Butawarna                               normal
Ovum       c                                              C  -  Spermatozoa
F1 Cc =    ♀ normal
     c-  =     ♂ butawarna

Di sini nampak bahwa sifat dari ayah (yaitu normal) diwariskan kepada semua anak perempuan, sedangkan sifat dari ibu (yaitu butawarna) diwariskan kepada semua anak laki-laki. Cara mewariskan sifat keturunan demikian itu dinamakan cara mewariskan bersilang (cross inheritance) dan ini merupakan ciri khas bagi pewarisan gen-gen yang terdapat pada kromosom-X.
Jika diagram perkawinan tersebut diperhatikan, maka semua anak perempuan normal, namun heterozigotik Cc. Andaikan gadis ini di kemudian hari mendapatkan suami normal, maka semua anak perempuan normal, tetapi separoh dari jumlah anak lak-laki kemungkinan butawarna. Anak laki-laki ini butawarna, disebabkan karena ia menerima kromosom-X yang membawa c berasal dari ibunya. Jadi ibunya merupakan “carrier” (pembawa) gen untuk butawarna.



P2 ♀         Cc       x          ♂         C-
                 Normal                        normal
Gamet      ♀ : C                ♂ : C
                       c                                   -
F2             CC = ♀ normal
                 Cc  = ♀ normal
                 C-  = ♂ normal
                 c-   = ♂ buta warna
Akan tetapi andaikata gadis tersebut menikah dengan laki-laki buta warna, maka separoh dari jumlah anak perempuan akan normal, dan separoh lainnya buta warna. Demikian pula keadaannya pada anak laki-laki.
P2 ♀         Cc       x          ♂         c-
                 Normal                        normal
Gamet      ♀ : C                ♂ : c
                       c                                  -
F2             CC = ♀ normal
                 cc   = ♀ butawarna
                 C-  = ♂ normal
                 c-   = ♂ butawarna

Dari berbagai contoh di muka dapat diketahui bahwa penyakit butawarna lebih sering dijumpai pada orang laki-laki daripada orang perempuan. Terjadinya perempuan butawarna, baru apabila ia mempunyai ibu heterozigotik dan ayah butawarna. Ini sulit dijumpai, karena penyakit butawarna sangat jarang diketemukan. Di Amerika Serikat kira-kira 8% dari penduduknya laki-laki menderita butawarna, sedang orang perempuan yang butawarna hanya sekitar 0,5%. Pada orang Cina di RRC sekitar 6% dari penduduk nya laki-laki butawarna, sedang pada orang Indonesia kira-kira 3,5% dari penduduk laki-laki menderita butawarna. Pada orang perempuan belum diselidiki frekuensinya.



2)    Anodontia
Anodontia ialah kelainan herediter yang menyebabkan orang tidak mempunyai gigi seumur hidup sejak lahir. Kelainan ini ditentukan oleh gen resesip a yang terdapat pada kromosom-X, sehingga penderita tidak mempunyai benih gigi dalam tulang rahang. Alelnya dominan A menentukan orang bergigi normal. Pasangan gen ini diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya seperti halnya pada butawarna.













Gambar 1: Diagram silsilah dari suatu keluarga penderita
Anodontia sampai keturunan ke 4. Kemungkinan genotip
untuk tiap individu tercantum dibawahnya

3)    Hemofilia
Hemofilia ialah suatu penyakit herediter pada manusia pula yang mengakibatkan darah sukar membeku diwaktu terjadi luka. Darah orang nomal bila keluar dari luka akan membeku dalam waktu 5-7 menit. Akan tetapi pada orang yang mempunyai keturunan hemofilia, darah akan membeku antara 50 menit sampai 2 jam dan ini menyebabkan orang meninggal dunia karena kehilangan banyak darah.
Penyakit ini mula-mula dikenal di negara-negara arab ketika beberapa anak dalam suatu keluarga atau keluarga atau keluarga lain yang masih mempunyai hubungan keluarga yang dekat, meninggal dunia akibat perdarahan pada waktu sedang dikhitankan. Karena waktu itu orang belum mengetahui sebab-sebabnya, maka kejadian tersebut dianggap sebagai takdir Tuhan YME. Rahasianya baru terbuka karena meninggalnya putera mahkota Pangeran Alfonso dari Spanyol.
Alfonso meninggal akibat suatu luka oleh pecahan kaca mobil pada waktu mobil yang dikendarainya bertabrakan di dekat kota Miami, Florida, USA. Lukanya sebenarnya tak seberapa, tetapi ia kehabisan darah dan meninggal dunia. Semenjak itulah dilakukan penyelidikan mendalam mengenai penyakit perdarahan ini.
Dari sejarah dunia diketahui, bahwa di zaman dulu sering terjadi perkawinan antara anggota keluarga dari suatu kerajaan di Eropa dengan anggota keluarga dari kerajaan lainnya. Hasil penyelidikan menunjukan bahwa tersebar luasnya penyakit hemofilia di kalangan keluarga kerajaan di Eropa itu mula-mula berasal dari Ratu Victoria dari Inggris. Ada kemungkinan bahwa penyakit itu berasal dari orang tua Ratu atau bahkan sebelumnya. Akan tetapi karena datanya tidak diperoleh, maka dianggap bahwa Ratu Victoria (1837-1901) merupakan pembawa (carrier) hemofilia dan mewariskan gennya kepada beberapa anaknya.
Oleh karena keluarga Ratu Inggris saat ini (yaitu Ratu Elizabeth II) adalah keturunan dari salah seorang anak laki-laki normal (yaitu Raja Edward VII), maka dapat diharapkan bahwa keluarga kerajaan Inggris untuk seterusnya akan terhindar dari penyakit hemofilia yang begitu menggelisahkan. Berikut adalah diagram silsilah keturunan hemofilaia di keluarga Victoria :







Gambar: Diagram silsilah (disingkat) dari Ratu Victoria dan keturunannya
yang memperlihatkan penyebaran penyakit hemofilia
di kalangan keluarga raja-raja di Eropa

Dikenal 2 jenis Penyakit Hemofilia:
a)    Hemofilia yang lazim dikenal, disebut juga Hemofilia A. Penderita tidak memiliki faktor pembekuan darah yang dinamakan FAH (Faktor Anti Hemofilia).
b)    Penyakit Cristmas. Penyakit ini ditentukan oleh gen resesif (h) yang terdapat pada kromosom X. Alelnya dominan H menentukan seorang memiliki faktor anti hemofilia, sehingga darah dapat membeku secara  normal ketika adanya luka
                 Perkawinan antara orang perempuan normal homozigot (HH) dengan laki-laki hemofilia (h-) akan menghasilkan anak normal, baik perempuan maupun laki-laki. Tetapi walaupun anak perempuan itu normal, ia heterozigot (Hh).
P               ♀ HH   x          ♂ h-
                 Normal                        Hemofilia
Gamet ♀: H                     ♂: h-

F1             HH= ♀ Normal           
                 H- = ♂ Normal
Jadi, Perkawinan perempuan normal homozigot dengan laki-laki hemofilia, semua anak akan normal tetapi yang perempuan merupakan pembawa. Apabila ia kelak kebetulan kawin dengan laki-laki hemofilia maka separuh dari jumlah anak laki-laki akan normal sedangkan separoh lainnya mungkin menderita hemofilia. Anak perempuan semuanya normal. Anak perempuan hemofilia boleh dikata tidak pernah dijumpai karena genotif hh biasanya letal.
P2             ♀ Hh                x          ♂ h-
                 Normal                                    Hemofilia
Gamet      ♀ : H                           ♂ : h-

F2 Hh = ♀  normal
                 hh = letal
                 H- =  ♂ normal
                 h- = ♂ hemofilia

b.    Disebabkan oleh gen dominan
Contohnya: gigi coklat dan mudah rusak, karena kurang email. Kelainan ini disebabkan oleh gen dominan B yang terdapat pada kromosom X. Alelnya resesif b menentukan gigi normal. Jika seorang bergigi coklat menikah dengan seoang perempuan bergigi normal, maka semua anaknya perempuan akan bergigi coklat, sedangkan semua anak laki-laki bergigi normal.

P2             ♀ bb                x          ♂ B-
                 Gigi normal                 gigi coklat
Gamet      ♀ : b                           ♂ : B-

F2             Bb = ♀Gigi coklat
                 b-  = ♂ Gigi normal

C.   Rangkai Kelamin Pada Kromosom-Y
Kromosom-Y jauh lebih sedikit mengandung gen-gen, karena lebih pendek ukurannya  jika di bandingkan dengan kromosom-X. Oleh karena kromosom-Y di miliki orang laki-laki saja, tentunya mudah di mengerti bahwa sifat keturunan yang di tentukan oleh gen pada kromosom-Y hanya akan di wariskan kepada keturunan laki-laki saja
Contoh yang terkenal pada manusia ialah hypertrichosis, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian tertentu di tepi daun telinga. Kelianan ini di sebabkan oleh gen resesip h yang terdapat pada kromosom-Y. perkawinan antara laki-laki hypertrichosis dengan perempuan normal akan mempunyai anak laki-laki yang semuanya hypertrichosis, tetapi tiada seorang anak perempuan pun yang menerima sifat keturunan itu. Hypertrichosis sering di jumpai pada bangsa Pakistan dan india.

P          ♀         XX       x          ♂         Xh
                        Normal                        Hypertrichosis
F1                    XX = ♀ normal
                        Xh =    ♂ Hypertrichisis
Perkawinan  antara orang laki-laki hypertrichosis dengan perempuan normal. Semua anak laki-laki menerima sifat keturunan dari ayahnya, tetapi anak perempuan tidak.
D.   Rangkai Kelamin Sempurna Dan Tak Sempurna
Apabila kedua kromosom kelamin, yaitu kromosom-X dan kromosom-Y dijajarkan, maka akan dapat di lihat bahwa ada bagian yang homolog (sama bentuk dan panjangnya) dan bagian tak homolog.
Kromosom kelamin pada manusia di bedakan atas 3 bagian :
a.    Bagian dari kromosom-X yang homolog dengan bagian dari kromosom-Y. Bagian ini tidak panjang dan di sini terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin tak sempurna.
b.     Bagian dari kromosom-X yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari kromosom-Y. Bagian ini panjang sekali dan di sini terletak gen-gen yang memperlihatkan rangkai kelamin sempurna, yaitu gen-gen yang lazim menunjukkan sifat rangkai kelamin, seperti buta warna, hemofilia. Gen-gen ini biasa di namakan gen-gen rangkai-X.
c.     Bagian dari kromosom-Y  yang tidak homolog dengan salah satu bagian dari kromosom-X. bagian ini pendek sekali dan disina terletak gen-gen yang biasa di namakan gen-gen rangkai-Y, seperti yang menyebabkan hypertrichosis. Sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen rangkai-Y inidi sebut holandrik, sedang gennya di sebut gen holandrik (berasal dari kata yunani holo = sama : andro = lakil-laki), karena hanya di wariskan kepada laki-laki saja.

Gambar: Kromosom kelainan manusia yang dibedakan atas 3 bagian dimana tercantum kira-kira dari gen-gen yang dianggap penting.
Keterangan:
h   = hemofilia
c   = butawarna
md= muscular dystrophy
tc  = butawarna penuh
xp = xeroderma pigmentosum
o   = oghuci
sp = spastic paraplegia
eb = epidermolysis bullosa
rp  = retinitis pigmentosa
hd = hemorrhagic diathesis
wt = jari-jari berselaput
hg = hystrix glavior
h   = hypertrichosis

Kromosom-X lebih panjang dari kromosom-Y. sampai sekarang telah di ketahui 63 gen rangkai-X, sedangkan gen rangkai-Y sedikit sekali jumlahnya. Gen rangkai-Y (artinya gen holandrik) memeng tidak dapat di harapkan banyak jumlahnya dengan alasan:
a.    Kromosom-Y adalah kromosom yang paling kecil.
b.     Kita mengetahuibahwa individu yang memiliki 2 kromosom-Y (XYY= sindrom pria XYY) tidak menderita abnor malitat yang parah, bahkan dalam banyak hal sukar dibedakan dari individu normal. Ini member petunjuk bahwa duplikasi kromosom-Y relative sedikit pengaruhnya.
c.    Oaring perempuan( XX) adalah individu yang normal, wallupun ia tidak memiliki kromosom-Y sama sekali. Sampai sekarang baru dikenal 3 gen rangkai –Y pada manusia yaitu :
1)    Gen resesif wt yang menyenankan pertumbuhan dijari (terutama jari kaki) tdak normal, sehingga diantara jari-jari tumbuh selaput ki=ulit, mirip dengan jari-jari katak atau burung air. Alelnya dominan Wt menentukan keadaan normal.
2)     Gen resesip h yang menyebabkan pertumbuhan rambut yang panjang, kaku dan kasar diseluruh permukaan tubuh orang, sehingga orang mirip dengan landak yang tubuhya berduri itu.  Orang demikian pernah ditemui sekali di sebuah keluarga di inggris pada abad ke 18 yang di sebut “Porcupine man”. Akan  tetapi penrose dan stern (1958) tidak begitu yakin bahwa keadaan ini disebabkan oleh gen rangkai-Y.
3)     Gen resefif h yang menyebabkan Hypertrichosis.
Selama meiose, bagian homolog dari kromosom-X dan kromosom –Y dapat mengalami pindah silang, (artinya mengalami pernukaran segmen), sehingga gen yang terdapat pada kromosom-X dapat pindah tempat ke kromosom-Y.
Berhubung dengan itu sifat keturunan yang disebabkan oleh gen-gen pda bagian homolog dapat diturunkan pada kedua jenis kelamin. Karena itu sifat keturunan tersebut tidak dapat lagi dikatakan sebagai sifat rangkai kelamin.berhububg dengan itu geg gen yang terdapat pada bagian homolog memperlihatkan rangkai kelamin tak sempurna.

E.    Gen yang Pengaruhnya Terbatas pada Jenis Kelamin Tertentu
            Pada orang laki-laki dikenal tanda kelamin sekunder, seperti kumis, janggut dan suara besar. Pada perempuan tanda itu berupa tumbuhnya payudara , tanda kelamin sekunder ini dipengaruhi oleh kelamin. Kegiatan hormon ini dipengaruhi oleh gen-gen yang ekspresinya terbatas pada salah satu jenis kelamin saja (sex limited genes). Dan ada beberapa sifat keturunan yang dipengaruhi oleh gen semacam ini, misalnya kupu-kupu semanggi. Kupu jantan selalu berwarna kuning sedangkan kupu betina dapat kuning dan putih. Jika P merupakan gen untuk warna putih (pada kupu-kupu betina saja) sedangkan p untuk warna kuning, maka kegiatan gen itu sebagai berikut:
Genotif
Kupu Jantan
Kupu Betina
PP
Kuning
Putih
PP
Kuning
Putih
PP
Kuning
Kuning

F.    Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin
            Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki/jantan  maupun perempuan atau betina. Disini akan diterangkan gen-gen yang dominasinya bergantung pada jenis kelamin individu, misalnya:
1.    Kepala Botak
Kepala botak disebabkan oleh gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex Influenced Gene). Jika B merupakan gen yang menentukan kepal botak dan alelnya b menentukan rambut normal, maka kegiatan gen itu sebagai berikut:
Genotif
Laki-Laki
Perempuan
BB
Botak
Botak
Bb
Botak
Tidak Botak
bb
Tidak Botak
Tidak Botak

Andaikata seorang laki-laki berkepala botak kawin dengan seorang perempuan tidak botak (keduanya homozigotik, maka semua anak laki-lakinya botak  sedangkan anak perempuannya tidak botak.


P          ♀         bb        x          ♂         BB
                        Tidak botak                 Botak
F:                     Bb (♂ = botak, ♀=tidak botak)
2.    Panjang Jari Telunjuk
Jari telunjuk pendek disebabkan oleh gen yang dominan pada orang laki-laki, tetapi resesif pada perempuan, kegiatan gen itu sebagai berikut:
Genotif
Laki-Laki
Perempuan
TT
Telunjuk Pendek
Telunjuk Pendek
Tt
Telunjuk Pendek
Telunjuk Panjang
tt
Telunjuk Panjang
Telunjuk Panjang
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Peristiwa rangkai kelamin atau dalam bahasa inggrisnya “sex linkage”. Adanya rangkai kelamin mula-mula diketemukan oleh T.H Morgan dalam percobaan-percobaannya dengan lalat buah  Drosophilla melanogaster. Dan adanya beberapa peristiwa tersebut disebabkan oleh gen-gen yang terdapat pada kromosom X dan Kromosom Y, serta adanya pengaruh gen pada jenis kelamin. Contoh kelainan yang disebabkan oleh adanya gen yang terdapat pada kromosom X yaitu Hemofilia, Adontia, buta warna. Sedangkan untuk gen yang dipengaruhi kromosom Y dapat menimbulkan kelainan seperti hypertrichosis. Gen Yang Dipengaruhi Oleh Jenis Kelamin, biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki/jantan  maupun perempuan atau betina.



Tidak ada komentar:

PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI

BAB I PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI A.       KOMPETENSI Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat-alat di labor...