Jumat, 02 Maret 2018

MAKALAH SPESIES DAN SPESIASI

BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang
Evolusi merupakan bangunan ilmu terbesar, dan perkembangannya sangat luas. Meliputi pokok bahasan yang beragam dan terdapat bagian-bagian yang agak ditakutkan. Para ahli biologi evolusi sekarang meneliti evolusi dari berbagai disiplin ilmu, seperti genetika molekuler, morfologi dan embriologi. Mereka juga bekerja dengan peralatan yang beragam seperti dengan larutan kimia di dalam tabung reaksi, tingkah laku hewan di hutan rimba, fosil yang dikoleksi dari daerah-daerah purbakala dan batu-batu karang atau gunung-gunung batu.
Evolusi adalah perubahan secara bertahap dalam waktu yang lama akibat seleksi alam pada variasi gen dalam suatu individu spesies yang menghasilkan perkembangan spesies baru. Segala makhluk hidup yang sekarang ditemukan adalah hasil perkembangan berangsur-angsur pada masa silam. Di dunia ini banyak sekali ragam hewan dan tumbuh-tumbuhan yang diperkirakan ada dua juta spesies.
Sudah banyak spesies di muka bumi ini yang punah dan hilang entah kemana. Karna pengaruh lingkungan yang tidak sesuai dengan habitatnya spesies yang tidak bisa menyusuaikan dengan lingkungan nya akan punah dan di gantikan dengan spesies baru yang sesuai dengan lingkungan saat ini. Sangat di sayangkan sekali kalo spesies yang dulunya ada harus hilang karna pengaruh lingkungan yang tidak sesuai.
Setelah bermunculan pendapat dari para ahli biologi. Para ahli biologi menyatakan bahwa makhluk hidup senantiasa mengalami perubahan secara berangsur-angsur dalam waktu yang sangat lama. Perubahan-perubahan itu mengakibatkan munculnya sifat-sifat baru, sifat-sifat yang dimiliki oleh nenek moyangnya. Tetapi kemudian pada generasi selanjutnya, penyimpangan-penyimpangan itu semakin banyak sehingga timbullah spesies baru.
B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah yang di maksud dengan spesies dan spesiasi?
2.    Bagaimana proses spesiasi?
3.    Bagaimana petunjuk adanya evolusi?

C.   Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian
spesies dan spesiasi?
2.    Untuk mengetahui proses Spesiasi?
3.    Untuk mengetahui bagaimana adanya evolusi.


BAB II
PEMBAHASAN
Ayat Al-qur’an


 






Artinya:  Allah mencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: “Jadilah” Lalu jadilah ia. (Q.S. Al-baqarah Ayat 117)



  1. Pengertian Spesies dan Spesiasi
Spesies dalam bahasa latin berarti “jenis” atau “penampakan”. Spesies merupakan unit dasar untuk memahami biodiversitas. Spesies adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang fertil dan bervitalitas sama dengan induknya.
Munculnya keanekaragaman konsep spesies ini dilatarbelakangi oleh dua alasan mendasar. Alasan pertama adanya perbedaan pemahaman tentang spesiasi yang merupakan proses munculnya suatu spesies baru. Karena spesiasi bukan hanya menarik perhatian para ahli evolusi, tetapi juga telah memikat perhatian dari berbagai disiplin bidang biologi lainnya seperti morfologi, genetika, ekologi, fisiologi, paleontologi, biologi reproduksi, dan biologi tingkah laku. Alasan kedua adalah karena spesies merupakan hasil dari proses evolusi yang terus berjalan. Artinya bahwa konsep spesies yang dibuat berdasarkan proses spesiasi yang masih sebagian berjalan akan berbeda dengan konsep spesies yang dibuat ketika spesies itu benar-benar sudah sampai pada akhirnya
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas cenderung meningkatkan kecepatan spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis yang terdapat di daerah yang luas akan mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan menurunnya luas area akan meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang akan mengalami spesiasi. (Campbell: 2003) Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika (Campbell, 2003). Adapun proses spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun.
Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama hingga puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat terpisah dan masing-masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan yang menghasilkan keturunan fertil. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika.

  1. Proses Spesiasi
1. Isolasi Geografi
Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies.
2.   Isolasi habitat
Dua populasi simpatrik yang menghuni habitat yang berbeda , dalam kenyataan akan kawin dengan populasi yang sama, dibanding dengan populasi yang berbeda.
Sebagai contoh dapat dikemukakan di sini Bufo fowleri dan Bufo americanus. Keduanya dapat kawin dan menghasilkan keturunan yang fertil. Namun kecenderungannya,  Bufo fowleri akan kawin dengan Bufo fowleri dan Bufo americanus akan kawin dengan Bufo americanus. Pilihan ini ada hubungannya dengan plihan tempat tinggalnya. Bufo fowleri memilih tempat tinggal dan kawin di air yang tenang, sedangkan Bufo americanus memilih tempat yang bewujud kubangan-kubangan air hujan.
3.   Isolasi Tingkah laku (Behavioral)
Tingkah laku berperan sangat penting dalam hal courtship (percumbuan) dan perkawinan (mating). Tingkah laku juga berperan pada perkawinan acak antar spesies yang berbeda sehingga perkawinan mendapat hambatan oleh terjadinya inkompatibilitas beberapa perilaku sebagai dasar bagi suksesnya perkawinan tersebut. Contohnya pada hewan jantan spesies tertentu memiliki pola perilaku yang spesifik dalam menarik, mendekati dan mengawini pasangannya. Kegagalan perkawinan terjadi karena pasangan merasa asing dengan pola perilaku yang ditunjukkan oleh pasangannya sehingga terjadi penolakan. Selain sekuen perilaku yang spesifik seperti yang ditunjukkan oleh burung bower di mana hewan jantan harus mempersiapkan pelaminan yang penuh dengan aksesoris tertentu agar burung betina mau dikawini. Isolasi perilaku sangat tergantung pada produksi dan penerimaan stimulus oleh pasangan dari dua jenis kelamin yang berbeda. Jenis stimulus yang dominan untuk mensukseskan perkawinan, stimulus tersebut diantaranya adalah:
a) Stimulus visual : Bentuk, warna, dan karakter morfologi lain dapat mempengaruhi stimulus visual. Beberapa hewan seperti kelompok ikan, burung, dan insekta menunjukkan bahwa stimulus visual dominan mempengaruhi ketertarikan pasangan seksualnya. Contohnya pada bebek liar Amerika Serikat yang simpatrik mempunyai courtship display yang baik dan disertai dengan warna yang mencolok pada bebek jantan. Fungsinya adalah untuk memperkecil kesempatan bebek betina memilih pasangan yang salah (Waluyo, 2005).
b) Stimulus adaptif : Bunyi nyanyian atau suara lain yang spesifik berfungsi sebagai alat komunikasi antar jenis kelamin yang mengarah pada proses terjadinya perkawinan intra maupun interspesies. Suara-suara yang dikeluarkan oleh insekta, reptilia, burung, dan mamalia banyak yang spesifik untuk tiap spesies.
c) Stimulus kimia/feromon: Molekul ini spesifik pada individu betina yang dapat merangsang individu jantan dan atau sebaliknya sebagai molekul spesifik yang dihasilkan oleh individu betina untuk menolak individu jantan. Misalnya pada Drosophila melanogaster feromon mempunyai pengaruh pada tingkah laku perkawinan, di mana dengan adanya feromon yang dilepaskan oleh individu betina membuat individu jantan melakuakn aktivitas sebagai wujud responnya terhadap adanya feromon tersebut.
4.   Isolasi Mekanik (mechanical)
Isolasi reproduksi yang didasarkan apa yang disebut isolasi mekanis dapat tejadi bila jenis jantan mempunyai ukuran tubuh yang terlalu besar bagi jenis betinanya. Dapat pula terjadi karena alat kelamin jantan mempunyai ukuran dan atau ukuran bentuk yang tidak cocok dengan lubang alat keamin betina. Beikut adalah contoh gambar alat kelamin jantan binatang berkaki seibu dari genus Brachoria. Ada enam bentuk yang berlainan.
Gambar  1 : gambar alat kelamin jantan binatang berkaki seibu dari genus Brachoria

Keserasian bentuk dan ukuran antara alat kelamin jantan dan betina ini diumpamakan sebagai keserasian antara kunci dan gembok (lock-and-Key).

5.   Isolasi Gametis (gametic)
Isolasi gamet menghalangi terjadinya fertilisasi akibat susunan kimiawi dan molekul yang berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang mengalami kerusakan di daerah traktus genital organ betina karena adanya reaksi antigenik, menjadi immobilitas, dan mengalami kematian sebelum mencapai atau bertemu sel telur. Contohnya pada persilangan Drosophila virilis dan D. americana, sperma segera berhenti bergerak pada saat sampai pada alat kelamin betina, atau bila tidak rusak maka sperma akan mengalami kematian. gambaran lain juga yang terjadi pada ikan, di mana telur ikan yang dikeluarkan dari air tidak akan dibuahi oleh sperma dari spesies lain karena selaput sel telurnya mengandung protein tertentu yang hanya dapat mengikat molekul sel sperma dari spesies yang sama.
6.    Isolasi Setelah Perkawinan (Post-mating isolation/Postzigotic barrier)
Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk berkembang menjadi organisme dewasa yang bertahan hidup dan fertil. Mekanisme ini dapat terjadi melalui:
a Kematian zigot (zygotic mortality)
Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma spesies lain (zigot hibrid) seringkali tidak mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya, sehingga zigot tersebut mengalami abnormalitas dan tidak mencapai tahapan maturitas yang baik atau mengalami kematian pada stadia awal perkembangannya. Di antara banyak spesies katak yang termasuk dalam genus Rana, beberapa diantaranya hidup pada daerah dan habitat yang sama, dan kadang-kadang mereka bisa berhibridisasi. Akan tetapi keturunan yang dihasilkan umumnya tidak menyelesaikan perkembangannya dan akan mengalami kematian.
b) Perusakan hibrid (hybrid breakdown)
Pada beberapa kasus ketika spesies berbeda melakuakn kawin silang, keturunan hibrid generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertil, tetapi ketika hibrid tersebut kawin satu sama lain atau dengan spesies induknya, keturunan generasi berikutnya akan menjadi lemah dan mandul. Sebagai contoh, spesies kapas yang berbeda dapat menghasilkan keturunan hibrid yang fertil, tetapi kerusakan terjadi pada generasi berikutnya ketika keturunan hibrid itu mati pada saat berbentuk biji atau tumbuh menjadi tumbuhan yang cacat dan lemah.
c. ) Sterilitas hibrid
Hibridisasi pada beberapa spesies dapat menghasilkan keturunan yang sehat dan hidup normal akan tetapi hibrid tersebut mengalami sterilitas. Terjadinya sterilitas ini disebabkan oleh inkompatibilitas genetik yang nyata sehingga tidak dapat menurunkan keturunannya. Contoh hibrid yang steril antara lain: mule (hibrid antara keledai dan kuda), cama (hibrid antara onta dan ilama), tiglon (hibrid anatara macan dan singa), zebroid (hibrid antara zebra dan kuda).
  1. Petunjuk Adanya Evolusi

a.    Petunjuk Dari Anatomi Kompaative
Dikenal dengan adanya keadaan yang disebut homolog dan analog. Homologi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda, tetapi kedua organ tersebut memiliki bentuk dasar yang sama. Sedangkan yang dimaksud dengan analog adalah dua organ yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda, tetapi akibat peristiwa evolusi konvergen menjadikan organ tersebut mempunyai fungsi yang sama. Suatu peristiwa yang bertolak dari adaptasi anggota makhluk hidup dari beberapa bentuk yang berbeda namun berada dalam lingkungan yang sma untuk jangka waktu yang sangat lama. Adapun gambar homolog dan analog adalah:

Gambar 2  Homolog dan Analog
 
 










b.    Embriologi Komparativa Sebagai Petunjuk
Kalau di tinjau pekembangan embrio pada hewan multiselule maka akan dijumpai kenyataan bahwa perkembangan dari bentuk zigot mulai dari bentuk-bentuk pekembangan yang sama, seperti bentuk blastula, gastrula, namun selanjutnya bekembang berbeda satu dengan yang lain, sehingga bentuk dewasanya menjadi sangat berbeda. Bayangkan perbedaan ikan, salamander, kura-kura, ayam,kelinci, dan manusia. Sungguh sangat berbeda, namun semua dimulai dari blastula dan glastula. Mengenai pekembngan embrio ini Von Bear, menyatkan bahwa :
1.   Sifat-sifat umum muncul paling awal untuk kemudian diikuti sifat-sifat khusus
2.   Perkembangan dimulai dari yang umum sekali, kurang umum dan akhirnya  kesifat-sifat khusus
3.   Binatang yang satu memisah dengan progresif  dari bintang yang lain
4.   Dalam perkembangnnya bintang-bintang multiseluler bentuk embrionya sama, tetapi bentuk dewasanya berbeda.
Gambar berikut ini menunjukkan apa yang ditanya oleh Van Baer tersebut, meskipun gambar tidak dimulai dari bentuk blastula dan glastula.


Gamba  3 : 1. Ikan   2. Salamander  3. Kura-Kura  4. Ayam  5. Kelinci  6. Manusia
 
Hubungan perkembangan embrio dengan evolusi dinyatakan oleh ernst Haeckel, bahwa ontogeni adalah philogeni yang dipersingkat. Ia menyebutnya sebagai  teori rekapitulasi atau teori biogenetik. Sebagai contoh dikemukakan cor mamalia, yang bemula dari bentuk cor yang mempunyai bentuk serupa dengan yang dijumpai pada ikan, untuk selanjutnya perkembangan menyeupai  pekembangan yang di jumpai pada amphibi, Reptil dan akhirnya berbentuk sebagai bentuk yang merupakan ciri mamalia. Perkembangan yang bertahap dan dapat dianalogikan dengan pekembangan mulai dari Pisces, Reptilia, dan akhirnya Mamalia, dijumpai pada perkembangan ren dari embrio dan dewasa.
c.    Petunjuk dari Alat Tubuh yang Tersisa (Vestigial)
Pada morfologi beberapa hewan vertebrata dan manusia dapat ditemukan adanya struktur vestigial, yaitu suatu bentuk anatomi yang berkembang dan berfungsi sempurna dan akan tereduksi. Alat-alat tubuh yang tersisa ini dianggap sebagai suatu perjalanan dari evolusi makhluk hidup tersebut. Struktur vestigial antara lain:
1.    umbai cacing, tulang ekor, buah dada pada pria;
2.    sisa-sisa kaki pada ular;
3.    sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti burung pinguin, kasuari, dan burung onta

d.    Petunjuk Evolusi Dari Segi Palaentologi

Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa tulang, cangkang, gigi, jejak kaki, maupun bagian-bagian yang lain. Contoh-contoh fosil yang pernah ditemukan dapat Anda lihat pada Gambar di bawah ini.
                                                                               

Gambar 4 : a. Fosil Ikan    b. Fosil Bakteri
 
 







Fosil-fosil di atas dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah evolusi makhluk hidup. Jadi, fosil adalah bukti terjadinya evolusi makhluk hidup.
Beberapa tokoh yang mempelajari tentang fosil adalah sebagai berikut:
1.   Leonardo da Vinci (1452-1519)
Da Vinci adalah seorang pelukis terkenal berkebangsaan Italia. Ia berpendapat bahwa fosil merupakan bukti dari adanya makhluk hidup dan kehidupan di masa lampau.
2.    George Cuvier (1769-1832)
Cuvier adalah seorang ahli anatomi dari Perancis, yang mempunyai gagasan bahwa makhluk hidup diciptakan khusus pada setiap zaman dan pada setiap zaman tersebut diakhiri dengan makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup pada lapisan bumi sebelumnya.
3.   Charles Darwin
Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi yang tua akan mengadakan perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda sehingga pada lapisan bumi lebih muda ditemukan fosil yang berbeda dengan lapisan bumi yang lebih tua.
Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh evolusioner tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada masa lampau terdapat makhluk hidup yang berbeda dengan makhluk hidup sekarang. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan di permukaan bumi secara bertahap yang menyebabkan adanya perubahan pula pada makhluk hidup untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penemuan berbagai macam fosil biasanya berupa bagian-bagian tubuh tertentu saja dan jarang ditemukan dalam keadaan yang utuh. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
a)    Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah hancur dan jarang menjadi fosil.
b)    Terjadinya lipatan batuan bumi atau patahan bumi.
c)    Adanya pengaruh air, angin, dan bakteri.
Fosil yang ditemukan lebih lengkap dari fosil yang lain adalah fosil kuda. Fosil ini ditemukan oleh Marsh dan Osborn . Hasil penemuan tersebut kemudian dibuat urutan evolusi secara lengkap yang dapat Anda lihat pada Gambar berikut:

Gambar 5 : Evolusi kuda
 


Pinsip-prinsip perubahan kuda secara evolusi adalah sebagai berikut:
  1. Tubuh kuda bertambah besar, dari sebesar kucing sampai sebesa yang sekarang
  2. Kepala bagian depan sampai mata menjadi semakin panjang, dan besar
  3. Leher bertambah panjang dan semakin luas gerakannya
  4. Geraham depan (Pra-molar) dan geraham (molar) berbah dari bentuk makan daun dan rumput menjadi bentuk yang sesuai untuk makan rumput saja
  5. Ekstermintas bertambah panjang, yang memberi kemungkinan dapat digunakan untuk berlari lebih cepat, namun sementara itu kemampuan berputarnya menjadi terbatas. Tulang-tulang kaki depan bersetu dan mampu menahan berat lebih baik dibanding bila dalam keadaan terpisah. Lagi pula memungkinkan membentuk tulang engsel
  6. Jari-jari samping mereduksi hingga tinggal jari ketiga yang tumbuh dengan baik, yang memungkinkan kuda dapat berlari lebih cepat dibanding bila kelihatan jarinya ikut berperan dalam lari


































BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan makalah yang telah kami bahas dapat disimpulkan bahwa Spesies adalah suatu kelompok organisme yang hidup bersama di alam bebas, dapat mengadakan perkawinan secara bebas, dan dapat menghasilkan anak yang fertil dan bervitalitas sama dengan induknya. Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi. Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu.. Proses Spesiasi meliputi: Isolasi geografi, isolasi habitat, isolati tingkah laku, isolasi mekanis, isolasi gametis dan isolasi setelah perkawinan. Petunjuk adanya evolusi: Petunjuk dari anatomi kompaative, embriologi komparativa sebagai petunjuk, petunjuk dari alat tubuh yang tersisa (Vestigial), petunjuk evolusi dari segi palaentologi.














DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2012. Pembentukan SpeciesBaru. http://biologigonz.blogspot.com/ (diakses pada tanggal 27 oktober 2016).
Campbel. 2003. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Nurrohmanhadi. 2012. Defenisi Konsep Spesies dan Spesiasi
http://nurrohmanhadi.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 27 oktober 2016).
Nurrohmanhadi. 2012. Mekanisme Spesiasi http://nurrohmanhadi.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 27 oktober 2016).

Nurrohmanhadi. 2012. Model Spesia. http://nurrohmanhadi.wordpress.com/ (diakses pada tanggal 27 oktober 2016).

Tidak ada komentar:

PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI

BAB I PENGENALAN ALAT MIKROBIOLOGI DAN STERILISASI A.       KOMPETENSI Mahasiswa dapat mengenal berbagai macam alat-alat di labor...